UNIQLO x Needles Bikin Warga Korea Antre Panjang ke Jalan, Apa yang Bikin Kolaborasi Ini Hype?

Fimela.com, Jakarta Fenomena open run kembali mewarnai Korea Selatan. Namun kali ini, bukan untuk konser idol K-Pop atau peluncuran gadget terbaru, melainkan demi sepotong pakaian. Kolaborasi terbaru UNIQLO x Needles sukses membuat penggemar mode rela antre panjang sejak pagi, bahkan sebelum toko resmi dibuka.

Koleksi yang dirilis awal November itu sontak menjadi topik panas di komunitas daring seperti Theqoo dan Naver. Dalam salah satu unggahan bertajuk “Kolaborasi UNIQLO yang lagi heboh akhir-akhir ini,” warganet membagikan potret antrean mengular di depan gerai UNIQLO kawasan Jamsil. Beberapa di antaranya bahkan mengaku tak sempat menyaksikan langsung karena stok sudah ludes hanya dalam hitungan jam.

Namun, di balik antusiasme besar itu, reaksi publik pun beragam. Ada yang mempertanyakan alasan di balik hype besar tersebut.

“Katanya di toko Jepang masih banyak, kenapa di Korea malah diborong?” tulis salah satu pengguna forum.

“Lucu sih, tapi mahal buat ukuran UNIQLO. Mending nunggu diskon,” komentar yang lain.

Meski begitu, cibiran itu justru membuat kolaborasi ini semakin viral. UNIQLO kembali jadi bahan pembicaraan, entah karena desainnya yang menarik, efek selebritas, atau sekadar kekuatan media sosial yang tak bisa dibendung.

Needles, label Jepang yang didirikan Keizo Shimizu melalui butik Nepenthes di Tokyo sejak 1995, dikenal dengan ciri khas bordir kupu-kupu (butterfly motif) dan siluet longgar yang memadukan elemen vintage Amerika dengan sentuhan Jepang. 

Gaya relaxed, potongan longgar, hingga detail track pants dengan garis kontras membuat setiap rancangannya tampak effortless namun tetap berkarakter. Bagi para penggemar street fashion, mengenakan Needles bukan sekadar soal gaya, tetapi juga simbol taste dan pengetahuan mode yang "in the know" atau “lebih dulu tahu.” Tak heran bila brand ini memiliki reputasi eksklusif di kalangan pecinta fashion, termasuk di Korea Selatan.

Popularitas Needles semakin melejit di Korea berkat para selebritas yang kerap mengenakannya. Salah satu yang paling berpengaruh tentu saja Jungkook BTS.

Saat ia mengenakan track jacket Needles dalam salah satu siaran langsungnya di Weverse, jaket tersebut langsung habis terjual di berbagai platform daring hanya dalam hitungan jam. Fenomena ini membuktikan betapa kuatnya celebrity power dalam membentuk tren fashion masa kini.

Maka, ketika UNIQLO, brand yang dikenal dengan LifeWear dan harga terjangkau, mengumumkan kolaborasinya dengan Needles, antusiasme publik langsung memuncak. Perpaduan antara desain streetwear premium dan aksesibilitas harga membuat kolaborasi ini terasa lebih “real” bagi masyarakat luas, terutama bagi mereka yang selama ini hanya bisa mengagumi gaya para idol dari kejauhan.

Jadi ketika UNIQLO, brand yang dikenal dengan LifeWear dan harga terjangkaunya, mengumumkan kolaborasi dengan Needles, antusiasme publik pun langsung memuncak. Kombinasi antara desain streetwear premium dan harga yang ramah di kantong membuat koleksi ini terasa “nyata” bagi banyak orang. Mereka yang selama ini hanya bisa mengagumi gaya para idol dari kejauhan, kini bisa memilikinya sendiri.

Koleksi UNIQLO x Needles menghadirkan tiga item utama yang terinspirasi gaya vintage 1970-an. Jaket Fleece Ritsleting dengan potongan relaxed dan warna monokrom khas Needles yang memberikan kesan retro namun modern. Cardigan Fleece Oversized yaece, menjadi sorotan utama, dengan garis tape tone-on-tone di sisi celana, detail kecil yang menjadi signature Needles.

Semua dirancang bukan hanya untuk gaya, tapi juga untuk kenyamanan maksimal. Koleksi ini dirilis serentak pada 31 Oktober 2025, dengan harga mulai Rp599.000–Rp699.000 dalam ukuran unisex S hingga L, baik di toko offline pilihan maupun secara online di aplikasi UNIQLO.

Melalui kolaborasi ini, UNIQLO dan Needles menyatukan dua filosofi berpakaian—yang satu berbicara tentang fungsi dan kesederhanaan, yang lain tentang ekspresi dan identitas.

Salah satu alasan terbesar di balik hype ini adalah harga. Jika koleksi utama Needles biasanya dijual di kisaran Rp5–9 juta per item, versi kolaborasi UNIQLO x Needles hadir dengan harga jauh lebih bersahabat. Hanya dengan beberapa ratus ribu rupiah, pencinta mode bisa merasakan estetika khas Needles, bordir kupu-kupu, warna ungu ikonik, dan potongan trackwear yang nyaman dipakai sehari-hari.

Perpaduan antara prestise dan keterjangkauan inilah yang menjadikannya magnet besar. ng tersedia dalam varian polos dan motif garis, menonjolkan pola khas Needles dengan adaptasi gaya UNIQLO yang bersih dan simpel. Sebuah kesempatan langka untuk tampil seperti Jungkook BTS tanpa harus menguras dompet.

Mengikuti strategi kolaborasi UNIQLO sebelumnya dengan JW Anderson atau Marni, koleksi UNIQLO x Needles juga dirilis dalam jumlah terbatas. Strategi limited release ini menciptakan efek kelangkaan (scarcity) yang secara alami membuat konsumen berlomba-lomba membeli secepat mungkin.

Di Korea, tanggal peluncuran bahkan sudah ditandai jauh-jauh hari. Begitu toko dibuka, antrean panjang langsung terbentuk di berbagai lokasi. Sementara itu, versi online pun ludes hanya dalam hitungan menit. Tak lama kemudian, media sosial dipenuhi unggahan unboxing, styling post, hingga review video yang membuat popularitasnya makin tak terbendung.

Kolaborasi UNIQLO x Needles bukan sekadar tentang busana. Ini adalah tentang budaya, tentang bagaimana sebuah brand global mampu memadukan filosofi LifeWear yang fungsional, nyaman, dan inklusif, dengan estetika streetwear Jepang yang ekspresif dan berkarakter.

Dan lebih jauh lagi, tentang bagaimana Korea Selatan kini menjadi pusat gravitasi tren mode Asia, di mana setiap peluncuran koleksi bisa memicu antrean panjang dan perbincangan daring tanpa henti.

Serta, tentu saja, tentang bagaimana satu jaket yang pernah dipakai Jungkook BTS bisa menjadi simbol aspirasi mode generasi muda, tempat di mana gaya, identitas, dan koneksi budaya bertemu dalam sepotong pakaian sederhana.