Fimela.com, Jakarta Ketika berbicara tentang kesuksesan, baik di dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari, diskusi mengenai pentingnya attitude (sikap) dan aptitude (kemampuan) selalu menarik perhatian. Mana yang lebih menentukan? Apakah sikap positif dapat mengalahkan kemampuan teknis, atau justru sebaliknya? Artikel ini akan mengupas peran masing-masing dan bagaimana keduanya dapat saling melengkapi.
Di berbagai bidang, dari pendidikan hingga dunia profesional, topik ini sering menjadi bahan perdebatan. Ada yang berpendapat bahwa sikap adalah segalanya, karena seseorang dengan sikap yang baik mampu belajar, beradaptasi, dan menghadapi tantangan dengan lebih baik. Di sisi lain, ada pula yang percaya bahwa kemampuan teknis adalah elemen utama yang menentukan keberhasilan, terutama dalam pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus. Perdebatan ini tidak hanya relevan bagi para pekerja atau pelajar, tetapi juga bagi para perekrut, pendidik, dan pemimpin yang harus menentukan prioritas saat menilai seseorang.
Pentingnya topik ini semakin terasa di era modern, di mana persaingan semakin ketat dan perubahan terjadi dengan sangat cepat. Tidak hanya kemampuan teknis yang diuji, tetapi juga bagaimana seseorang bersikap di tengah tekanan, kolaborasi tim, dan dinamika yang tidak menentu. Oleh karena itu, memahami peran attitude dan aptitude serta mencari keseimbangan di antara keduanya menjadi semakin krusial untuk mencapai keberhasilan yang berkelanjutan.
Dalam artikel ini, kita akan mendalami pengertian attitude dan aptitude, membahas peran masing-masing dalam mendukung kesuksesan, dan menjawab pertanyaan utama: mana yang lebih penting? Mari kita mulai dengan memahami definisi dari kedua konsep ini.
Apa Itu Attitude?
Dilansir dari ifeelonline.com, attitude adalah konsep yang banyak dipelajari dalam psikologi sosial. Attitude memiliki tiga komponen: komponen kognitif (pikiran, opini, keyakinan), komponen emosional (kesenangan/rasa sakit, persetujuan/kesenangan), dan komponen perilaku (perilaku yang kita lakukan). Kadang-kadang, ketiga komponen ini sangat selaras satu sama lain, menghasilkan sikap yang intens, terlihat, dan bermuatan energi positif atau negatif. Namun, dalam kasus lain, salah satu komponen mungkin sedikit lebih lemah dibandingkan yang lain, sehingga attitude kehilangan sebagian kekuatannya. Sebagai contoh, seorang karyawan akan memiliki sikap yang sangat baik terhadap pekerjaannya jika mereka, misalnya, yakin akan nilai dari apa yang mereka lakukan, menikmati melakukannya, dan menerapkan opini serta perasaan tersebut pada tugas-tugas mereka.
Di sisi lain, kita dapat menganalisis sikap seorang karyawan berdasarkan karakteristik berikut:
- Disposition: Ini adalah kesiapan seseorang untuk melakukan sesuatu, nada, dan kualitas energi yang digunakan dalam bertindak.
- Karisma: Ini merujuk pada semua sifat yang membuat seseorang bersinar, menarik perhatian, memimpin, dan menonjol.
- Gaya Menghadapi Masalah (Coping Style): Ini berkaitan dengan cara seseorang mengelola tugas dan hubungan: pesimisme, optimisme, dorongan, ketenangan, penghindaran, kebuntuan, agresi, ketenangan, kerja sama, atau kepercayaan diri.
- Suasana Hati (Mood): Seseorang bisa menjadi pendiam, energik, ceria, putus asa, percaya diri, atau waspada.
Sementara itu Aptitude
Seperti yang disebutkan sebelumnya, kemampuan seseorang adalah sejauh mana mereka mampu melaksanakan tugas tertentu, yaitu mengambil tanggung jawab untuk mencapai hasil berdasarkan serangkaian instruksi awal. Ada keterampilan yang tidak akan pernah bisa diperoleh seorang pekerja, tidak peduli seberapa banyak pelatihan ulang (reskilling) atau peningkatan keterampilan (upskilling) yang mereka jalani. Namun, semua anggota tim selalu berada dalam proses menjadi pekerja yang lebih baik: lebih berbakat, lebih terampil dalam melaksanakan tugas mereka, dan lebih mampu memanfaatkan pengalaman yang mereka kumpulkan.
