Stop Brain Rot! Ini 5 Cara Simpel agar Otak Tetap Tajam dan Sehat

3 days ago 10

Fimela.com, Jakarta Pernah merasa otak seperti 'lemot', sulit fokus, atau cepat lelah saat harus berpikir? Bisa jadi kamu mengalami gejala brain rot. Istilah ini makin sering muncul di media sosial untuk menggambarkan kondisi menurunnya fungsi kognitif akibat konsumsi digital berlebihan, terutama konten-konten cepat seperti video pendek atau doomscrolling. Walaupun istilah ini belum sepenuhnya diakui secara medis, tapi dampaknya nyata, terutama pada generasi yang hidup di tengah banjir informasi.

Menurut Susan Lotkowski, DO, neurologis di Inspira Medical Group Neurology Mullica Hill yang dilansir dalam situs Inspira Health menyebutkan bahwa platform online yang membuat seseorang jadi aktif dan engage secara perlahan bisa mengganggu kesehatan kognitif, termasuk membuatmu jadi nggak produktif. Aktivitas sehari-hari pun jadi lebih sulit karena otak kita seperti malas untuk berpikir secara mendalam.

Untungnya, kondisi ini bukan sesuatu yang tak bisa dicegah. Dengan beberapa kebiasaan sehat, kamu bisa menjaga ketajaman mental dan mengembalikan fokus yang sempat kabur. Berikut 5 kebiasaan sederhana namun efektif untuk mencegah brain rot.

Batasi Screen Time Media Sosial

Salah satu pemicu utama brain rot adalah konsumsi media sosial berlebihan. Terlalu lama scrolling TikTok, Instagram, atau YouTube Shorts dapat membuat otak terbiasa dengan rangsangan instan dan mengurangi kemampuan untuk fokus pada informasi yang kompleks. Bahkan, riset menunjukkan bahwa terlalu banyak konten cepat bisa merusak memori jangka pendek dan menurunkan kemampuan berpikir kritis.

Untuk mencegahnya, coba tetapkan batas waktu harian untuk media sosial. Kamu bisa mulai dengan mengaktifkan fitur screen time di ponsel atau menggunakan aplikasi pengatur waktu digital. Selain itu, ciptakan momen tanpa gawai, seperti satu jam sebelum tidur atau saat makan. Membatasi screen time bukan berarti anti teknologi, melainkan belajar mengontrol informasi yang masuk agar otak punya waktu untuk memproses dan beristirahat.

Kurangi Kebiasaan Multitasking

Multitasking sering dianggap efisien, padahal justru bisa melelahkan otak dan mengganggu performa kognitif. Saat kamu mencoba melakukan beberapa hal sekaligus, misalnya menjawab chat sambil menyelesaikan laporan dan mendengarkan musik, otak dipaksa untuk berpindah fokus secara terus-menerus. Akibatnya, konsentrasi menurun dan kualitas pekerjaan jadi tidak optimal.

Untuk mencegah brain rot, mulai biasakan bekerja dengan sistem single-tasking. Fokuslah pada satu tugas dalam satu waktu, lalu berikan jeda sebelum beralih ke tugas lain. Gunakan metode seperti Pomodoro (kerja 25 menit, istirahat 5 menit) untuk membantumu menjaga ritme kerja dan tetap produktif tanpa membebani otak. Hasilnya? Pikiran lebih jernih dan energi mental lebih terjaga.

Latihan Mindfulness

Mindfulness atau kesadaran penuh adalah latihan mental untuk membawa perhatian ke saat ini, tanpa penilaian. Latihan ini terbukti mampu menurunkan stres, meningkatkan fokus, dan memperkuat koneksi saraf di otak. Dalam konteks brain rot, mindfulness membantu otak agar tidak 'terkunci' dalam pola pikir reaktif akibat paparan informasi berlebihan.

Mulailah dengan meditasi singkat 5–10 menit setiap pagi, atau cukup dengan memperhatikan napas saat sedang berjalan kaki. Latihan mindfulness bisa dilakukan kapan saja, saat mencuci piring, minum kopi, atau sebelum tidur. Semakin sering dilakukan, semakin kuat daya tahan otak terhadap distraksi, dan kamu pun jadi lebih jernih dalam berpikir serta mengambil keputusan.

Membaca Buku

Membaca adalah cara klasik namun sangat ampuh untuk menjaga otak tetap aktif dan sehat. Saat membaca buku, otak dipaksa untuk membentuk imajinasi, memproses informasi dalam konteks yang luas, serta melatih empati. Tidak seperti konten singkat di media sosial, membaca mendorong otak untuk berpikir lebih dalam dan mempertahankan fokus dalam durasi lebih lama.

Tidak perlu langsung membaca novel 500 halaman. Kamu bisa mulai dari buku-buku ringan, artikel panjang, atau cerpen. Kuncinya adalah konsistensi. Sediakan waktu khusus untuk membaca, misalnya 20 menit sebelum tidur atau saat pagi hari. Pilih genre yang kamu sukai agar proses membaca terasa menyenangkan, bukan seperti kewajiban. Semakin sering membaca, semakin tajam pula kemampuan berpikirmu.

Lakukan Digital Detox dan Perbanyak Interaksi Face to Face

Di era digital ini, kita cenderung lebih banyak berinteraksi lewat layar ketimbang bertatap muka. Padahal, interaksi sosial langsung sangat penting untuk menjaga fungsi otak. Percakapan nyata mendorong otak untuk berpikir cepat, mengenali ekspresi, dan membangun koneksi emosional yang tidak bisa digantikan oleh emoji atau voice note.

Cobalah lakukan digital detox setidaknya satu hari dalam seminggu, atau beberapa jam dalam sehari. Gunakan waktu itu untuk berkumpul dengan keluarga, nongkrong bersama teman, atau sekadar mengobrol dengan tetangga. Interaksi langsung tidak hanya menyehatkan otak, tetapi juga meningkatkan hormon kebahagiaan seperti oksitosin dan serotonin. Jadi, selain lebih fokus, kamu pun jadi lebih bahagia.

Dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan ini, kamu dapat melindungi otak dari risiko brain rot dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Ingatlah, menjaga kesehatan otak adalah investasi terbaik untuk masa depan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Wuri Anggarini
Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|