Festival Film Cannes 2025 Perketat Dress Code, Larangan Gaun Vulgar dan Ekor Panjang Bikin Stylist Kewalahan

1 week ago 9

Fimela.com, Jakarta Sejak dulu, karpet merah Festival Film Cannes dikenal sebagai panggung glamor yang memamerkan mode paling dramatis dan eksperimental. Dari Bella Hadid dalam Saint Laurent tembus pandang tahun 2024 hingga Elle Fanning dalam gaun ekor panjang Alexander McQueen tahun 2023, Cannes telah menjadi ajang unjuk gigi mode kelas dunia.

Namun menjelang pembukaan Cannes 2025, penyelenggara mengumumkan perubahan besar: busana transparan dan gaun voluminous dengan ekor panjang kini dilarang memasuki Grand Théâtre Lumière.

Dalam laman resmi festival, disebutkan “Demi alasan kesopanan, ketelanjangan dilarang di karpet merah maupun area lain di festival. Pakaian besar, terutama yang memiliki ekor panjang dan mengganggu arus lalu lintas serta kenyamanan tempat duduk, tidak diizinkan. Tim penyambut festival wajib menolak akses ke karpet merah bagi siapa pun yang tidak mematuhi aturan ini.”

Keputusan ini menuai reaksi beragam dari kalangan penata gaya, desainer, dan pengamat mode yang selama ini menjadikan Cannes sebagai tempat eksperimen fashion dan ekspresi artistik.

Stylist Panik: Perubahan Mendadak Ganggu Persiapan

Bagi penata gaya seperti Rose Forde dan Maeve Reilly, perubahan ini datang terlalu mendadak. “Saya mendapat kabar dari media sosial, sebelum akhirnya klien saya menanyakannya langsung,” ujar Forde, yang menangani penampilan aktor Britt Lower dan sutradara Coralie Fargeat, seperti yang dikutip dari Vogue.

Reilly menambahkan, “Untungnya, penampilan klien saya tak terdampak. Tapi bayangkan mereka yang sudah tiba di Cannes dan baru tahu gaun mereka tak bisa dipakai. Ini bisa sangat merugikan.”

Sebagian besar penampilan karpet merah dipersiapkan berbulan-bulan sebelumnya. Gaun couture dibuat khusus dan bisa menelan biaya besar serta waktu produksi panjang. “Saya yakin ada yang panik sekarang,” tambah Forde.

Alasan Panitia: Demi Kelancaran & Kesopanan

Larangan gaun besar disebut bertujuan memperlancar arus masuk tamu karena setiap selebritas hanya punya slot waktu 10 menit di karpet merah. Menurut pengamat budaya Louis Pisano, influencer dengan gaun raksasa sering menyebabkan kemacetan.

“Mereka mengambil banyak ruang di karpet merah dan semuanya jadi macet,” kata Pisano. “Ada sekitar 2.000 sampai 3.000 orang yang harus masuk ke teater,” tambahnya.

Namun, larangan pakaian transparan dianggap lebih problematik. “Aturan ini terkesan membatasi ekspresi,” kata Pisano. Di media sosial, komentar tajam pun muncul. “Mereka hanya mengizinkan ketelanjangan jika industri mendapat untung dari itu,” cuit stylist Beyzanur Apaydin.

Di samping itu, kritikus fesyen Luke Meagher (HauteLeMode) menyoroti ketidakjelasan aturan: “Berapa panjang ekor yang dilarang? Seberapa transparan sampai dianggap ‘telanjang’? Siapa yang menentukan?” kata dia.

Tanpa panduan teknis, penilaian bisa menjadi subjektif dan berpotensi merugikan. Akibatnya, banyak brand memilih untuk bermain aman dan tidak mengambil risiko.

Dampak Finansial Bagi Merek & Desainer Muda

Cannes adalah ajang penting untuk membangun kesadaran merek. Tahun lalu, festival ini menghasilkan $86,3 juta nilai media (EMV) di Instagram. Bella Hadid, yang kini dilarang tampil dengan gaun transparan Saint Laurent, menyumbang $1,4 juta EMV.

Desainer muda tanpa sumber daya besar kemungkinan paling terdampak. Mereka tak punya kemewahan mengganti tampilan dalam waktu singkat. “Mereka bisa kehilangan momentum, uang, dan eksposur,” kata Meagher.

Dengan tren mode saat ini, mulai dari underwear as outerwear hingga bahan sheer dan potongan ekstrem, aturan Cannes terasa kontras. Namun Pisano menyebut bahwa peserta utama festival (terutama pemain dan sutradara) biasanya memang tampil lebih sederhana. “Aturan ini paling berpengaruh pada brand ambassador dan influencer," tutur dia.

Bella Hadid hingga Heidi Klum Langgar Aturan Cannes 2025

Meski aturan berpakaian diperketat, beberapa selebritas tetap tampil dengan gaya provokatif yang menimbulkan pertanyaan, apakah aturan ini benar-benar serius ditegakkan?

Contohnya, Bella Hadid kembali mencuri perhatian dengan mengenakan side boob gown berpotongan ekstrem dari desainer asal London, Dilara Findikoglu. Gaun hitam yang ia kenakan memperlihatkan bagian samping dada, bertentangan dengan larangan "busana vulgar" dan "eksposur tubuh berlebihan" yang diberlakukan panitia.

Foto-foto Bella viral di media sosial, dengan komentar terbagi antara pujian karena keberaniannya dan kritik terhadap festival yang dinilai “tebang pilih” dalam menerapkan aturan. Fashion critic Luke Meagher menyindir lewat media sosialnya, “Aturan Cannes berlaku untuk siapa saja… kecuali kamu seorang supermodel atau membawa nilai media jutaan dolar,” tulisnya.

Setelah Bella Hadid, muncul Heidi Klum yang tampil dalam balutan gaun megah berwarna pink dengan ekor menjuntai panjang.

Sebelum ini, Cannes juga pernah dikecam dengan aturan-aturan yang dinilai tak masuk akal. Seperti tahun 2015, Cannes melarang tamu wanita masuk karpet merah jika tidak mengenakan sepatu hak tinggi. Peristiwa ini memicu tuduhan seksisme dan menuai kecaman luas, termasuk dari aktris Emily Blunt. 

Kemudian di tahun 2018, pihak festival melarang selfie di karpet merah karena dianggap “konyol” dan menyebabkan kemacetan. Kritikus menyebut aturan ini terlalu mengontrol dan tidak relevan dengan era digital.

Sementara, larangan terbaru dianggap sebagai upaya Cannes mempertahankan wibawa artistiknya, namun menimbulkan pertanyaan soal batas kebebasan berekspresi dalam industri hiburan dan mode.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|