7 Tips dan Cara Merawat Wastra agar Awet Serta Tahan Lama

1 day ago 4

Fimela.com, Jakarta Satu lembar wastra menyimpan lebih dari sekadar keindahan visual. Ia memuat cerita tentang ketekunan tangan pembuatnya, filosofi budaya leluhur, dan jejak kehidupan masyarakat yang melahirkannya. Maka saat merawat wastra, yang kita jaga bukan hanya wastra, tapi juga nilai dan martabat yang melekat di dalamnya.

Sayangnya, banyak orang masih memperlakukan wastra seperti wastra biasa. Dicuci tergesa, dijemur sembarangan, bahkan disimpan asal-asalan. Padahal, kesalahan kecil dalam merawat bisa mengikis keindahan dan mempercepat kerusakan. Sahabat Fimela, berikut adalah tujuh cara merawat wastra yang bisa menjaga kualitas, warna, dan cerita di balik tiap helainya agar awet dan lebih tahan lama lintas generasi. Berikut uraiannya berikut ini.

1. Kurangi Frekuensi Mencuci dan Utamakan Mengangin-anginkan

Wastra memiliki karakteristik yang sangat berbeda dari wastra biasa karena umumnya dibuat secara handmade. Oleh karena itu, mencuci terlalu sering justru bisa merusak struktur serat dan melunturkan warnanya, terutama jika dibuat menggunakan pewarna alami.

Jika wastra hanya dikenakan sebentar dan tidak basah oleh keringat, cukup angin-anginkan di tempat teduh dengan sirkulasi udara baik. Cara ini efektif menjaga kesegaran wastra tanpa harus melalui proses pencucian. Bila terpaksa mencuci, lakukan secara manual menggunakan tangan dan air dingin.

Untuk sabun pencuci, gunakan bahan yang ringan seperti sampo bayi, sabun mandi cair, atau buah lerak. Hindari deterjen berbahan keras, karena kandungan pemutihnya dapat mengikis warna dan membuat wastra menjadi kusam dalam waktu singkat.

2. Keringkan wastra tanpa Menjemur Langsung di Bawah Sinar Matahari

Salah satu kesalahan umum dalam merawat wastra adalah menjemurnya di bawah terik matahari. Cahaya ultraviolet dari matahari dapat merusak pigmen pewarna, terutama jika wastra diwarnai dengan bahan alami, sehingga warna jadi cepat memudar.

Setelah dicuci, sebaiknya bentangkan wastra di tempat teduh atau cukup angin-anginkan hingga kering. Penggunaan pengering elektrik atau pemanas pakaian sebaiknya dihindari karena bisa menyebabkan serat wastra mengerut dan rusak.

Sahabat Fimela, proses pengeringan yang perlahan tetapi aman akan menjaga warna dan kekuatan struktur wastra untuk jangka waktu yang lebih lama.

3. Simpan Wastra dengan Teknik yang Menjaga Struktur Aslinya

Wastra yang disimpan sembarangan berisiko mengalami kerusakan permanen. Melipat wastra pada posisi yang sama terlalu lama bisa membuat bekas lipatan menjadi patahan permanen, bahkan menimbulkan keretakan pada serat halusnya.

Sebaiknya, gulung wastra terutama jenis tenun, songket, atau batik tulis agar tekanan pada serat lebih merata. Letakkan di dalam lemari yang sudah dilapisi wastra belacu atau kertas bebas asam. Bahan ini berfungsi melindungi wastra dari zat asam yang mungkin keluar dari permukaan kayu rak.

Jangan gunakan kapur barus atau pewangi kimia. Sebagai gantinya, Sahabat Fimela bisa menaruh merica atau lada hitam dalam kantong wastra kecil sebagai penangkal ngengat secara alami. Cara ini lebih aman dan tidak meninggalkan residu pada wastra.

4. Hindari Menyemprotkan Parfum atau Menyetrika dengan Suhu Tinggi

Wastra memiliki daya serap tinggi terhadap zat kimia. Parfum yang disemprotkan langsung ke wastra bisa menyebabkan noda atau bahkan merusak serat halus di dalamnya karena kandungan alkohol dan wewangian sintetis.

