6 Tips Menanam Lavender di Teras Outdoor supaya Tetap Segar dan Bikin Rumah Semerbak

5 days ago 9

Fimela.com, Jakarta Menanam lavender di teras luar rumah tidak hanya menambah keindahan visual, tetapi juga menghadirkan aroma harum yang menenangkan. Tanaman ini terkenal dengan bunga-bunganya yang menawan dan aroma yang menyejukkan, menjadikannya pilihan sempurna untuk menciptakan suasana santai di rumah. Namun, agar lavender dapat tumbuh dengan subur, tidak mudah layu, dan bunganya tetap harum, dibutuhkan perhatian khusus dalam perawatannya.

Banyak pemula sering kali menghadapi tantangan dalam merawat lavender, mulai dari masalah drainase hingga kebutuhan sinar matahari yang spesifik. Padahal, dengan pemahaman yang tepat mengenai sifat tanaman ini, Anda bisa memiliki lavender yang sehat dan produktif. Kunci keberhasilan terletak pada pemilihan media tanam yang tepat, intensitas penyiraman yang sesuai, dan paparan cahaya matahari yang optimal.

Jadi, bagaimana cara menanam lavender di teras luar rumah agar tetap segar dan membuat halaman wangi sepanjang waktu? Mengacu pada berbagai sumber, berikut adalah ulasan informasinya untuk Anda.

Sereh dan lavender jadi tanaman yang paling ampuh untuk mengusir nyamuk.

1. Pemilihan Pot yang Tepat dan Drainase Optimal

Memilih pot yang tepat adalah langkah awal yang sangat penting ketika Anda ingin menanam lavender di teras luar ruangan. Lavender tidak menyukai tanah yang terlalu basah, sehingga drainase yang baik menjadi kunci keberhasilan. Untuk lavender yang ditanam di dalam pot, sebaiknya gunakan pot berukuran besar, dengan diameter minimal 25 cm untuk tanaman setinggi 50 cm, atau 30-40 cm untuk varietas yang lebih besar. Ini karena lavender dapat tumbuh menyerupai semak kecil.

Sebaiknya pilih pot dari bahan terakota, tanah liat, atau kayu. Bahan-bahan ini memiliki sifat berpori yang membantu menyerap kelebihan air dari tanah dan meningkatkan sirkulasi udara, sehingga menjaga tanah tetap kering. Pastikan pot memiliki banyak lubang drainase di bagian bawah. Hindari pot dengan cawan atau alas yang sudah terpasang karena dapat mengurangi efisiensi drainase dan menyebabkan air tergenang, yang dapat membusukkan akar lavender.

Untuk memaksimalkan drainase, Anda bisa melapisi bagian bawah pot dengan styrofoam setebal sekitar 5 cm atau kerikil. Lapisan ini akan membantu mencegah tanah menjadi terlalu lembap dan memastikan air dapat mengalir dengan baik. Dengan pot yang tepat, Anda telah menciptakan lingkungan yang ideal bagi akar lavender untuk berkembang tanpa risiko pembusukan.

2. Media Tanam Ideal

Untuk menanam lavender dengan sukses, memilih media tanam yang tepat adalah langkah krusial. Tanaman lavender tidak menyukai kondisi tanah yang terlalu lembap atau kaya nutrisi. Oleh karena itu, media tanam yang ideal harus memiliki kemampuan drainase yang sangat baik, seperti tanah berpasir atau berkerikil. Hindarilah penggunaan tanah liat yang berat, karena dapat menahan air berlebih dan berpotensi menyebabkan akar membusuk.

Lavender tumbuh dengan optimal pada tanah yang sedikit basa atau alkali, dengan pH ideal berkisar antara 6.7 hingga 7.3. Anda dapat membuat campuran media tanam sendiri dengan rasio 1:1:1 antara tanah, pupuk kompos atau sekam padi, dan pasir. Campuran ini tidak hanya memastikan drainase yang baik tetapi juga menyediakan sedikit nutrisi yang diperlukan tanaman.

Apabila tanah di kebun Anda cenderung asam, menambahkan sedikit kapur dolomit bisa membantu meningkatkan kadar alkali tanah hingga mencapai pH yang diinginkan. Ingatlah bahwa lavender lebih menyukai tanah yang relatif rendah nutrisi, jadi hindarilah media tanam yang terlalu subur. Dengan media tanam yang tepat, pertumbuhan akar akan lebih sehat dan masalah kelembapan berlebih dapat dihindari.

3. Pencahayaan Matahari yang Cukup

Sinar matahari merupakan elemen kunci yang sangat penting untuk memastikan lavender tumbuh dan berbunga dengan sempurna. Tanaman ini memerlukan paparan sinar matahari penuh selama minimal 6 hingga 8 jam setiap harinya. Kurangnya sinar matahari dapat menghambat pertumbuhan, mengurangi keharuman, dan membatasi jumlah bunga yang dihasilkan.

