Devon Kei Enzo Jadi Mahasiswa di Usia 15 Tahun, Buktikan Jenius Juga Bisa Punya Style

Fimela.com, Jakarta Dengan pencapaian akademis yang melampaui usianya, Devon Kei Enzo memilih jalannya sendiri—hidup dengan gaya, pilihan, dan suara yang autentik. Di usia 15 tahun, saat banyak remaja masih sibuk duduk di bangku SMP, Devon justru sudah melangkah ke ruang kuliah. 

Bahkan, bukan sebagai mahasiswa baru—Devon Kei Enzo kini tengah menjalani tahun keduanya di University of Melbourne, universitas peringkat #1 di Australia dan #19 di dunia versi QS. Diam-diam, ia menyimpan kabar ini hingga waktunya terasa tepat untuk dibagikan. Meski begitu, jejaknya di Instagram pribadi @devoikeienzo sebenarnya sudah mengisyaratkan banyak hal: lanskap kota Melbourne, tram ikonik, hingga sudut gedung kampus yang kerap muncul di feed-nya.  

Buku Commercial Law yang juga sempat diunggahnya, pun kini terasa relevan—karena bidang International Business and Commercial Law memang jadi fokus akademisnya. Sebuah lanjutan dari minatnya terhadap hukum dan bisnis internasional, yang mulai tumbuh saat ia belajar di Amerika Serikat.

Australia sendiri bukan tempat asing bagi Devon. Ia lahir di negara ini 15 tahun lalu, dan kini kembali untuk memulai babak baru sebagai mahasiswa di Negeri Kanguru.

“It’s truly a blessing. Impian saya adalah bisa menggunakan pendidikan bukan hanya untuk personal growth, tapi juga sebagai jembatan untuk membawa dampak bermakna. Saya ingin membuktikan bahwa ilmu dapat membentuk masa depan lebih baik,” ujar Devon dalam unggahan reflektifnya. 

Devon menghadirkan perspektif baru tentang apa artinya menjadi ‘anak pintar’. Ia menjadi salah satu mahasiswa termuda di kelasnya, dengan IQ di atas top 0,1% dunia,  Devon sekaligus jadi anggota Mensa Australia dan Mensa Indonesia. Tapi yang membuatnya menonjol bukan semata kejeniusannya—melainkan caranya hadir dan membentuk identitas diri. 

Kehadiran Devon di tengah sorotan publik juga ikut mengubah pandangan banyak orang. Di balik prestasi akademik yang luar biasa, ia tetap menjalani hidup sebagai remaja biasa yang tetap menyalurkan hobinya:nge-gym, tampil di runway fashion week, modeling, hingga menulis dua buku inspiratif. Gayanya yang kasual namun tetap rapi, elevated but effortless, menjadikannya style icon baru bagi generasinya. 

Varsity Meets Runway

Devon menampilkan gaya Varstiy Meets Runway yang playful, saat menjalani hari-hari sebagai mahasiswa di Melbourne, memadukan polo shirt dengan kemeja bergaris, dan dasi bermotif senada. Layering ini dilengkapi varsity jacket berbahan fleece yang memberi tekstur dan dimensi. Sebuah look boldest yet funkiest khas generasi Z dan A yang eksperimental.

Gaya postingannya selalu ringan, santai, dan relateable. Namun di balik itu, ada rutinitas akademis yang tetap ia jalani dengan fokus dan komitmen tinggi. Lewat persona publiknya, Devon meruntuhkan stereotipe lama: bahwa pintar tak harus nerdy, dan fashionable tak berarti kurang serius soal masa depan. 

Meski saat ini menempuh pendidikan di luar negeri, putra dari desainer internasional Winnie Aoki ini tak pernah jauh dari akar. Bersama sang kakak, Mischa Aoki, ia terus menjalani program sosial Sejuta Impian, yang sudah berjalan lebih dari empat tahun. 

Lewat program ini, mereka menjangkau sekolah-sekolah di berbagai daerah di Indoensia, membagikan motivasi dan pelatihan mulai dari public speaking, matematika, hingga sains bagi generasi muda. 

“Saya akan selalu membawa Indonesia di hati. Semoga perjalanan ini bisa mengingatkan mengingatkan teman-teman di tanah air untuk percaya pada mimpi dan terus melangkah maju tanpa henti,” harapnya. 

Kini, Devon Kei Enzo tengah mempersiapkan kelulusannya di tahun 2027, setelah melompati tiga tahun masa sekolah. Ia tetap aktif di media sosial—membalas komentar, berbagi cerita, dan tanpa disadari, menjadi sosok yang membuktikan bahwa being brilliant dan being yourself bisa jalan beriringan. Di usianya yang baru 15 tahun, Devon bukan hanya mahasiswa—ia adalah wajah baru remaja berprestasi yang menjalani hidup sepenuhnya, cerdas, dan tetap berani menunjukkan gaya personalnya.