Fimela.com, Jakarta Dulu, sepatu bola hanya dikenakan oleh para atlet di lapangan hijau. Tapi tahun ini, sesuatu yang tak terduga terjadi, football boots alias sepatu bola mulai terlihat di luar konteks pertandingan. Dari runway hingga streetwear TikTok, tren ini membuktikan bahwa dunia mode dan olahraga kini saling bersilangan dengan cara yang lebih berani dari sebelumnya.
Transformasi ini tak datang begitu saja. Semuanya dimulai dari perpaduan antara nostalgia, keberanian para desainer, dan tentu saja pengaruh selebritas. Salah satu momen paling mencolok adalah ketika penyanyi asal Spanyol, Rosalía, terlihat turun dari SUV hitam di Upper East Side New York pada awal Mei 2025, mengenakan New Balance 442 PRO FG V2, sepatu bola dengan pul studded yang sejatinya dibuat untuk rumput, bukan trotoar kota.
Penampilannya yang dramatis memadukan sepatu bola itu dengan rok putih mengembang dan kaus grafis bertuliskan “protect me from what I want”, langsung mengundang kehebohan. Seperti ditulis oleh Tom Barker dari Highsnobiety, “The ‘football boots as fashion’ trend has officially gone too far.”
#BootsOnlySummer, Dari Viral Jadi Realitas
Ternyata Rosalía bukan satu-satunya yang “nekat”. TikTok pun diramaikan oleh tagar #BootsOnlySummer, di mana para fashion enthusiast terlihat memadukan Adidas F50 dengan baggy jorts, atau Nike Mercurial dengan celana jeans dan miniskirt.
Walau beberapa hanya untuk kebutuhan konten, tren ini tetap menunjukkan adanya pergeseran besar dalam budaya berpakaian. Sepatu bola, yang dulu dianggap terlalu teknis dan fungsional, kini dilihat sebagai simbol individualitas dan eksperimentasi gaya.
Desainer dan Brand Besar Ikut Masuk Lapangan
Brand besar pun tak tinggal diam. Dalam beberapa tahun terakhiri, beberapa merek mulai merancang versi lifestyle dari sepatu bola ikonik mereka. Seperti Adidas Samba Classic yang terinspirasi dari sepatu indoor football kini hadir dalam versi suede pastel dan sol karet transparan.
Kemudian, Nike Street Tiempo membawa estetika sepatu bola klasik ke ranah lifestyle, tanpa kehilangan DNA sporty-nya. Selanjutnya, ada Puma King Top DI yang dirancang ulang untuk koleksi kasual, lengkap dengan kulit premium dan midsole empuk. Tak ketinggalan, New Balance juga memperluas lini 442 mereka dengan versi studless, yang ditujukan untuk pemakaian sehari-hari namun tetap mempertahankan siluet khas cleat.
“Sepuluh atau dua puluh tahun lalu, tak pernah terpikir sepatu bola akan dipakai oleh orang-orang yang bahkan tidak pernah menendang bola,” ujar Daniel Jones, senior editor di SoccerBible, mengakui keterkejutannya terhadap tren ini.
Fenomena ini tak hanya tentang gaya. Ini juga mencerminkan pergeseran budaya. Gaya hidup hybrid, yang mengaburkan batas antara olahraga, musik, dan mode, sedang mendominasi generasi muda. Sepatu bola menjadi simbol dari keberanian untuk berekspresi, kebebasan untuk mencoba, dan nostalgia akan masa kecil yang kini dikemas dalam estetika masa kini.
Dan jangan lupakan faktor kenyamanan. Dengan konstruksi yang ringan dan support maksimal, sepatu bola versi lifestyle ini memberi alternatif menarik bagi mereka yang lelah dengan chunky sneakers atau loafers konvensional.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.