Barilie Batik: Modernitas dalam Setiap Motif, Elegansi dalam Setiap Jahitan

3 weeks ago 22

Fimela.com, Jakarta Di Tangerang, ada rumah produksi yang memandang batik bukan sekadar kain, melainkan bahasa yang menyatukan masa lalu dan masa kini. Di tangan Barilie Batik, motif Nusantara menjelma menjadi sesuatu yang trendi dan lebih elegan. Sejak berdiri pada tahun 2012, Barilie Batik telah menegaskan satu hal: tradisi tidak harus ketinggalan zaman, melainkan bisa berjalan seiring dengan semangat modern yang dinamis.

Bagi Rizky P. Sunu, sosok di balik Barilie Batik, batik bisa digunakan dalam berbagai acara, tak hanya di acara hajatan atau pertemuan resmi saja. “Saat itu, tahun 2013, batik masih di-framing hanya untuk orang-orang tua saja dan dipakai hanya untuk acara-acara hajatan. Jadi Barilie hadir untuk mengubah image tersebut dengan menghadirkan batik slim-fit modern,” ujarnya ketika dihubungi Fimela (Rabu, 01/10/2025)

Langkah itu bukan tanpa risiko. Mengubah persepsi publik tentang batik berarti menantang kebiasaan lama. Walaupun demikian, justru di situlah semangat Barilie tumbuh.

Rizky percaya, batik harus kembali menjadi bagian dari keseharian generasi muda, yaitu mereka yang aktif, profesional, dan ingin tampil stylish tanpa kehilangan makna budaya.

Meramu Tradisi dan Tren

Dalam proses kreatifnya, Barilie tidak sekadar menciptakan pakaian. Mereka merangkai identitas.

Setiap motif, warna, dan bahan dipilih dengan hati-hati, berpadu antara estetika klasik dan gaya modern yang relevan.

“Kami bekerja sama dengan banyak supplier unggulan, baik di Jakarta, Pekalongan, maupun Solo,” kata Rizky. “Kami memodifikasi motif dan warna yang sedang tren pada waktunya.”

Di situlah keunikan Barilie. Mereka tidak memisahkan antara tradisi dan tren, melainkan memadukannya dalam keseimbangan yang anggun. Warna-warna gelap, netral, dan motif historis menjadi ciri khas yang mencerminkan profesionalisme tanpa kehilangan sisi elegan.

Setiap potongan dirancang agar fleksibel, yaitu kemeja slim-fit untuk pria yang percaya diri, vest untuk wanita yang aktif, hingga aksesori lokal yang melengkapi gaya modern.

“Koleksi best seller banyak,” tutur Rizky, “tapi yang paling disukai tetap warna-warna gelap dan netral, serta motif yang punya cerita historis di dalamnya.”

Dari Pemberdayaan ke Pelestarian

Kekuatan Barilie tidak hanya terletak pada desain. Di balik setiap busana yang lahir, ada tangan-tangan perajin lokal yang diberdayakan.

“Pekerja kami di garmen terdiri dari warga-warga lokal di area sekitar, sebagai bentuk pemberdayaan,” jelas Rizky. “Untuk kainnya, kami bekerja sama dengan pengrajin dari Pekalongan dan Solo.”

Langkah ini menunjukkan bahwa bagi Barilie, pelestarian budaya bukan sekadar retorika. Mereka menciptakan ekosistem yang saling menguatkan: budaya yang hidup berkat karya, dan karya yang tumbuh berkat budaya.

Setiap jahitan adalah bentuk penghormatan pada leluhur, dan setiap hasil karya adalah simbol bahwa tradisi bisa bertahan bila diberi ruang untuk berkembang.

Menjadi Barometer Batik Nusantara

Visi Barilie ke depan jelas: membawa batik Indonesia ke panggung yang lebih luas. Tidak hanya menjadi busana pilihan kaum profesional di tanah air, tetapi juga menjadi acuan bagi dunia mode Asia.

“Visi kami adalah menjadi barometer batik Nusantara dan menjadi referensi utama batik di kawasan Asia,” ujar Rizky penuh optimisme. “Kami ingin mencapainya dengan cara aktif di media sosial dan menghadirkan konten-konten kreatif untuk customer.”

Strategi digital menjadi senjata utama mereka. Di tengah dunia yang serba cepat, Barilie memanfaatkan media sosial untuk membangun kedekatan emosional dengan pelanggan. Melalui konten inspiratif, mereka tidak hanya menjual busana, tetapi juga mengajak masyarakat untuk kembali mencintai warisan budaya.

Batik sebagai Gaya Hidup

Kini, busana Barilie tidak lagi sekadar pilihan fashion, melainkan cermin gaya hidup. Generasi muda mengenakan batik bukan karena kewajiban, tapi karena kebanggaan. Setiap potongan membawa pesan: bahwa modernitas tak harus memisahkan kita dari akar.

Barilie Batik mengajarkan bahwa tradisi bisa tampil menawan tanpa kehilangan makna. Bahwa warisan bisa relevan bila diberi sentuhan visi dan cinta.

Bagi Barilie Batik, generasi sekarang harus melihat batik bukan sebagai masa lalu, tapi sebagai masa depan yang bisa mereka kenakan dengan bangga.

Dari Tangerang, Barilie Batik terus menenun kisahnya. Bukan sekadar kisah tentang kain, melainkan tentang semangat untuk menjaga identitas bangsa di tengah dunia yang terus berubah.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|