Jika wastra terlihat kusut dan perlu disetrika, gunakan suhu rendah dan hindari kontak langsung antara setrika dan permukaan wastra. Lapisi wastra dengan wastra pelindung tipis sebelum disetrika, atau semprotkan air secukupnya pada pelapis untuk mempermudah proses penghalusan.

Suhu panas yang terlalu tinggi dapat mengubah warna motif, terutama pada batik tulis atau tenun berpewarna alami. Dalam merawat wastra, perlakukan setiap helai seperti karya seni, bukan sekadar tekstil.

5. Rutin Mengangin-anginkan Wastra meski Tidak Digunakan

Wastra yang disimpan terlalu lama di ruang tertutup berisiko lembap dan berjamur. Terutama bila ruangan penyimpanannya tidak memiliki ventilasi baik atau terkena udara yang cenderung lembap.

Setiap dua hingga tiga bulan sekali, keluarkan wastra dari lemari dan angin-anginkan di ruang teduh. Bukalah pintu lemari secara berkala untuk memberi sirkulasi udara. Jangan biarkan wastra berada dalam kondisi vakum udara yang bisa memicu kerusakan tekstur dan menurunkan kualitas warna.

Langkah sederhana ini bisa menjaga kesegaran wastra, mencegah pertumbuhan jamur, dan membuat wastra tetap lembut serta siap digunakan kapan pun Sahabat Fimela inginkan.

6. Cuci dengan Lembut dan Gunakan Teknik Perendaman

Mencuci wastra tidak bisa dilakukan seperti mencuci pakaian biasa. Mesin cuci dengan gerakan memutar bisa merusak serat, menyebabkan benang terlepas, dan memudarkan motif.

Lakukan pencucian dengan tangan secara lembut. Rendam wastra terlebih dahulu dalam air dingin agar kotoran yang menempel melunak. Teknik ini membuat proses mencuci tidak memerlukan tekanan kuat atau kucekan kasar. Hindari penggunaan sikat atau alat bantu gosok lainnya.

Jika noda sulit dihilangkan atau wastra terlalu bernilai untuk dicuci sendiri, Sahabat Fimela bisa mempertimbangkan layanan dry clean yang memiliki pengalaman menangani wastra tradisional.

7. Rawat Wastra Seperti Merawat Cerita dan Identitas

Wastra bukan sekadar benda, melainkan simbol, narasi, bahkan doa yang dijahit rapi dalam setiap motifnya. Karenanya, ia layak mendapat perlakuan yang penuh kehati-hatian.

Saat memegang wastra berusia tua atau warisan keluarga, gunakan sarung tangan untuk mencegah kontak langsung antara keringat dan wastra. Kandungan garam pada keringat bisa mempengaruhi warna atau merusak struktur serat halus, apalagi jika Sahabat Fimela memakai perhiasan berbahan logam.

Setelah digunakan, jangan langsung dilipat dan disimpan. Biarkan wastra mengembus napasnya terlebih dahulu dengan cara diangin-anginkan. Hindari menyemprotkan pelembap atau pengharum pada wastra agar kualitasnya tidak terganggu. Jika ditemukan kerusakan ringan, lakukan perbaikan dengan metode yang tepat, bukan asal jahit ulang.

Wastra adalah simbol dari identitas budaya yang hidup. Merawatnya dengan cermat berarti ikut menjaga napas sejarah, rasa hormat terhadap kearifan lokal, dan nilai-nilai luhur yang terbungkus indah dalam motif-motifnya.

Sahabat Fimela, dengan ketelatenan dan rasa cinta, wastra tak hanya akan bertahan lebih lama, tetapi juga terus menyuarakan kisah tentang siapa kita sebenarnya.

***

Jangan lewatkan Parade Wastra Nusantara 2025, 8-10 Agustus 2025 di Kota Kasablanka, Jakarta. Informasi selengkapnya bisa kamu ikuti di paradewastranusantara.co.id dan akun media sosial Fimela.com.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Endah Wijayanti
Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|