Fimela.com, Jakarta Oleh karena itu, Kartini di era sekarang dapat diwujudkan melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan mencapai kemandirian finansial. Menurut perencana keuangan Rista Zwestika CFP, WMI, bagi perempuan, kemandirian finansial bukan sekadar memiliki uang, tetapi juga tentang mendapatkan kebebasan serta kendali atas hidup mereka.
Rista mengungkapkan, "Kemandirian finansial memberi lapisan keamanan yang penting. Perempuan tidak perlu bergantung pada orang lain untuk kebutuhan dasar dan dapat menghadapi situasi tidak terduga, seperti pasangan yang kehilangan pekerjaan, perceraian, bahkan kekerasan dalam rumah tangga, dengan sumber daya sendiri," dalam pesan yang disampaikan kepada Tim Lifestyle Liputan6.com.
Menurut Rista, memiliki kemandirian finansial memungkinkan perempuan untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana dan tidak terpaksa tinggal dalam situasi yang merugikan. Selain itu, memiliki kontrol terhadap keuangan juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri mereka.
Rista menambahkan, "Mereka merasa berdaya karena mampu memenuhi kebutuhan diri sendiri dan berkontribusi pada keluarga tanpa merasa bergantung. Ini juga memungkinkan mereka mengejar impian dan tujuan pribadi tanpa terhambat keterbatasan finansial." Kemandirian finansial juga merupakan elemen kunci dalam mencapai kesetaraan gender. Rista menyatakan, "Ketika perempuan memiliki sumber daya ekonomi sendiri, mereka memiliki suara lebih kuat di keluarga, masyarakat, dan dalam pengambilan keputusan."
Lebih lanjut, ia menekankan, "Ini mengurangi kesenjangan kekuasaan dan memungkinkan partisipasi yang lebih setara dalam berbagai aspek kehidupan." Sari Insaniwati, CFP, yang juga merupakan perencana keuangan dan mitra dalam rencana edukasi, menambahkan bahwa perempuan yang mandiri secara finansial tidak hanya bermanfaat bagi diri mereka sendiri, tetapi juga dapat membantu orang lain.
Sari mengatakan, "Perempuan biasanya peduli dengan orang lain, entah anak, orangtua, maupun keluarga dekat. Dengan memiliki kebebasan finansial, mereka bisa membantu sesama tanpa khawatir akan memberatkan keuangan keluarga," dalam pesan terpisah yang disampaikan pada hari Sabtu.
Di hari Kartini, khusus hari ini (21/4), Pemprov Jakarta, menggratiskan transportasi umum untuk para penggunanya.
Indikasi Perempuan yang Mandiri secara Finansial apa Saja?
Ketika ditanya tentang indikator kemandirian finansial untuk perempuan, Sari menjelaskan, "Pertama, memiliki penghasilan sendiri. Tidak harus kerja secara formal, yang penting memiliki penghasilan sendiri yang mencukupi kebutuhan hidupnya tanpa tergantung pada orang lain." Selain itu, penting juga untuk memiliki dana darurat agar tidak mengganggu arus kas dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, bahkan saat menghadapi situasi yang memerlukan pengeluaran besar. Di samping itu, perempuan harus mampu menabung dan berinvestasi secara rutin untuk memastikan kestabilan finansial mereka.
Rista menambahkan bahwa kemandirian finansial bagi perempuan juga mencakup memiliki tujuan finansial yang jelas. Ini berarti mereka harus memahami kondisi keuangan saat ini dan merencanakan langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan finansial di masa depan. Lantas, bagaimana perempuan dapat mencapai kemandirian finansial tersebut? "Meningkatkan literasi keuangan. Memahami konsep dasar keuangan, seperti anggaran, tabungan, investasi, dan utang. Banyak sumber belajar yang tersedia, baik online maupun offline," ungkap Rista.
Selain itu, perempuan juga dapat mencari dan mempertahankan pekerjaan dengan penghasilan yang memadai. "Pendidikan dan keterampilan yang relevan sangat penting untuk mendapat pekerjaan yang baik. Perempuan sebaiknya mengembangkan diri dan mencari peluang karier yang lebih baik," ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya keberanian untuk "menegosiasikan gaji yang sesuai dengan kualifikasi dan nilai yang Anda bawa ke perusahaan." Berinteraksi dengan perempuan lain yang telah sukses secara finansial dapat memberikan inspirasi, dukungan, dan wawasan yang sangat berharga. "Mencari mentor bisa sangat membantu," imbuhnya.
