Bapmericano, Ketika Nasi dan Kopi Bertemu, Tren Kuliner Viral Korea yang Bikin Warganet Terpana

Fimela.com, Jakarta Tren kuliner unik kembali mengguncang dunia maya Korea Selatan. Kali ini bukan dessert imut atau minuman estetik, melainkan Bapmericano, perpaduan tak terduga antara nasi putih dan kopi hitam Americano yang viral di media sosial. Ya, kamu tidak salah baca. Nasi dicampur kopi dingin lengkap dengan es batu, dan diklaim sebagai cara hemat dan cepat untuk mengisi perut sekaligus mengusir kantuk.

Fenomena ini berawal dari video singkat yang beredar luas di platform X (Twitter) dan TikTok Korea. Dalam klip itu, seorang pengguna menuangkan kopi Americano ke dalam semangkuk nasi panas instan, mengaduknya, lalu menyantap dengan ekspresi puas.

Unggahannya diberi caption, “Aku makan ini saat tidak punya selera makan tapi butuh energi.” Sejak saat itu, tagar #Bapmericano pun trending dan memicu rasa ingin tahu warganet di seluruh dunia.

Istilah Bapmericano berasal dari gabungan dua kata, “bap” yang berarti nasi, dan “Americano”, jenis kopi hitam paling populer di Korea Selatan. Konsepnya sederhana, bahkan cenderung absurd: menuangkan kopi dingin, terkadang dengan es batu, ke atas nasi putih lalu dimakan begitu saja.

Dilansir dari The Chosun Ilbo, tren ini pertama kali muncul dari kebiasaan beberapa mahasiswa yang mencari cara cepat untuk menggabungkan sarapan dan kopi pagi dalam satu sajian. Dari situ, eksperimen ini kemudian menyebar luas lewat konten food hack dan challenge di TikTok serta YouTube Shorts.

Untuk memahami mengapa tren ini bisa muncul, kita perlu melihat posisi istimewa kopi Americano di budaya Korea. Di sana, Americano bukan sekadar minuman, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup, bahkan disebut sebagai minuman kedua setelah air putih.

Setiap hari, jutaan orang Korea memulai pagi mereka dengan segelas Americano dingin. Bahkan di musim dingin sekalipun, versi es tetap lebih disukai. Kopi hitam ini dianggap minuman aman dan netral yang bisa diminum kapan saja, bahkan bagi seseorang yang sedang diet. Tidak heran jika Americano sudah menjadi simbol keseharian di Korea, dan pada akhirnya menyusup ke segala aspek hidup, termasuk ke dalam mangkuk nasi.

Fenomena Bapmericano mencerminkan beberapa hal menarik tentang gaya hidup masyarakat muda Korea saat ini. Hidup di tengah rutinitas padat membuat banyak orang mencari cara instan untuk tetap berenergi. Mencampur nasi dengan kopi dianggap solusi efisien, dua kebutuhan, makan dan kafein, dalam satu waktu.

Tren ini menyebar cepat berkat algoritma video pendek. Banyak kreator membuat versi mereka sendiri, dari yang serius sampai yang kocak, demi views dan reaksi publik.

Di samping itu, bagi Gen Z, mencoba makanan aneh adalah hiburan tersendiri. Rasanya bukan soal enak atau tidak, melainkan pengalaman dan reaksi yang bisa dibagikan di media sosial. Dengan harga makanan dan kopi yang terus naik, beberapa orang mengaku mencampur keduanya karena alasan penghematan. Meski terdengar ekstrem, hal ini menjadi cerminan kecil dari kondisi hidup urban yang serba mahal.

Menurut mereka yang sudah mencoba, rasa Bapmericano sulit dijelaskan. Ada pahit dari kopi, gurih hangat dari nasi, dan aroma panggang khas biji kopi yang tidak biasa. Sebagian mengatakan rasanya tidak seburuk yang dibayangkan, sementara yang lain menilainya sebagai eksperimen gagal total. Namun satu hal pasti, rasa ingin tahu publik membuat tren ini terus bergulir.

Seperti halnya Dalgona Coffee di masa pandemi, Bapmericano adalah contoh bagaimana Korea menciptakan tren kuliner yang mendunia lewat kreativitas digital. Meski sebagian besar orang tidak berniat menjadikannya menu harian, kehadirannya menunjukkan sisi unik budaya Korea yang terbuka terhadap eksperimen, bahkan yang terdengar absurd.

Beberapa kafe kecil di Seoul kini mulai menjual Bapmericano Set, sekadar gimmick lucu yang membuat pelanggan penasaran mencoba menu viral dari internet.

Jadi, tertarik mencoba Bapmericano, atau cukup menontonnya lewat layar?