Review Buku Novel The Humans karya Matt Haig

1 week ago 5

Judul: The Humans (Manusia: Sebuah Studi oleh Warga Planet Vonnadoria)

Penulis: Matt Haig

Alih bahasa: Dharmawati

Editor: Dian Anggraeni

Ilustrator sampul: Martin Dima

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

***

"Gunakan karuniamu dengan bijaksana. Kau harus mencoba dan menjadi seperti mereka. Kau harus berusaha keras menjadi normal." (hlm. 47)

"Manusia adalah spesies arogan, didefinisikan oleh kekerasan dan keserakahan. Mereka telah mengambil planet rumah mereka, satu-satunya planet yang saat ini dapat mereka akses, dan menaruhnya di jalan menuju kehancuran." (hlm. 72)

"Manusia adalah salah satu dari segelintir makhluk cerdas di galaksi yang belum memecahkan masalah kematian." (hlm. 193)

***

The Humans karya Matt Haig menghadirkan kisah tentang kehidupan manusia dari sudut pandang yang sangat unik. Novel ini mengisahkan seorang alien yang dikirim ke Bumi dengan misi penting: mencegah umat manusia menemukan sebuah penemuan matematika revolusioner yang dianggap terlalu berbahaya bagi keberlangsungan alam semesta.

Untuk menjalankan misi tersebut, sang alien mengambil alih tubuh seorang profesor matematika terkenal bernama Andrew Martin, tanpa tahu apa-apa tentang kehidupan manusia. Bisa dibayangkan 'kan betapa absurdnya situasi ini? Apalagi ketika sang alien baru sampai ke bumi, ia mengalami suatu kejadian yang sudah memunculkan banyak pertanyaan di benaknya.

Konflik utama dalam novel ini muncul saat sang alien mulai menjalani hidup sebagai manusia. Awalnya, ia memandang manusia sebagai makhluk yang aneh, kontradiktif, dan tidak efisien.

Seiring waktu berjalan, ia mulai memahami berbagai kebiasaan manusia yang semula tampak tidak masuk akal—mulai dari emosi, cinta, keluarga, hingga rasa sakit dan kebahagiaan. Bagi sang alien, itu semua terasa begitu aneh dan tidak biasa. Pergulatan batin antara kesetiaan terhadap misinya atau mengikuti perasaan barunya menjadi konflik yang menarik sekaligus memicu rasa penasaran sepanjang novel.

Salah satu daya tarik utama dari The Humans adalah cara Matt Haig menyuguhkan kisahnya dengan sudut pandang yang segar. Ia menulis dengan nada yang ringan, penuh humor, tetapi tetap menyelipkan makna mendalam tentang kehidupan.

Setiap halaman dipenuhi observasi tajam mengenai kebiasaan manusia sehari-hari—hal-hal yang sering kita anggap remeh, namun ternyata begitu berarti jika dilihat dari perspektif "orang luar." Saat kita mengikuti sudut pandang si alien pun, kita akan bertanya-tanya, "Apakah kita sebagai manusia memang sedramatis, sekompleks, dan seunik itu?"

Hal unik lainnya dalam novel ini adalah bagaimana Matt Haig mengemas kritik sosial dengan cara yang halus. Kita diajak untuk merenungkan betapa absurdnya beberapa aspek kehidupan modern, sekaligus menghargai keindahan kecil yang sering terabaikan.

Relasi antara tokoh utama dengan orang-orang di sekitarnya, seperti istri dan anak sang profesor, menjadi contoh cerminan bagaimana hubungan manusia terbentuk dari rasa saling menerima, empati, dan pengampunan.

Paduan unsur fiksi ilmiah dengan filosofi kehidupan dalam novel ini menjadi daya tarik tersendiri. Matt Haig berhasil membuat tema-tema berat seperti eksistensi, makna hidup, dan hubungan antarmanusia menjadi mudah dipahami dan relatable bagi kita.

Gaya bahasanya sederhana, mengalir, dan dipenuhi kutipan reflektif yang membuat kita berpikir ulang tentang apa artinya menjadi manusia. Nuansa humor yang disisipkan juga membuat bacaan ini terasa ringan, meski sarat pesan.

Namun, bagi Sahabat Fimela yang menyukai cerita fiksi ilmiah dengan alur penuh aksi atau ketegangan, novel ini mungkin terasa agak lambat. Fokus utama Haig memang bukan pada plot cepat atau konflik besar yang dramatis, melainkan pada perkembangan karakter dan perenungan batin sang tokoh utama. Jika kita mencari bacaan dengan intensitas tinggi atau sensasi menegangkan, mungkin perlu menyesuaikan ekspektasi sebelum membaca The Humans ini.

Secara garis besar, The Humans merupakan novel yang hangat, jenaka, dan penuh makna yang benar-benar unik. Matt Haig bisa mengajak kita untuk melihat kembali hidup kita sendiri melalui mata seorang "pendatang baru."

Novel ini sangat cocok bagi kita yang ingin membaca sesuatu yang tidak hanya menghibur, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam tentang arti kemanusiaan, rasa syukur, dan keindahan dalam ketidaksempurnaan. Bagi penyukai fiksi ilmiah dengan sentuhan humanisme, novel ini juga patut dicoba. Serta, bagi penyuka karya dengan muatan filofis, novel ini juga bisa menjadi pilihan yang jangan sampai dilewatkan.

Satu lagi, bagi Sahabat Fimela yang sedang mencari bacaan reflektif, ringan sekaligus bermakna, The Humans patut diperhitungkan untuk masuk dalam daftar bacaanmu. Selain bisa membuat kita senyum-senyum sendiri bahkan tertawa geli, novel ini juga membantu kita lebih menghargai apa yang selama ini kita anggap biasa dari kehidupan sebagai manusia.

Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|