Dipakai Queen Camilla di Royal Ascot, Ini Sejarah Tas Lady Dior yang Pernah Jadi Favorit Putri Diana dan Kini Dilelang Rp5,2 Miliar

2 months ago 23

Fimela.com, Jakarta Lady Dior bukan sekadar tas tangan mewah, tapi simbol warisan gaya seorang ikon yang tak tergantikan, Putri Diana. Baru-baru ini, satu buah tas Lady Dior milik pribadi Diana terjual dalam lelang dengan harga fantastis, USD 325.000 atau sekitar Rp5,2 miliar. Lelang tersebut bukan hanya soal mode, tapi juga nostalgia, sejarah, dan penghormatan pada sosok yang hingga kini tetap menginspirasi dunia.

Yang menarik, hanya beberapa hari sebelum lelang digelar, Queen Camilla tampil di Royal Ascot 2025 dengan membawa tas Lady Dior serupa. Momen itu seolah jadi pengingat bahwa warisan gaya Diana masih terasa nyata, bahkan di kalangan keluarga kerajaan yang sempat menjadi bagian dari konflik pribadinya.

Lelang Barang-Barang Ikonik Diana: Dari Sweater hingga Gaun "Caring Dress"

Lelang bertajuk “Princess Diana’s Style & A Royal Collection” diselenggarakan oleh Julien’s Auctions di Beverly Hills, California, pada 26 Juni 2025. Dikutip dari Yahoo! Entertainment, lelang ini menghadirkan lebih dari 200 barang pribadi Diana yang disebut sebagai “the most comprehensive offering of her wardrobe ever presented.”

Beberapa barang yang dilelang termasuk gaun biru ikonik Belville Sassoon bertabur mutiara yang dijuluki “Caring Dress” (terjual seharga USD 520.000), sweatshirt British Lung Foundation (USD 221.000), dan tentu saja Lady Dior handbag berwarna hitam yang kini menjadi pusat perhatian (USD 325.000). Julien’s Auctions menyatakan bahwa sebagian dari hasil penjualan disumbangkan untuk Muscular Dystrophy UK, sebuah badan amal di Inggris.

Martin Nolan, co-founder dan direktur eksekutif Julien’s Auctions mengatakan, “Each item is a window into a moment in history… a tribute to her elegance, grace, glamour, and enduring spirit,” katanya, dikutip dari Yahoo Entertainment.

Sejarah Lady Dior: Dari Hadiah di Paris hingga Jadi Tas Ikonik Dunia

Tas Lady Dior pertama kali diluncurkan oleh Christian Dior pada tahun 1994 dengan nama “Chouchou.” Namun semuanya berubah ketika Ibu Negara Prancis, Bernadette Chirac, menghadiahkan tas tersebut kepada Putri Diana saat kunjungannya ke Paris pada 1995. Diana langsung menyukai desainnya dan memesan beberapa dalam warna berbeda.

Dikutip dari InStyle, Diana pertama kali difoto membawa tas tersebut saat kunjungan resmi ke Argentina tahun 1995 dan kemudian dalam kunjungan ke Foundation for Conductive Education di Birmingham, Inggris. Karena Diana begitu sering terlihat mengenakannya, Dior resmi mengganti nama tas ini menjadi “Lady Dior” pada tahun 1996, sebagai penghormatan kepada sang Princess of Wales.

Desainnya yang elegan, dengan bentuk boxy, pegangan top handle, serta quilting cannage yang ikonik, menjadikan tas ini simbol kemewahan yang klasik dan anggun.

Queen Camilla dan Ironi Lady Dior di Royal Ascot

Yang menjadi sorotan publik adalah saat Queen Camilla, istri Raja Charles III yang sempat menjadi pusat kontroversi dalam kehidupan rumah tangga Diana, terlihat membawa Lady Dior dalam acara Royal Ascot pada 20 Juni 2025.

Dalam laporan InStyle, Camilla mengenakan gaun tunik biru bersulam, topi lebar floral, dan sepatu putih, lengkap dengan tas Lady Dior berwarna hitam. Tak hanya itu, ia juga mengenakan bros berlian warisan Ratu Elizabeth II yang bernilai lebih dari USD 100.000.

Penampilan ini dinilai ironi oleh publik karena Lady Dior begitu erat dengan sosok Diana. Meski begitu, momen ini juga menunjukkan bagaimana warisan gaya Diana masih hidup dan bahkan diadaptasi oleh generasi kerajaan berikutnya, meski dalam konteks yang tak terduga.

Kenapa Lady Dior Bisa Bernilai Rp5,2 Miliar?

Lady Dior milik Diana yang dilelang kali ini bukan sembarang koleksi. Tas ini benar-benar dikenakan sang Putri dalam momen publik penting, yang terdokumentasi luas. Seperti dilaporkan oleh Julien’s Auctions, tas ini muncul dalam dua penampilan resmi pada 1995, di Argentina dan Birmingham. Kedekatan Diana dengan tas ini, ditambah kondisi yang masih sangat baik dan keasliannya yang terverifikasi, membuat harganya melonjak tinggi.

Sebagai perbandingan, Lady Dior baru saat ini dijual mulai dari USD 6.000 di butik Dior. Namun, versi yang melekat pada citra publik sosok seperti Putri Diana jelas memiliki nilai sejarah, emosional, dan simbolik yang tak bisa dibandingkan.

Kenapa Kolektor dan Publik Mau Membayar Mahal?

Fenomena ini menunjukkan bahwa bagi banyak orang, barang milik tokoh publik seperti Diana lebih dari sekadar benda, mereka adalah relik modern. Kolektor membeli bukan hanya tas, tetapi cerita, koneksi emosional, dan bagian kecil dari sejarah. Diana bukan hanya seorang putri kerajaan, tetapi juga simbol empati, keberanian, dan gaya hidup yang membumi.

Menurut para pengamat lelang, tingginya harga yang dicapai menunjukkan bagaimana warisan Diana masih punya kekuatan menggerakkan publik, baik secara emosional maupun finansial. Memiliki barang yang pernah dipakai oleh Diana seperti memiliki bagian dari semangat dan pesona abadi sang Putri.

Bagaimana Dior Menghidupkan Warisan Lewat Desain Ikonik

Dior bukan hanya menjual produk, tapi juga narasi. Lady Dior adalah contoh bagaimana merek mewah menggunakan warisan untuk memperkuat posisi mereka dalam budaya populer. Lewat kampanye yang cermat, kolaborasi seniman, hingga peluncuran edisi-edisi khusus, Dior tetap menjaga keaslian Lady Dior sambil membawanya ke dunia modern.

Desainnya tidak banyak berubah sejak 1990-an, tapi tetap relevan dan diinginkan oleh generasi muda yang menghargai kualitas, sejarah, dan keanggunan tak lekang zaman. Dengan tetap mengaitkan tas ini pada kisah Putri Diana, Dior sukses menjaga daya tarik emosional sekaligus estetika Lady Dior.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Hilda Irach
Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|