KRATON Auguste Soesastro Hadirkan Koleksi “Made in The World” di Dewi Fashion Knights 2025, Nicholas Saputra Jadi Pusat Perhatian

14 hours ago 6

Fimela.com, Jakarta Panggung Dewi Fashion Knights 2025 terasa begitu megah saat KRATON Auguste Soesastro mempersembahkan koleksi couture bertajuk “Made in The World”. Koleksi ini menghadirkan perayaan akan keberagaman dan perjalanan panjang tekstil dunia yang telah menjadi bagian dari identitas Indonesia. Auguste Soesastro, sang desainer, menggambarkan kembali semangat pelabuhan-pelabuhan kuno Sumatra—tempat di mana perdagangan dan pertemuan budaya menciptakan fondasi bagi keberagaman yang masih hidup hingga kini.

Terinspirasi dari pameran Port Cities di Asian Civilisations Museum tahun 2016, koleksi ini menggali kisah bagaimana interaksi antarbangsa di kawasan Asia Tenggara pada masa 1500–1900 membentuk tradisi tekstil yang kaya dan kompleks. Dari sana, Auguste Soesastoro menghidupkan kembali makna di balik setiap benang dan pola, menampilkan narasi visual tentang dunia yang saling terhubung melalui seni, kain, dan keindahan.

“Made in The World” terasa seperti dialog antara masa lalu dan masa kini. Auguste membawa penonton menelusuri sejarah lewat kain mulai dari jacquard India, brokat Jepang, hingga songket dan batik dari Sumatra yang diolah menjadi karya busana dengan karakter kuat namun tetap lembut. Setiap potongan menunjukkan bagaimana budaya bisa berpadu tanpa kehilangan identitasnya.

Perpaduan Tekstil Dunia dalam Gaya Khas KRATON

Koleksi ini memamerkan perpaduan tekstil mewah dari berbagai budaya. Songket Sumatra dengan benang emas yang rumit menjadi salah satu fokus utama. Kain ini adalah hasil dari perpaduan teknik dan estetika dari India, Sriwijaya, dan Tiongkok, melambangkan sejarah panjang kolaborasi antarbudaya. Batik Jambi dan Jawa juga hadir, menampilkan warna serta motif khas yang dibuat khusus untuk pasar Sumatra pada masa lalu.

Hasilnya adalah koleksi yang penuh lapisan makna yaitu perpaduan kemewahan tekstil dunia dengan sentuhan lokal Indonesia yang elegan. Busana-busana KRATON tampil dengan struktur arsitektural dan potongan presisi khas Auguste, menghadirkan siluet tegas namun tetap feminin.

Timur yang Berbicara Kembali pada Dunia

Di era 1920-an, orientalism menjadi tren besar di dunia Barat. Fesyen kala itu banyak mengadopsi elemen dari Timur, mulai dari siluet longgar hingga motif khas Asia. Namun kali ini, lewat “Made in The World”, Auguste membalikkan arah pandang tersebut. Timur kini berdiri tegak dengan suaranya sendiri—menunjukkan bahwa kemewahan sejati justru lahir dari akar budaya dan warisan leluhur.

“Bagi saya, ini bukan sekadar tentang kain atau bentuk,” ujar Auguste dalam sesi presentasinya. “Ini adalah tentang menghormati perjalanan sejarah dan menjadikannya bagian dari jati diri masa kini. Timur tidak lagi dilihat sebagai inspirasi eksotis, tapi sebagai sumber nilai dan kebanggaan.”

Koleksi ini menampilkan keberanian baru dari KRATON. Warna-warna berani dan pola yang saling bertabrakan menandai eksplorasi baru dari rumah mode yang dikenal dengan gaya minimalis dan elegan ini. Namun, di balik ekspresi visual yang kuat, KRATON tetap mempertahankan keanggunan khasnya—imperial collars, jahitan presisi, dan permainan struktur yang menjadi ciri khas desain Auguste Soesastro.

KRATON: Keanggunan yang Berakar dari Budaya

Sejak didirikan pada tahun 2008, KRATON telah dikenal sebagai rumah mode yang menggabungkan kemewahan modern dengan nilai-nilai tradisi Indonesia. Nama “Kraton”, yang berarti istana, merepresentasikan filosofi keanggunan dan kemuliaan dalam kehidupan sehari-hari.

Auguste Soesastro, yang menempuh pendidikan arsitektur dan seni digital di Australia sebelum belajar di École de la Chambre Syndicale de la Couture di Paris, membawa disiplin arsitektural ke dalam dunia mode. Pengalamannya bekerja di rumah mode haute couture di Paris dan bersama Ralph Rucci di New York membentuk pendekatan desainnya yang berkelas namun autentik.

Busana-busana KRATON dibuat dalam jumlah terbatas dengan standar fair trade, mengedepankan etika produksi dan kualitas tinggi. Melalui “Made in The World”, Auguste tidak hanya mempersembahkan koleksi busana, tetapi juga menghadirkan pesan tentang kebanggaan dan identitas—bahwa Indonesia adalah bagian penting dari peta kebudayaan dunia.

Penulis: Siti Nur Arisha

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|