Fimela.com, Jakarta Nama Hermes mungkin langsung terbayang dengan deretan tas mewah seperti Birkin atau Kelly yang harganya bisa setara dengan mobil mewah. Tapi di balik kemewahan itu, ada satu hal yang membuat Hermès benar-benar berbeda nih Sahabat FIMELA, yakni craftsmanship-nya yang tak bisa ditiru.
Salah satu teknik andalan mereka bahkan sudah ada sejak 1837, dan sampai sekarang masih digunakan secara konsisten, yaitu saddle stitch. Saddle stitch bukan sekadar teknik menjahit biasa. Seperti yang dijelaskan oleh fashion writer Derek Guy yang utas-nya viral di platform X.
“Hermès employs a technique called the saddle stitch. The maker first pierces the leather with an awl, then threads two needles through each hole from opposite sides, arms stretching wide like a bird’s wings. (Hermès menggunakan teknik yang disebut jahitan pelana. Pembuat pertama-tama menusuk kulit dengan penusuk, lalu memasukkan dua jarum melalui setiap lubang dari sisi yang berlawanan, lengan terentang lebar seperti sayap burung),” kata pemilik akun @DerekGuy itu.
Teknik ini dilakukan dengan dua jarum sekaligus, dijahit dari arah berlawanan. Hasilnya? Jahitan jadi lebih kuat, tahan lama, dan tetap aman bahkan kalau salah satu benangnya putus. Bukan cuma estetik, tapi juga fungsional. Nggak heran kalau Hermès mempertahankan metode ini selama lebih dari 180 tahun.
Warisan Berkuda yang Masih Melekat
Buat kamu yang belum tahu, Hermes dulunya adalah bengkel perlengkapan berkuda. Standar keselamatan untuk saddle sticth jadi dasar filosofi presisi mereka.
Keakuratan teknik saddle stitch bukan semata demi estetika, tapi juga lahir dari kebutuhan akan keamanan dan ketahanan dalam perlengkapan berkuda, karena kesalahan kecil bisa berakibat fatal bagi penunggang kuda. Inilah sebabnya logo Hermes hingga kini masih menggambarkan kereta kuda (horse-drawn carriage), sebagai penghormatan pada akar sejarah mereka.
École Hermes des savoir-faire: Sekolah Eksklusif Pengrajin Kulit
Untuk menjaga kualitas warisan ini, Hermès mendirikan sekolah École Hermes des savoir-faire. Para calon pengrajin dilatih selama 18 bulan untuk mempelajari teknik tradisional, termasuk saddle stitch. Menurut Vanity Fair, butuh hingga 8 tahun untuk menjadi master artisan.
Uniknya, workshop Hermes bahkan melatih postur dan gerakan tubuh pengrajin karena tekanan dan sudut tangan berpengaruh pada hasil akhir. Filosofi mereka sederhana:
“Luxury is that which can be repaired.”
Setiap tahunnya, Hermes menerima lebih dari 120.000 produk untuk diperbaiki, sebuah bukti komitmen terhadap keberlanjutan dan ketahanan produk.
Dalam wawancara dengan Vanity Fair, seorang pengrajin mengungkapkan betapa dalamnya keterlibatan emosi dan keterampilan dalam tiap tas Hermès yang dibuat, bukan sekadar barang, tapi karya seni yang hidup.
“There’s a little bit of our soul in each bag (Ada sedikit jiwa kita di setiap tas),” kata pengrajin kulit Saint-Vincent-de-Paul bernama Emilie, yang bergabung dengan Hermes pada tahun 2015.
Kenapa Produk Hermes Layak Dikoleksi?
Setiap tas Hermès dibuat oleh satu pengrajin dari awal sampai akhir. Rata-rata memakan waktu 15–24 jam, tergantung desainnya. Misalnya, tas Kelly terdiri dari 36 potong kulit dan pengerjaannya sangat kompleks sehingga dipilih sebagai “kelas pertama” bagi para pengrajin baru.
Mulai dari memilih kulit terbaik, memotong, menjahit dengan saddle stitch, hingga memoles detail terkecil, dilakukan dengan tangan, tanpa mesin produksi massal.
Dan yang paling keren, setiap tas punya cap pengrajin rahasia. Jadi kalau suatu hari perlu perbaikan, tas bisa dikembalikan ke tangan orang yang membuatnya.
Mungkin banyak brand lain yang mencoba “meniru” desain tas Hermès. Tapi seperti yang diibaratkan Derek Guy, “You can’t compare homemade spaghetti with one made by a Michelin-star chef just because both use flour,” tulisnya.
Bahan bisa sama, tapi tangan yang mengolahnya berbeda. Begitu pula Hermès. Craftsmanship-nya adalah seni, bukan sekadar produksi.
Hermès bukan hanya soal tas mewah, tapi juga tentang tradisi, keahlian, dan filosofi hidup yang menghargai proses. Dan inilah alasan kenapa koleksi Hermès bukan sekadar tren, tapi investasi jangka panjang yang punya cerita. Bagaimana menurut pendapatmu, Sahabat FIMELA?
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.