Fimela.com, Jakarta Hidup penuh dengan tantangan yang tak terhindarkan. Setiap individu pasti akan menghadapi berbagai macam masalah dan ujian. Namun, terdapat orang-orang tertentu yang tampaknya mampu menghadapinya dengan lebih baik dibandingkan yang lain.
Pertanyaannya adalah, apa yang menjadi kunci keberhasilan mereka? Bagaimana mereka dapat mempertahankan kebahagiaan meskipun situasi hidup semakin menantang?
Rahasia terletak pada pengembangan kebiasaan-kebiasaan tertentu yang dapat membantu kita menjaga ketenangan pikiran, bahkan di tengah kesulitan. Mengutip dari Hackspirit dan dilansir Fimela.com, berikut adalah beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk tetap bahagia menjalani kehidupan, meskipun tantangan terus berdatangan.
Orang yang melakukan kebiasaan baik setiap harinya dipercaya sering merasa bahagia, lebih produktif dan cenderung dapat hidup lebih lama.
1. Mereka memilih untuk mempertahankan kebiasaan positif ketimbang beralih ke kebiasaan yang merugikan.
Ketika kita menghadapi tantangan dalam hidup, saat itulah penting untuk merawat diri kita dengan baik. Terkadang, kita mungkin merasa tergoda untuk melarikan diri ke dalam berbagai gangguan yang pada akhirnya tidak memberikan manfaat bagi diri kita.
Contohnya, kita mungkin berkeinginan untuk berbaring di tempat tidur sepanjang hari atau mencari pelarian dari rasa sakit dengan menggunakan alkohol, makanan, atau zat lainnya. Namun, di saat-saat yang paling sulit, kita justru perlu mengandalkan kebiasaan-kebiasaan baik yang dapat mendukung kesehatan fisik dan mental kita.
Walaupun terlihat sepele, hal-hal sederhana seperti tidur yang cukup, mengonsumsi makanan bergizi, bermeditasi, atau sekadar berjalan-jalan dapat memberikan dampak yang signifikan. "Tetapi pada saat-saat terburuk adalah ketika kita perlu bersandar pada kebiasaan dasar yang baik yang dapat menopang tubuh dan pikiran." Aktivitas-aktivitas ini dapat memberikan stabilitas dan ketenangan bagi sistem saraf kita saat kita membutuhkannya dengan mendesak.
2. Mereka merebut kendali demi mengembalikan kekuatan mereka.
Merasa belas kasihan terhadap kehidupan adalah hal yang sangat mudah untuk dilakukan. Terkadang, kejadian acak seolah-olah berkolaborasi untuk menciptakan kebingungan dalam hidup Anda. Selain itu, tindakan orang lain bisa dengan cepat mengubah arah hidup Anda, bahkan tanpa perlu ada kata-kata yang diucapkan. Namun, individu yang bahagia cenderung merasa bahwa mereka mengendalikan hidup mereka sendiri.
Dengan demikian, mereka tidak terjebak dalam pola berpikir sebagai korban ketika menghadapi kesalahan. Langkah pertama dalam proses ini adalah menerima keadaan yang ada. Penerimaan bukan berarti menjalin persahabatan dengan masa-masa sulit, melainkan menolak untuk menambah penderitaan dengan menolak hal-hal yang tidak dapat diubah.
Alih-alih menghabiskan energi dan membuat diri Anda menderita dengan terus-menerus mengulang masa lalu dalam pikiran, lebih baik fokus pada saat ini dan kondisi Anda saat ini. Mengambil tindakan dapat membantu meredakan kecemasan dan stres yang Anda alami. Ketika kita merasa proaktif, hal ini memberikan efek menenangkan yang signifikan.
