Ikigai Sebagai Pedoman saat Hidup sedang tidak Baik-Baik Saja

2 days ago 10

Fimela.com, Jakarta Banyak orang menganggap bekerja sesuai dengan passion itu menyenangkan. Sebut saja Ayla, umur 22 tahun. Memutuskan untuk resign dari kantor demi mengejar passion. Membanting setir dari sebagai seorang akuntan berganti menjadi penulis lepas di sebuah aplikasi kepenulisan.

Semua baik-baik saja di bulan pertama, kemudian berubah setelah memasuki bulan kedua. Ayla merasa bosan, burnout dan tidak lagi bisa berpikir kreatif. Hal yang ia anggap menyenangkan bekerja di bidang yang ia sukai ternyata tak sesuai dengan bayangannya.

Banyak orang menganggap hal yang kita sukai bisa dan seharusnya dapat menghasilkan uang atau minimal dapat diganti dengan sejumlah materi. Nyatanya, yang kita sukai dan kuasai adalah dua hal yang berbeda. Lalu, dalam karier mana yang seharusnya kita pilih? Sukai atau kuasai?

Prinsip Ikigai untuk Lebih Mengenal yang Sebenarnya Kita Butuhkan

Ikigai adalah konsep asal Jepang yang berarti "alasan untuk hidup" atau "alasan untuk bangun di pagi hari." Ikigai berada di titik temu antara empat elemen utama: apa yang kita cintai, apa yang kita kuasai, apa yang dibutuhkan dunia, dan apa yang bisa memberi penghasilan.

Konsep ini membantumu menemukan makna, semangat, dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari baik melalui pekerjaan, hobi, atau hubungan sosial. Menurut buku The Book of Ikigai karya Ken Mogi, ikigai bisa berasal dari hal-hal kecil yang membuat hidup terasa lebih berarti, dan merupakan perjalanan personal setiap individu dalam memahami tujuan hidupnya.

Memahami Ikigai

Dilansir dari positivepsychology.com, untuk memahami konsep ikigai lebih dalam kamu perlu mengetahui apa saja yang termasuk ikigai. Apa yang kmau sukai, kuasai, apa yang dibutuhkan orang lain, dan yang dibayar untukmu.

Sahabat Fimela, berikut penjelasannya:

Apa yang Kita Sukai

Hal yang kita sukai tidak selalu sama dengan yang kita kuasa. Kita sukai artinya membuat kita bahagia dan puas saat melakukannya. Penerapan konsep ini cukup pada apa yang disukai tanpa mempedulikan keahlian atau prospek kerja kedepan.

Apa yang Dikuasai

Hal ini mencakup yang kita kuasai, seperti keterampilan yang telah dipelajari atau pun bakat yang telah muncul sejak kecil. Misalnya komunikasi yang baik di depan umum, ahli dalam olahraga tertentu, melukis, dan sebagainya.

Apa yang Dunia Butuhkan

Dunia di sini yang dimaksud adalah manusia secara keseluruhan. Orang-orang yang membutuhkanmu, misal kamu dibutuhkan dalam bidang kesehatan, hingga lainnya.

Apa yang Orang Lain ‘Bayar untuk Kamu’

Hal yang seringkali diabaikan adalah, banyak orang menganggap kita dibayar untuk hal-hal yang kita sukai. Padahal itu adalah dua hal yang berbeda. Hal ini yang menyebabkan kita merasa terbebani dan burnout.

Kita suka dan kita memang dibayar untuk melakukan satu hal adalah dua yang berbeda. Tak dapat dipungkiri, seseorang mungkin menjadi lebih bersemangat jika adanya bayaran, terlebih dengan hal yang disukai. 

Membedakan Ikigai yang Dimiliki untuk Menemukan Makna Hidup

Hal sederhana yang bisa dilakukan untuk bebas burnout adalah dengan menerapkan ikigai. Membedakan masing-masing filosofi tersebut, sehingga kamu bisa memaknai hidup agar lebih bermakna.

Dengan memahami empat elemen utama ikigai (apa yang kita cintai, apa yang kita kuasai, apa yang dibutuhkan dunia, dan apa yang bisa dibayar), seseorang dapat menemukan pekerjaan atau kegiatan yang tidak hanya memberi penghasilan, tapi juga memberi kepuasan batin.

Banyak orang yang merasa terjebak dalam pekerjaan yang tidak mereka sukai, namun dengan memahami ikigai, mereka bisa mulai memetakan langkah-langkah kecil untuk beralih menuju profesi atau aktivitas yang lebih selaras dengan tujuan hidup mereka.

Selamat menyelami hidup dan merayakan hal-hal sederhana yang kita miliki.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|