Benarkah Gen Z Lebih Emosional? Ini Sisi Positif Anak Muda yang Perasa

1 month ago 22

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, kondisi emosional pada anak muda kini sering kali mengalami pasang surut yang intens. Masa muda memang menjadi fase hidup yang penuh dengan gejolak, pencarian jati diri, dan perubahan besar baik secara fisik, sosial, maupun psikologis. Tidak heran jika banyak anak muda lebih mudah terpengaruh oleh situasi di sekitarnya, bahkan terhadap hal-hal kecil sekalipun. Label “mudah baper” kerap disematkan pada anak muda seolah-olah itu adalah kelemahan.

Padahal, menjadi individu perasa atau emosional bukan berarti lemah atau tidak rasional. Emosi yang muncul di usia muda justru merupakan bagian alami dari proses perkembangan otak dan kepribadian yang sedang tumbuh dan belajar memahami dunia. Dalam tahap ini, mereka mulai belajar mengekspresikan diri, membangun empati, dan merespons tekanan hidup. Banyak juga dari mereka justru tidak mendapatkan ruang aman untuk mengekspresikan perasaannya. Padahal, mengenali dan mengelola emosi sejak dini justru menjadi kunci penting dalam membentuk karakter yang sehat secara mental dan sosial.

Di luar dari perasaan emosional yang pasang surut secara intens itu, pastinya ada sisi positif yang bisa kita tangkap, apa saja? yuk kita simak!

1. Rasa Empati yang Tinggi

Anak muda yang memiliki karakter perasa cenderung mampu menangkap dan memahami perasaan orang lain dengan lebih dalam, bahkan tanpa harus diucapkan secara langsung. Hal ini membuat mereka lebih peduli terhadap kesejahteraan orang-orang di sekitarnya, baik teman, keluarga, maupun masyarakat luas. Rasa empati ini menjadikan mereka sosok yang bisa menjadi tempat curhat yang nyaman dan penuh pengertian. Mereka tidak buru-buru menilai atau menghakimi, melainkan mencoba memahami situasi dari sudut pandang orang lain.

2. Kesadaran Diri yang Jauh Lebih Kuat

Kesadaran diri yang kuat membuat mereka lebih mudah mengenali batas pribadi, tahu kapan harus istirahat, dan kapan harus tegas terhadap sesuatu yang merugikan diri. Hal ini menjadi bekal penting untuk menjaga kesehatan mental, terutama di era modern yang penuh tekanan sosial dan ekspektasi digital. Dengan mengenal diri sendiri secara emosional, mereka pun mampu berkembang menjadi pribadi yang lebih autentik. Mereka tidak mudah terbawa arus atau meniru orang lain demi pengakuan, melainkan berani menunjukkan siapa diri mereka sebenarnya.

3. Peka Terhadap Sekitar

Anak muda yang perasa tidak hanya peka terhadap dirinya sendiri, tetapi juga terhadap lingkungan sosial dan emosional di sekitarnya. Mereka bisa merasakan suasana hati di suatu ruangan, perubahan sikap seseorang, atau isyarat kecil yang tidak disadari orang lain. Sensitivitas ini menjadi kelebihan tersendiri. Mereka cenderung menghindari menyakiti orang lain secara sengaja dan lebih suka mencari pendekatan yang halus dan bijak dalam menyampaikan kritik atau saran.

4. Kreativitas yang Besar

Anak muda yang perasa sering kali memiliki imajinasi dan kreativitas yang tinggi. Kreativitas ini tidak hanya terlihat dalam bentuk seni, tetapi juga dalam cara mereka berpikir. Mereka mampu memecahkan masalah dengan pendekatan yang unik dan penuh empati. Mereka tidak hanya mengandalkan logika, tetapi juga mempertimbangkan sisi emosional dan dampak jangka panjang bagi orang lain. Tidak sedikit anak muda yang emosional menjadi inovator dalam bidang seni, komunikasi, desain, atau pekerjaan yang membutuhkan kepekaan estetika.

Sahabat Fimela, perlu diingat bahwa emosi bukan musuh, melainkan sinyal penting dari tubuh dan pikiran kita. Anak muda yang emosional bukan berarti mereka rapuh akan tetapi mereka hanya butuh dipahami, didengar, dan diarahkan dengan bijak. Di balik sensitivitas yang mereka miliki, tersembunyi banyak potensi luar biasa yang mungkin belum disadari.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Adinda Filzah Anugrahani

    Author

    Adinda Filzah Anugrahani
  • Ayu Puji Lestari
Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|