Fimela.com, Jakarta Di tengah sorotan dunia fashion dan kemewahan, generasi Z atau Gen Z justru menunjukkan arah berbeda. Mereka mulai mengesampingkan keinginan membeli tas branded demi mengalokasikan dana untuk pengalaman yang lebih bermakna, yakni traveling.
Fenomena ini bukan sekadar pilihan gaya hidup, melainkan pergeseran nilai konsumsi. Survei dari Bain & Company Luxury Report mencatat penurunan penjualan barang mewah seperti tas hingga 5%, di saat yang sama terjadi lonjakan pemesanan perjalanan oleh Gen Z hingga 40%.
Menurut data Thrillist tahun 2024, 72% Gen Z menganggap perjalanan sebagai bagian dari identitas mereka dan cara mengekspresikan diri. Sementara 88% meyakini bahwa pengalaman traveling berkontribusi pada perkembangan pribadi. Ini menandakan bahwa status sosial kini bukan lagi ditentukan oleh apa yang dipakai, melainkan oleh pengalaman yang dimiliki.
Sisi Positif Travelling Bagi Seorang Gen Z
Hal ini terbukti diakui oleh Erni Meilina, seorang Gen Z kelahiran 2000 yang bekerja sebagai karyawan swasta di Jakarta. Ia mengaku lebih memilih traveling ketimbang membeli barang mewah. Baginya, traveling adalah investasi untuk diri sendiri.
“Setiap perjalanan itu pasti ada cerita dan pelajaran yang nggak tergantikan. Kalau beli tas branded, mungkin senangnya sebentar. Tapi kalau traveling, efeknya bisa lama dan berkesan banget,” kata Erni kepada FIMELA.
Ia tumbuh di keluarga yang gemar bepergian, dan sejak kecil sudah terbiasa menjelajah berbagai tempat. Kecintaan itu terus tumbuh seiring bertambahnya usia, didorong oleh rasa penasaran dan keinginan untuk mengenal dunia luar. Dalam setahun saja, ia setidaknya dua kali menyempatkan diri untuk traveling, baik ke destinasi lokal maupun luar negeri.
“Setiap jalan-jalan, aku selalu merasa kayak ngisi energi lagi. Ketemu orang baru, liat budaya berbeda, itu bikin aku belajar hal-hal yang nggak aku temuin di rutinitas sehari-hari,” jelasnya.
Bagi Erni, traveling bukan hanya soal melepas penat, tapi juga tentang menjadi pribadi yang lebih terbuka, mandiri, dan tangguh. Ia belajar beradaptasi dalam situasi yang tak terduga, menjadi lebih sabar, dan mampu menyelesaikan masalah secara kreatif.
“Nggak semua perjalanan mulus, kadang harus nyasar dulu, atau gagal sesuai rencana. Tapi dari situ justru aku belajar. Jadi lebih fleksibel, lebih bijak, dan nggak gampang panik,” tambahnya.
Manfaat Travelling dari Sisi Psikologis
Pilihan Gen Z untuk berinvestasi pada pengalaman seperti traveling ternyata mendapat dukungan dari para ahli psikologi.
Menurut Dr. Ravi Gill, seorang psikolog kesehatan di Smart Mind Health, traveling membuat seseorang keluar dari zona nyaman, belajar beradaptasi, dan menumbuhkan pola pikir berkembang.
“Perjalanan mengharuskan kita untuk fleksibel, menghadapi tantangan, dan berinteraksi dengan budaya baru. Hal-hal ini sangat mendukung pertumbuhan pribadi dan meningkatkan ketahanan mental,” ujarnya, seperti yang dikutip dari thetravelpsychologist.
Senada dengan itu, Dr. Maja Jankowska, psikolog klinis dari Expansion Psychology, menyebut bahwa traveling memang bisa menantang secara emosional, tetapi hal ini justru mendorong seseorang menjadi lebih tangguh dan penuh empati.
“Saat merasa tidak nyaman atau cemas dalam perjalanan, itu adalah bagian dari proses berkembang. Menghadapi ketidakpastian membuat kita lebih sadar akan kekuatan diri sendiri,” jelasnya.
Gaya Hidup Baru: Konsumtif Tapi Berkonsep
Meski Gen Z masih tergolong generasi yang konsumtif, mereka tak lagi terpaku pada benda. Konsumsi kini bertransformasi menjadi konsumsi pengalaman. Alih-alih memamerkan kepemilikan, mereka lebih senang membagikan cerita, pelajaran, dan potret keindahan dari tempat yang mereka kunjungi.
Dalam era media sosial, traveling bukan hanya aktivitas pribadi, tetapi juga narasi visual yang dibagikan ke publik. Bukan sekadar pamer, melainkan bentuk ekspresi diri dan inspirasi gaya hidup yang lebih sadar, reflektif, dan berorientasi pada pertumbuhan diri.
“Setiap kali pulang dari traveling, aku ngerasa jadi versi diri yang lebih fresh dan positif. Itu alasan kenapa aku terus ingin jalan-jalan lagi,” tutup Erni.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.