Fimela.com, Jakarta Onitsuka Tiger kembali menunjukkan sisi kreatifnya lewat pameran seni bertajuk FLARE, yang berlangsung di Onitsuka Tiger Flagship Store, Regent Street, London. Pameran ini menampilkan karya dari tiga seniman Jepang ternama, yaitu Kengo Kito, Daisuke Ohba, dan Kohei Nawa. Berlangsung dari 10 Oktober hingga 8 November 2024, FLARE membawa tema besar tentang energi kosmik, perpaduan antara seni, cahaya, dan kehidupan kontemporer.
Karya-karya yang ditampilkan dalam pameran ini terinspirasi dari fenomena suar matahari yang terjadi pada Mei 2024. Dengan pendekatan unik masing-masing seniman, pameran ini berhasil menciptakan suasana yang memikat dan membangkitkan rasa ingin tahu pengunjung. Melalui proyek Tiger Gallery™ ini, Onitsuka Tiger tidak hanya memperlihatkan komitmennya dalam dunia mode, tetapi juga dalam mendukung dunia seni.
FLARE bukan sekadar pameran seni biasa, tetapi sebuah pengalaman yang menyatukan seni dan kehidupan sehari-hari. Onitsuka Tiger dengan cermat menampilkan bagaimana produk mereka, seperti sepatu, bisa menjadi medium seni yang kuat dan bermakna, mempertegas identitas mereka sebagai merek yang selalu berinovasi.
Kengo Kito dan Seni Keterhubungan yang Tak Terbatas
Kengo Kito, salah satu seniman yang terlibat dalam pameran ini, dikenal karena karyanya yang memanfaatkan benda sehari-hari seperti botol sampo hingga hula hoop. Di pameran FLARE, ia menampilkan instalasi besar dari lingkaran-lingkaran hula hoop yang saling terhubung, menciptakan garis-garis tanpa batas. Karya ini mencerminkan keterhubungan yang tidak terputus antara manusia, alam, dan benda-benda di sekitar kita.
Yang menarik, dalam karya ini, Kito pertama kali menggunakan tabung hitam sebagai simbol energi dan kekuatan khas Onitsuka Tiger. Warna hitam mencerminkan kekuatan, kesederhanaan, dan fokus—nilai-nilai yang juga tercermin dalam produk Onitsuka Tiger. Kito berhasil membentuk karya yang memberikan pengalaman visual yang dinamis, membawa penonton merasakan kekuatan keterhubungan dalam wujud seni.
Bagi Kito, instalasinya ini bukan sekadar permainan visual, tetapi juga mengajak penonton untuk berpikir tentang bagaimana kita semua terhubung satu sama lain. Seni tidak hanya menjadi sarana ekspresi, tetapi juga sebuah medium yang menghubungkan manusia dengan alam dan kehidupan sehari-hari.
Cahaya dan Sepatu sebagai Simbol dalam Karya Daisuke Ohba dan Kohei Nawa
Daisuke Ohba, seniman lain dalam pameran FLARE, terkenal dengan kemampuannya memanipulasi cahaya dalam karya-karyanya. Di FLARE, lukisan-lukisannya memancarkan cahaya yang terus berubah tergantung dari sudut pandang dan pencahayaan. Karyanya menggambarkan bagaimana hubungan antara cahaya, penonton, dan ruang menciptakan dimensi baru. Karya Ohba seolah menghidupkan ruang dan waktu melalui permainan cahaya.
Sementara itu, Kohei Nawa membawa pendekatan yang berbeda. Melalui seri "PixCell", Nawa menggunakan sepatu Onitsuka Tiger sebagai objek seni. Ia menggabungkan teknologi dan seni untuk menciptakan karya yang menghubungkan manusia dengan lingkungan modern. Sepatu, yang biasanya hanya dianggap sebagai objek sehari-hari, di tangan Nawa menjadi simbol pergerakan manusia dan interaksi dengan dunia di sekitarnya.
Kedua seniman ini, dengan pendekatan unik masing-masing, berhasil menciptakan karya yang tidak hanya menginspirasi secara visual, tetapi juga mengundang penonton untuk merenungkan makna di balik setiap elemen yang mereka hadirkan. FLARE berhasil menggabungkan seni, teknologi, dan kehidupan kontemporer dalam satu kesatuan yang harmonis.
Penulis: Azura Puan Khalisa
#Unlocking the Limitless
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.