Fimela.com, Jakarta Di tengah ritme hidup yang semakin cepat dan padat, stres menjadi hal yang sulit dihindari. Banyak dari kita merasa terjebak dalam tumpukan pekerjaan, tanggung jawab, dan bahkan barang-barang yang menumpuk di sekitar kita. Tanpa disadari, lingkungan yang berantakan bisa memperburuk kondisi mental dan menambah beban pikiran. Decluttering, atau proses merapikan dan menyingkirkan barang yang tidak lagi dibutuhkan, bisa menjadi solusi sederhana namun berdampak besar bagi kesehatan mental kita.
Aktivitas decluttering bukan hanya soal estetika ruangan. Ia juga merupakan bentuk perawatan diri yang lembut dan penuh kesadaran. Dengan mengatur ulang ruang fisik, kita secara tidak langsung mengatur ulang ruang mental. Dalam setiap tumpukan barang yang disingkirkan, kita sedang menciptakan ruang untuk bernapas, berpikir jernih, dan menghadirkan ketenangan dalam hidup yang sering kali terasa kacau.
Decluttering Mengurangi Beban Mental
Lingkungan yang berantakan sering kali menciptakan kesan kacau yang bisa memengaruhi suasana hati. Penelitian menunjukkan bahwa ruang yang tidak tertata dapat meningkatkan kadar kortisol, hormon stres, dalam tubuh. Hal ini membuat kita lebih mudah merasa cemas, lelah, dan sulit fokus. Ketika rumah atau kamar terasa penuh, pikiran kita pun ikut terasa sesak.
Sebaliknya, saat kita mulai merapikan ruang, otak menerima sinyal bahwa keadaan lebih terkendali. Rasa tenang mulai muncul seiring berkurangnya visual clutter. Ini membantu kita merasa lebih ringan dan mampu menghadapi tantangan dengan kepala yang lebih jernih. Dengan kata lain, membersihkan ruangan bisa menjadi langkah awal untuk membersihkan pikiran.
Aktivitas Fisik yang Punya Efek Terapeutik
Decluttering juga memberikan manfaat secara fisik. Aktivitas seperti menyapu, mengangkat barang, hingga mengelompokkan dan menyortir, secara tidak langsung membuat tubuh aktif bergerak. Ini menjadi bentuk olahraga ringan yang bisa merangsang pelepasan endorfin—hormon yang dikenal mampu meningkatkan mood dan mengurangi stres.
Selain itu, aktivitas ini membawa kita pada keadaan “mindful”, di mana kita fokus pada satu tugas dalam satu waktu. Dalam proses ini, perhatian kita teralihkan dari kekhawatiran atau pikiran negatif. Decluttering pun berubah menjadi bentuk meditasi aktif yang menyegarkan pikiran sekaligus tubuh.
Membangun Rasa Kontrol dan Kepuasan
Ketika kita merasa kewalahan oleh hidup, melakukan sesuatu yang konkret—seperti membersihkan meja atau merapikan lemari—memberikan rasa kontrol atas situasi. Tindakan kecil ini bisa memberikan kepuasan instan yang memberi semangat untuk melakukan hal-hal lainnya. Kita merasa lebih berdaya, lebih mampu, dan itu sangat penting untuk menjaga kesehatan mental.
Rasa pencapaian dari hasil decluttering juga tidak bisa diremehkan. Melihat ruangan yang bersih dan rapi bisa memberikan kebahagiaan sederhana yang memicu motivasi dan energi positif. Semakin sering kita melakukannya, semakin besar pula pengaruh positifnya terhadap rasa percaya diri dan ketenangan batin.
Menjadikan Decluttering Bagian dari Rutinitas
Decluttering tidak perlu menjadi aktivitas besar yang melelahkan. Justru ketika dilakukan secara bertahap dan konsisten, hasilnya lebih terasa dan tidak memberatkan. Luangkan beberapa menit setiap hari untuk merapikan satu bagian kecil dari ruangan. Lama-lama, perubahan besar akan terasa, bukan hanya di rumah, tapi juga di dalam diri.
Merawat diri bukan selalu tentang liburan mahal atau perawatan spa—kadang, itu sesederhana menyusun ulang buku di rak, atau membuang benda-benda yang tak lagi berguna. Dengan decluttering, kita bisa menciptakan ruang untuk hidup yang lebih damai, teratur, dan penuh kendali. Sebuah langkah kecil, untuk jiwa yang lebih tenang.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.