PINSIA, Kolaborasi Perdana RIAMIRANDA x Binary Style yang Menyatukan Warisan Indonesia–Singapura

Fimela.com, Jakarta RIAMIRANDA memasuki babak baru dalam perjalanan brand-nya dengan menghadirkan kolaborasi internasional pertamanya bersama studio desain asal Singapura, Binary Style. Koleksi bertajuk PINSIAini dirilis secara eksklusif di pop-up store DORS Singapore di Design Orchard, sebuah lokasi ikonik yang kerap menjadi jendela mode Asia di Orchard Road.

Di tengah geliat industri fashion yang semakin dinamis, langkah ini menjadi momentum penting bagi RIAMIRANDA untuk memperkenalkan identitas modest fashion Indonesia ke panggung global melalui sebuah pendekatan yang artistik, kontemporer, dan kaya cerita.

Meski peluncurannya berlangsung di Orchard, akar inspirasinya justru ditarik dari Kampong Gelam, area bersejarah yang sejak dulu menjadi pusat perdagangan antara Nusantara dan dunia. Kawasan ini dipilih sebagai simbol perjalanan RIAMIRANDA memasuki pasar internasional, sebuah penanda bahwa brand tersebut membawa semangat pertukaran budaya, sejarah, dan nilai-nilai yang diwariskan sejak generasi sebelumnya.

Kolaborasi ini bermula dari sebuah pertemuan sederhana namun bermakna. Ria Miranda bertemu Sari dan Santi, pendiri Binary Style, pada akhir Juni di Design Orchard. Pertemuan singkat itu ternyata membuka babak baru.

“Pertama kali ketemu di Design Orchard pada akhir Juni, aku melihat koleksi dari Binary Style. Dan saat bertemu Sari dan Santi, aku langsung merasa klik untuk berkolaborasi,” ujar Ria Miranda mengenang momen tersebut. 

Dari sisi Binary Style, koneksi kreatif itu terasa sama kuatnya. Sari menyebut bahwa kedua brand memiliki DNA yang tidak jauh berbeda, terlebih dalam hal penceritaan visual. “RiaMiranda dan Binary Style sebenarnya dibilang beda, nggak beda-beda banget. Karena DNA storytelling kami sama-sama kuat. Makanya kami merasa natural untuk menggali budaya dan sejarah Singapura serta Indonesia bersama,” jelasnya. 

Santi menambahkan bahwa kedekatan geografis dan budaya kedua negara membuat eksplorasi mereka berlangsung kaya dan penuh kemungkinan. “Ada banyak kesamaan antara Singapura dan Indonesia, dari lokasi yang berdekatan hingga percampuran budayanya. Jadi ada banyak sekali hal yang bisa kami gali untuk kolaborasi ini,” tambahnya.

Koleksi PINSIA menghadirkan rangkaian busana yang mencerminkan perjalanan lintas budaya Asia Tenggara. RiaMiranda membawa estetika lembut khasnya, sementara Binary Style menghadirkan kekuatan visual melalui motif print yang vibran dan penuh cerita. Pertemuan dua estetika tersebut menciptakan koleksi yang terasa segar namun tetap berakar pada karakter masing-masing brand. 

Salah satu elemen paling menonjol dari koleksi ini adalah motif anggrek, bunga nasional bagi Indonesia dan Singapura. Ria menjelaskan bahwa anggrek dipilih sebagai simbol persatuan kedua negara. “Ada orchid yang menjadi simbol bunga nasional antara Indonesia dan Singapura. Di Indonesia namanya anggrek bulan, di Singapura Vanda Miss Joaquim.

Pattern-nya dikerjakan oleh Binary Style, warnanya kami kolaborasikan bersama, lalu layout dikerjakan tim RiaMiranda. Ini menjadi koleksi yang berbeda dari koleksi kami sebelumnya, karena kami belum pernah membuat koleksi full pattern dengan warna vibrant seperti ini,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa ciri khas warna Binary Style yang bold dipadukan dengan palet lembut RIAMIRANDA justru menciptakan keseimbangan visual yang unik, pertemuan antara kehangatan tropis dan ketenangan feminin. 

Selain anggrek, koleksi ini juga menghadirkan inspirasi maritim, jejak perdagangan kuno, hingga motif-motif yang terinspirasi batik, tenun, dan sejarah arkeologi. Seluruh detail itu dituangkan ke dalam siluet-siluet yang modern, dari kemeja drapery yang kasual hingga outer elegan dengan permainan garis dan lipit. Setiap busana tidak hanya hadir sebagai karya mode, tetapi juga narasi visual yang dapat dikenakan.

Walau berada di dua negara berbeda, proses kreatif PINSIA justru berlangsung lebih intens dan efisien. Ria menceritakan bagaimana setiap diskusi, brainstorming, hingga approval dilakukan secara online. “Karena beda negara, prosesnya dikerjakan online. Tapi justru kami jadi lebih sering ketemu secara virtual. Semuanya lebih mudah karena kami ingin kolaborasi ini terasa happy,” kata dia.

Dari perspektif Binary Style, kolaborasi ini menghadirkan tantangan sekaligus pembaruan. Sari mengungkapkan bahwa kolaborasi ini memperluas cakrawala mereka sebagai desainer. “Kami senang banget, karena lewat kolaborasi ini kami punya koleksi dengan material dan model yang sebelumnya belum pernah kami buat. Kadang desainer bisa stuck. Dengan kolaborasi, kita saling tukar ide, saling belajar, dan tumbuh bersama,” tambahnya.

Bagi Ria Miranda, peluncuran PINSIA lebih dari sekadar kolaborasi atau ekspansi bisnis. Ini adalah puncak dari mimpi yang sudah ia rawat sejak awal perjalanan brand-nya.

“Ekspansi ke Singapura bukan hanya babak baru bagi kami, tapi mimpi yang sudah lama kami rawat. Harapannya, PINSIA bisa menjadi jembatan budaya, menginspirasi perempuan, dan merayakan keindahan warisan kita dengan cara yang modern,” ungkap Ria.

Dengan dukungan Singapore Tourism Board, koleksi RIAMIRANDA x Binary Style: PINSIA resmi hadir di pop-up store DORS, Design Orchard mulai 20 September hingga 20 Oktober 2025, dan tersedia dalam jumlah terbatas di riamiranda.com. Peluncuran ini menandai sebuah langkah penting: bahwa modest fashion Indonesia kini hadir dengan narasi visual yang semakin global, penuh karakter, dan sarat makna.