Fimela.com, Jakarta Jakarta kembali menjadi saksi bisu lahirnya pertemuan megah antara tradisi dan estetika kontemporer. Di tengah gemerlap ibu kota yang tak pernah padam, sebuah gelaran istimewa hadir bukan sekadar sebagai perayaan mode, tetapi juga sebagai wujud penghormatan terhadap warisan budaya yang terus hidup dalam denyut kreativitas masa kini. Seiring perkembangan zaman yang membawa arus globalisasi begitu cepat, busana tak lagi hanya menjadi soal gaya, tetapi juga cerita-cerita tentang akar, identitas, dan semangat yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Di balik detail kain, motif, dan siluet yang tertata anggun di atas panggung, tersimpan jejak peradaban dan narasi keberagaman yang merentang dari Sabang hingga Merauke. Di sanalah tempat budaya bertemu, berpadu, dan melahirkan bentuk baru yang tetap berakar pada kekayaan lokal, dan ketika pertemuan itu terjadi dalam satu malam penuh pesona, BTN Grand Gala menjadi ruang selebrasi yang menyatukan semuanya—desainer lintas generasi, koleksi penuh makna, hingga semangat keberlanjutan.
Dalam atmosfer yang elegan dan hangat, para tamu undangan tak sekadar menyaksikan peragaan busana, melainkan sebuah perjalanan visual menelusuri nilai-nilai luhur yang terjalin apik dalam benang-benang kebudayaan. Sebuah gala, sebuah penghormatan, sebuah cerita Indonesia.
Selebrasi Budaya dalam Balutan Busana: BTN Grand Gala Tampilkan Desainer Lintas Generasi
Nuansa elegan dan kekayaan tradisi melebur menjadi satu dalam gelaran BTN Grand Gala yang digelar pada Sabtu, 31 Mei 2025, di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat. Acara ini menjadi panggung kehormatan bagi tujuh desainer lintas generasi yang menampilkan koleksi busana bertema heritage dalam parade budaya bertajuk BTN Grand Gala.
Perhelatan ini menjadi bagian dari puncak kemeriahan hari keempat BTN Indonesia Fashion Week (IFW) 2025, menampilkan karya-karya terbaik dari Poppy Dharsono, Agnes Linggar Budhisurya, Ayu Dyah Andari, Nita Seno Adji X Sthya, Malik Moestaram, Itang Yunasz Prime, hingga Oscar Lawalata Culture. Setiap koleksi menggambarkan semangat kebhinekaan dan perpaduan kultur yang hidup di tengah kota Jakarta, simbol pertemuan budaya dari seluruh penjuru Nusantara.
Menurut Meru Arumdalu, Wealth Management Division Head BTN, gelaran busana ini adalah wujud komitmen BTN Prioritas dalam mendukung gaya hidup nasabah premium yang mengapresiasi karya lokal bernilai seni tinggi. “Kami ingin memberikan pengalaman yang eksklusif dan personal bagi nasabah melalui panggung ini, termasuk kesempatan untuk menjadi muse dan mengenakan karya desainer terpilih,” tuturnya.
Pesona Karya Berkelanjutan dan Elegan
Pembuka panggung adalah Poppy Dharsono, yang membawa koleksi berbasis tenun biji kapas dari Yogyakarta. Tak hanya ramah lingkungan, koleksi ini sebelumnya juga telah mendapat sambutan positif di pentas mode internasional seperti London, Milan, dan Paris. “Busana ini adalah bagian dari sustainable fashion karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya dan tidak berasal dari hewan,” ungkap Ketua Umum APPMI ini, yang menampilkan 12 look memukau.
Berlanjut ke koleksi Agnes Linggar Budhisurya dengan tema Art & Fame, yang menghadirkan 6 look sarat permainan warna dan motif floral yang berani, memadukan hijau, fuchsia, dan hitam dalam bentuk selendang outer yang dramatis dan berkarakter.
Sementara itu, Ayu Dyah Andari menghadirkan Charmée Luxury Collection, yang memadukan detail halus dengan tiga palet warna menawan. Dengan 13 busana penuh keanggunan, koleksi ini dirancang tak hanya untuk menyemarakkan Lebaran, tetapi juga cocok dikenakan dalam berbagai momen formal maupun kasual. “Charmée berasal dari bahasa Prancis yang berarti feminine for charmed—merayakan keindahan, kekuatan, dan kelembutan perempuan,” jelas Ayu.
Cerita dari Sumba hingga Bali
Koleksi Nita Seno Adji X Sthya membawa penonton menjelajah ke timur Indonesia lewat tema Jelajah ke Sumba. Kain tenun Sumba dengan 42 tahapan pengerjaan dipadukan dengan bordir khas Tasikmalaya, menghasilkan 12 look penuh nilai budaya dan keindahan yang otentik.
Tak kalah memikat, Itang Yunasz Prime mengusung tema Bali Boho, menghadirkan sembilan busana perempuan yang menggabungkan songket Bali benang emas dengan potongan lebar bergaya boho. Sentuhan ruffles dan bordir khas memperkuat estetika glamor nan eksotis. “Koleksi ini terinspirasi dari kekayaan budaya Bali dan dikombinasikan dengan motif modern seperti geometrix, mandala, dan lace,” ujar Itang.
Menyambut Musim Baru dengan Feminitas
Penutup yang penuh warna dihadirkan oleh Oscar Lawalata Culture lewat koleksi DARRA Spring Summer 2025. Koleksi ini menyiratkan keanggunan bunga dalam bentuk siluet kebaya kontemporer, tekstur linen ringan, dan warna-warna cerah musim semi. “Bunga dihadirkan bukan secara harfiah, melainkan melalui tekstur, volume, dan gerak kain yang lembut, menggambarkan semangat feminin yang abadi,” jelas Oscar.
Keseluruhan koleksi tidak hanya memamerkan keterampilan dan keindahan visual, tetapi juga menyuarakan nilai keberlanjutan, identitas budaya, serta penguatan narasi perempuan dan warisan bangsa. BTN Grand Gala 2025 bukan sekadar peragaan busana, tetapi selebrasi warisan dan kolaborasi kreatif dalam satu panggung Nusantara yang memikat.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.