Letakkan pot lavender di area teras yang mendapatkan sinar matahari paling banyak sepanjang hari. Jika Anda menyadari bahwa pertumbuhan tanaman melambat atau tidak lagi berbunga, cobalah untuk memindahkan posisi pot secara berkala. Memutar pot setiap hari juga dapat membantu memastikan seluruh bagian tanaman mendapatkan cahaya secara merata, mendukung pertumbuhan yang seimbang.

Selain intensitas cahaya, suhu juga memainkan peran penting. Suhu ideal untuk pertumbuhan lavender yang sehat berkisar antara 18 hingga 30 derajat Celsius. Memastikan tanaman mendapatkan kombinasi yang tepat antara sinar matahari dan suhu akan mengoptimalkan potensi lavender Anda untuk tumbuh subur dan mengeluarkan aroma khas yang menawan.

4. Penyiraman yang Tepat

Penyiraman yang tepat adalah kunci untuk memastikan lavender Anda tetap segar dan hidup. Tanaman yang terkenal tahan kekeringan ini lebih sering mengalami masalah akibat kelebihan air daripada kekurangan. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan teknik penyiraman yang mendalam namun jarang dilakukan.

Pastikan lapisan atas tanah benar-benar kering sebelum Anda menyiram kembali. Untuk memeriksa kelembapan, cukup masukkan jari Anda sekitar 2-3 inci ke dalam tanah. Jika terasa kering, itu adalah tanda bahwa tanaman siap disiram. Tanaman lavender yang masih muda mungkin memerlukan penyiraman lebih sering, terutama di cuaca yang panas dan kering, tetapi tetap pastikan tanah mengering di antara jadwal penyiraman.

Sebisa mungkin, hindari menyiram langsung pada daun atau bagian atas tanaman untuk mencegah pertumbuhan jamur. Fokuskan penyiraman pada tanah di sekitar pangkal tanaman. Pastikan juga bahwa pot memiliki drainase yang baik sehingga tidak ada air yang tergenang di bagian bawah, karena hal ini bisa menyebabkan akar membusuk. Dengan penyiraman yang cermat, lavender Anda akan tetap sehat dan harum.

5. Pemupukan dan Nutrisi

Lavender sebenarnya tidak memerlukan banyak pupuk karena mereka dapat tumbuh subur di tanah yang kurang subur. Memberikan terlalu banyak pupuk, terutama yang kaya nitrogen, justru bisa membuat daun tumbuh lebat sementara bunganya kurang berkembang, sehingga tujuan utama tidak tercapai.

Namun, jika memang diperlukan, Anda bisa memberikan pupuk organik atau pupuk lepas terkendali yang larut dalam air. Pemberian pupuk dapat dilakukan setiap dua minggu sekali, khususnya setelah tanaman berusia satu bulan sejak ditanam. Pupuk organik sangat dianjurkan karena dapat menjaga tanaman tetap segar, tidak mudah layu, dan mendukung kesehatan tanah secara keseluruhan.

Sebagai alternatif atau pelengkap, mengganti pot tanaman setiap dua tahun sekali dengan media tanam baru juga bisa menjadi solusi untuk memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh lavender. Dengan cara ini, tanaman akan mendapatkan nutrisi esensial tanpa risiko kelebihan pupuk, yang dapat membahayakan pertumbuhan dan pembungaan lavender Anda.

6. Pemangkasan Rutin

Pemangkasan adalah langkah penting dalam merawat tanaman lavender agar tetap terjaga keindahannya, merangsang pertumbuhan tunas baru, dan memastikan bunga yang lebih melimpah. Tanpa pemangkasan yang teratur, lavender bisa tumbuh terlalu lebat, bentuknya menjadi kurang menarik, dan produksi bunga pun bisa berkurang seiring waktu.

Pemangkasan idealnya dilakukan setidaknya sekali dalam setahun. Anda dapat memangkas sekitar sepertiga dari seluruh bagian tanaman, terutama cabang-cabang yang terlihat kurang rapi atau sudah menua. Pastikan untuk menggunakan gunting kebun yang tajam dan bersih demi hasil pemangkasan yang terbaik.

Selain memperindah bentuk tanaman, pemangkasan juga merangsang pertumbuhan tunas baru yang sehat dan meningkatkan sirkulasi udara di antara cabang-cabang. Sirkulasi udara yang baik sangat penting untuk mencegah serangan penyakit jamur. Setelah pemangkasan, sirami lavender dengan baik untuk membantu proses pemulihan dan mempersiapkan tanaman menghadapi periode pertumbuhan selanjutnya.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Ricka Milla Suatin
Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|