3. Mereka selalu mengingat untuk menemukan sisi positif dan menghargai tindakan kecil.
Memang, disarankan untuk mencoba melihat sisi positif dalam situasi sulit, meskipun hal ini bisa terasa sangat menjengkelkan. Namun, yang perlu kita ingat adalah bahwa pola pikir kita dapat memberikan dampak yang jauh lebih besar terhadap perasaan kita dibandingkan dengan situasi yang kita hadapi.
Anda bisa saja menjadi seorang jutawan yang merasa tidak bahagia, atau sebaliknya, seorang yang hidup dalam kemiskinan tetapi tetap merasa bahagia. Ini menunjukkan bahwa banyak aspek kehidupan kita sebenarnya dimulai dan diakhiri dalam pikiran kita sendiri.
Cara kita memandang dan menilai segala sesuatu pada akhirnya tergantung pada kerangka berpikir internal kita. Ketika kita menyadari hal ini, kita akan memahami bahwa kebahagiaan adalah suatu pilihan, terlepas dari apa pun yang terjadi di sekitar kita. Seperti yang dikatakan, "kebahagiaan kemudian menjadi sebuah pilihan."
4. Mereka menyadari bahwa semua ini pun akan berlalu.
Perubahan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Segala sesuatu di dunia ini bersifat sementara dan tidak ada yang dapat dianggap abadi. Terkadang, kita merasa frustrasi dengan keadaan yang ada.
Meskipun kita berusaha keras untuk menjaga sikap positif, hal itu sering kali terasa sulit untuk dilakukan. Namun, sebenarnya, kita tidak selalu harus berpegang pada harapan tersebut. Yang kita perlukan hanyalah melewati setiap fase yang ada. Seperti yang kita ketahui, "tidak ada yang abadi."
Hal ini bisa menjadi suatu pemahaman yang mengecewakan saat kita berusaha mempertahankan hal-hal yang kita cintai. Namun, di sisi lain, pemahaman ini dapat memberikan ketenangan saat kita menghadapi masa-masa sulit. Mengingat bahwa "ini juga akan berlalu" bisa menjadi cahaya harapan yang tampak samar di ujung terowongan yang gelap.
Ini adalah kenyataan yang tidak bisa disangkal bahwa tidak ada yang bertahan selamanya dalam hidup ini, dan itu juga berlaku untuk tantangan yang kita hadapi. Dengan menyadari hal ini, kita bisa belajar untuk menerima perubahan dan menemukan kekuatan dalam diri kita.
Ketika kita menghadapi kesulitan, penting untuk diingat bahwa setiap masalah memiliki batas waktu. Dengan demikian, kita dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan penuh harapan, meskipun dalam situasi yang sulit sekalipun.
5. Mereka menerima emosi negatif mereka
Menjaga sikap optimis saat menghadapi kesulitan bukan hanya sekadar berpikir positif. Hal ini tidaklah realistis. Ketika situasi buruk muncul, pasti akan menimbulkan rasa sakit. Mengabaikan emosi manusia yang normal hanya akan berujung pada kepositifan yang beracun. Suka atau tidak, kehidupan adalah kombinasi dari suka dan duka.
Kita semua pasti merasakan kesedihan, rasa sakit, kemarahan, serta berbagai perasaan tidak nyaman lainnya. Menghindari realitas ini hanya akan mengarah pada penyangkalan. Lebih baik untuk mengakui perasaan tersebut daripada memendamnya. Ini bisa melibatkan proses pengolahan perasaan melalui:
- Berbicara dengan teman atau orang terdekat mengenai hal tersebut
- Menulis jurnal untuk mencurahkan pikiran dan perasaan
- Menangis untuk melepaskan endorfin yang dapat meningkatkan suasana hati
- Melepaskan ketegangan dengan cara memukul bantal, berolahraga, atau bahkan berteriak
Namun, mengakui perasaan kita bukan berarti kita harus terjebak dalamnya. Mereka yang berhasil mempertahankan sikap positif membiarkan diri mereka merasakan dan mengekspresikan emosi, tanpa terlarut di dalamnya.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.