Dari Reseller Keluarga hingga Tembus Mall Modern, Perjalanan Fadlan Batik

Fimela.com, Jakarta Di sebuah sudut Kampoeng Batik Kauman, semangat menjaga tradisi berpadu dengan langkah-langkah inovatif seorang anak muda asal Pekalongan. Namanya Fadlan Ady Daya, sosok di balik Fadlan Batik, brand yang kini dikenal karena keberaniannya menghadirkan batik monokrom dengan sentuhan motif khas burung dan jlamprang. Perjalanannya dimulai bukan dari sebuah rencana bisnis besar, melainkan dari kegigihan seorang perantau di Semarang.

Saat menempuh studi di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Fadlan tidak hanya belajar teori kebudayaan. Ia justru menemukan cara untuk menghidupkan nilai budaya melalui usaha batik. Ia mulai bisnis batik ketika merantau ke Semarang, awalnya hanya membawa batik dari Pekalongan dan menjualnya sebagai reseller keluarga.

"Sebagai putra daerah asli kota Pekalongan harus bisa membawa batik untuk lebih dikenal kemudian di bangku kuliah saya mendapatkan ilmu tentang kebudayaan hingga akhirnya saat kuliah mulai berjualan batik yang saya bawa dari Pekalongan berawal dari reseller dari keluarga saya," paparnya ketika dihubungi oleh Fimela via aplikasi What's App (Selasa, 16/09/2025).

Sebagai putra asli Pekalongan, ia tergugah untuk mengenalkan batik lebih luas. Keselarasan antara studinya tentang kebudayaan dan latar belakang daerah membuat langkah awal ini menjanjikan harapan baru yang lebih baik.

Perjalanan bisnisnya sempat menggunakan nama Oemahmuslimah, yang kala itu tidak hanya menjual batik, melainkan juga berbagai busana muslim.

Namun, tahun 2012 menjadi titik perubahan penting. “Awal mula usaha ini bernama oemahmuslimah yang berjualan tidak hanya batik saja ada fashion lain kemudian mulai 2012 saya mengubah menjadi Fadlan Batik supaya orang mudah mengingat saja karena nama saya sendiri Fadllan Ady Daya, ” jelasnya. Sejak saat itu, identitas bisnisnya semakin jelas: berfokus pada batik dengan ciri khas tersendiri.

Monokrom, Burung, dan Motif Jlamprang

Jika batik Pekalongan selama ini dikenal dengan warna cerah nan berani, Fadlan Batik justru menghadirkan sesuatu yang berbeda: monokrom hitam putih.

Motif-motifnya pun unik, seringkali mengambil inspirasi dari fauna seperti burung. Fadlan tidak melupakan akar tradisi.

“Ciri utama produk Fadlan Batik adalah warnanya monokrom atau hitam putih dan motifnya, yaitu binatang seperti burung atau yang lain alhamdulillah untuk motif semakin banyak. Batik cap, batik tulis dan kombinasi tulis itu identitas batik Pekalongan kemudian motifnya yang terkenal yaitu motif jlamprang jadi di samping menciptakan motif baru juga kita selipkan motif jlamprang atau full dengan motif jlamprang,” katanya.

Perpaduan antara motif baru dan tradisi inilah yang membuat Fadlan Batik memiliki karakter khas—modern tapi tetap menjaga tradisi dan budaya.

Di tengah gempuran batik printing dari luar negeri yang harganya jauh lebih murah, tantangan terbesar Fadlan Batik adalah relevansi. “Tantangan terbesar yaitu adanya batik dari China yang harganya sangat murah, hingga batik printing yang semakin bermacam motif dan harganya murah. Untuk strateginya, yaitu menciptakan model untuk anak muda, motif anak muda serta menggunakan media online serta bekerjasama dengan mall seperti SOGO Central Park. Kini produk Fadlan Batik sudah tersedia di SOGO central Park jadi bisa langsung di beli saja,” ungkapnya.

Menggandeng generasi muda menjadi strategi yang dijalankan untuk bertahan di industri ini. Fadlan Batik menghadirkan model dan motif yang sesuai tren anak muda, memanfaatkan media sosial sebagai etalase digital, serta merambah pusat perbelanjaan modern.

Harmoni dengan Alam dan Masyarakat

Tidak hanya fokus pada pasar, Fadlan Batik juga menaruh perhatian besar pada lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Ia mulai memproduksi batik warna alam dengan proses cap dan tulis. Bahan pewarnanya dari indigo, jolawe, buah salak, rumput, dan lainnya.

Lebih dari itu, Fadlan Batik bersinergi dengan para pengrajin di Kampoeng Batik Kauman. Produk-produk para pengrajin kerap dibawa ke pameran, sementara tim pemasaran juga melibatkan anak-anak muda setempat sebagai reseller.

"Kemudian untuk menyejahterakan masyarakat Kampoeng Batik Kauman bersinergi dengan pengrajin di Kampoeng Batik Kauman. Mereka ikut menjualkan produk mereka. Jadi, setiap pameran BRI atau pameran lain produk-produk pengrajin Kampoeng Batik Kauman saya bawa yang jaga, SPG, atau SPB juga orang Kauman. Kemudian kita libatkan anak mudanya menjadi team reseller, jadi setiap ada yang laku langsung mendapatkan keuntungan," katanya.

Di balik ketekunan Fadllan, terlihat sebuah visi: menjaga batik agar tidak sekadar jadi pakaian tradisional, tapi juga bagian dari gaya hidup masa kini.

Dari kampus hingga pusat perbelanjaan modern, dari kain berwarna alam hingga reseller muda, semua langkahnya mengarah pada satu tujuan, yaitu membawa batik Pekalongan terus hidup dan berdenyut di tengah zaman.

Fadlan Batik menghadirkan beragam produk khas Pekalongan, dengan kain encim batik tulis dan sarung batik sebagai andalan, sekaligus terus berinovasi menciptakan motif-motif baru. Tak hanya fokus pada kualitas dan keunikan desain, Fadlan Batik juga meneguhkan komitmennya untuk memproduksi batik yang ramah lingkungan serta berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kampoeng Batik Kauman. Batik bukan hanya kain. Batik adalah identitas dan kebanggaan.