Tantangan yang Dihadapi Perempuan untuk Mencapai Kemandirian Finansial
Rista menekankan betapa pentingnya untuk mencatat semua pemasukan dan pengeluaran. Hal ini berguna untuk memahami aliran uang dan menemukan area pengeluaran yang bisa diminimalisir. "Hindari utang konsumtif yang tidak perlu. Jika memiliki utang, buat rencana pelunasan yang jelas dan prioritaskan utang dengan bunga tertinggi," ungkapnya. Namun, perempuan sering menghadapi berbagai tantangan dalam mencapai kemandirian finansial.
Sari menyebutkan bahwa beban ganda dan peran tradisional yang melekat pada perempuan seringkali mengharuskan mereka untuk mengurus urusan rumah tangga. Ini tentu saja menghambat waktu dan kesempatan mereka untuk mengembangkan karier. Kesenjangan gaji berdasarkan gender juga menjadi masalah yang signifikan, seperti yang disampaikan oleh Rista. Ia menjelaskan, "Perempuan sering kali dibayar lebih rendah daripada laki-laki untuk pekerjaan yang sama. Ini secara signifikan mengurangi potensi pendapatan, kemampuan menabung, serta berinvestasi."
Rista juga menambahkan bahwa stereotipe mengenai peran perempuan dalam masyarakat dapat memengaruhi pilihan karier serta ambisi finansial mereka. Ia menjelaskan, "Tekanan sosial untuk menikah muda dan mengandalkan suami secara finansial juga dapat jadi kendala." Selain itu, perempuan yang mengalami Kekerasan Berbasis Gender (KBG), termasuk kekerasan ekonomi, sering kali kehilangan kendali atas keuangan mereka. "Ketergantungan finansial membuat perempuan sangat rentan terhadap perampasan hak-hak mereka," tegasnya.
Ketika seorang perempuan tidak memiliki sumber daya ekonomi yang mandiri, situasinya menjadi lebih sulit. Hal ini membuat mereka kesulitan untuk meninggalkan hubungan yang abusif, mengambil keputusan sendiri, memperjuangkan hak-haknya, serta mengakses keadilan. Oleh karena itu, penting untuk mendukung perempuan dalam memperoleh kemandirian finansial agar mereka dapat menjalani hidup yang lebih baik.
Apakah mungkin Memulainya di Tengah Situasi Ekonomi Saat Ini?
Dalam situasi ekonomi yang sedang berlangsung, apakah perempuan dapat memulai langkah-langkah untuk mencapai kemandirian finansial? Sari menjelaskan, "Sangat mungkin. Saat ini, akses digital membuka peluang bagi siapa pun untuk bekerja secara fleksibel dan remote, tanpa harus meninggalkan rumah." Ia juga menambahkan, "Perempuan bisa mendapat penghasilan sebagai freelancer, bisnis online, bahkan influencer."
Selain itu, Sari mengungkapkan bahwa "Berbagai program literasi keuangan dan digital bisa dengan mudah didapatkan melalui ponsel, sehingga perempuan dapat mengatur keuangan pribadi maupun keluarga dengan lebih baik." Di samping itu, pemerintah juga menyediakan berbagai program pendampingan bagi UMKM yang ingin memulai atau sudah menjalankan bisnis, yang mencakup pelatihan, pendanaan, dan pendampingan.
"Meski ada tantangan ekonomi, peluang mencapai kebebasan finansial bagi perempuan Indonesia tetap terbuka lebar," tegasnya. "Dengan memanfaatkan teknologi dan meningkatkan literasi keuangan, perempuan dapat mengambil langkah konkret untuk mencapai kebebasan finansial," tambahnya.
Rista juga mengemukakan pandangan serupa, dengan menegaskan, "Kemandirian finansial adalah sebuah perjalanan." Ia menyarankan, "Mulailah dengan langkah-langkah kecil, seperti menabung sejumlah kecil uang secara teratur atau mempelajari dasar-dasar investasi. Setiap langkah kecil akan membawa Anda lebih dekat ke tujuan Anda."
Rista menekankan bahwa kondisi ekonomi saat ini justru menyoroti pentingnya memiliki kendali atas keuangan sendiri. "Dengan perencanaan yang matang, disiplin, dan pemanfaatan peluang yang ada, perempuan dapat dan harus mengambil langkah-langkah aktif untuk mencapai kemandirian finansial mereka," tutupnya. Melalui inisiatif dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia, perempuan dapat membangun masa depan yang lebih baik bagi diri mereka dan keluarga.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.