Jadi, secara ringkas, kita dapat mempertimbangkan bahwa keterampilan kandidat untuk suatu posisi atau karyawan yang sudah menduduki posisi tersebut, berkaitan dengan empat poin berikut:
- Bakat (Talent): Mencakup kebajikan spesifik , yang membedakan seseorang dari orang lain dan membuatnya menonjol di atas mereka.
- Keterampilan (Skills): Dalam dunia bisnis, kita membedakan antara keterampilan teknis (hard skills) dan keterampilan interpersonal (soft skills). Keduanya memungkinkan seseorang untuk melaksanakan tugas dengan kompeten dalam peran tertentu dan mempresentasikan citra tersebut kepada orang lain.
- Kemampuan (Capabilities): Ini pada dasarnya merujuk pada tugas-tugas yang dapat seseorang tangani dan yang lebih penting, berapa banyak tugas yang dapat dikelola dalam fungsi, pekerjaan, dan tanggung jawabnya pada titik tertentu dalam karier profesional.
- Persyaratan untuk Melamar atau Mempertahankan Posisi (Requirements for Applying or Retaining a Position): Ketika seseorang membaca tawaran pekerjaan atau mempertimbangkan restrukturisasi tim, ia dapat melihat karakteristik apa saja yang harus dimiliki oleh seseorang dalam posisi tersebut dan menilai sejauh mana dirinya memenuhi persyaratan tersebut.
Peran Attitude dalam Kesuksesan
Sikap positif sering disebut sebagai kunci utama dalam mencapai tujuan. Hal ini karena:
- Mendorong Motivasi: Sikap yang baik membantu seseorang tetap termotivasi meskipun menghadapi kesulitan.
- Membangun Hubungan: Dalam dunia kerja, kemampuan bekerja sama dan berkomunikasi sangat penting. Orang dengan attitude positif lebih mudah diterima dalam tim.
- Kemampuan Beradaptasi: Sikap fleksibel memudahkan seseorang untuk belajar hal baru dan menghadapi perubahan. Menurut sebuah studi oleh Carnegie Institute of Technology, sekitar 85% kesuksesan seseorang berasal dari kemampuan interpersonal dan sikap, sementara hanya 15% berasal dari keterampilan teknis.
Pentingnya Aptitude dalam Kesuksesan
Di sisi lain, aptitude adalah fondasi untuk menyelesaikan tugas dengan baik. Tanpa kemampuan yang memadai, seseorang mungkin sulit memenuhi standar atau mencapai target. Beberapa alasan mengapa aptitude penting antara lain:
- Efisiensi: Kemampuan teknis memungkinkan seseorang menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan akurat.
- Keahlian Khusus: Dalam banyak profesi, seperti dokter atau insinyur, keterampilan khusus adalah syarat mutlak.
- Kompetisi: Di dunia yang kompetitif, aptitude sering menjadi pembeda utama dalam proses seleksi kerja.
Attitude vs Aptitude, Mana yang Lebih Penting?
Pertanyaan ini sebenarnya tidak memiliki jawaban mutlak, karena keduanya saling melengkapi. Sikap tanpa kemampuan akan membuat seseorang sulit berkontribusi secara maksimal. Sebaliknya, kemampuan tanpa sikap yang baik bisa menciptakan konflik atau menurunkan produktivitas. Sebagai ilustrasi, seorang karyawan dengan kemampuan luar biasa, tetapi memiliki sikap negatif mungkin sulit bekerja dalam tim dan justru merusak suasana kerja. Di sisi lain, karyawan dengan sikap positif tetapi kemampuan yang kurang memadai mungkin tetap berkontribusi dengan semangat belajar dan dukungan terhadap tim.
Attitude dan aptitude adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan dalam perjalanan menuju kesuksesan. Sikap yang baik akan mempermudah penerapan kemampuan, sementara kemampuan yang mumpuni memperkuat dampak sikap positif. Dengan mengembangkan keduanya secara seimbang, kita dapat menghadapi berbagai tantangan dan mencapai tujuan dengan lebih efektif.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.