Fimela.com, Jakarta Jika mendengar kata Yogyakarta, tentu sudah akrab dengan The House of Raminten. Rumah makan yang menonjol bukan hanya karena rasa makanannya, tapi juga karena konsep dan nilai-nilai budaya yang kuat. Restoran ini bukan sekadar tempat bersantap—ia adalah panggung pertunjukan budaya, simbol eksentrisitas, dan bagian dari jaringan bisnis kreatif yang mengakar di hati masyarakat.
Kehadiran The House of Raminten berkat tangan dingin dari Hamzah Sulaiman, yang dikabarkan meninggal dunia pada 23 April 2025 saat usianya 75 tahun. Kabar duka ini disampaikan dalam akun instagram The House of Raminten.
Kabar ini tak hanya menumbuhkan duka bagi orang-orang terdekat Hamzah Sulaiman tapi juga yang cukup akrab dengan The House of Raminten. Lalu, seperti apa sebenarnya sosok dari orang di balik Raminten ini? Fimela akan membagikan informasinya di bawah ini.
Sosok Raminten
Nama "Raminten" mungkin terdengar seperti sosok wanita Jawa yang anggun. Namun sebenarnya, Raminten adalah karakter fiktif yang diperankan oleh Hamzah Sulaiman. Karakter ini pertama kali dikenal melalui acara di stasiun TV lokal Jogja—dalam bentuk wanita Jawa yang nyentrik, lucu, dan penuh filosofi hidup tradisional.
Dari karakter itulah lahir inspirasi untuk mendirikan restoran bernuansa budaya Jawa yang kental—dan pada tahun 2008, House of Raminten resmi dibuka di daerah Kotabaru, Yogyakarta.
Di awal berdirinya, restoran ini hanya berjualan aneka jamu saja. Ada jamu beras kencur, kunir asem, jamu kolesterol, asam urat, dan berbagai jamu lainnya. Dalam perkembangannya selain jamu mereka juga menjual sego kucing atau nasi kucing dengan harga Rp1.000.
Konsep Unik yang Penuh Filosofi
Salah satu daya tarik dari restoran ini adalah menu nasi kucing yang dihargai Rp1.000 itu. Ternyata nasi kucing ini membuat nama Raminten semakin dikenal banyak orang.Para pengunjung mulai berdatangan sampai rela mengantre untuk dapat tempat duduk. Nasi kucing inilah yang kemudian menjadi ikon khas dari The House of Raminten.
House of Raminten bukanlah restoran biasa. Pengunjung yang datang akan langsung merasakan atmosfer khas Jawa yang menyatu dengan sentuhan humor dan eksentrisitas. Dari musik gamelan yang mengalun lembut, pelayan yang mengenakan kostum tradisional, hingga aroma dupa dan interior bergaya keraton—semuanya dirancang untuk memberikan pengalaman budaya yang mendalam.
Dikutip dari raminten.com, di sini kamu bisa juga menikmati pertunjukan Raminten Cabaret Show. Setiap akhir pekan di The House of Raminten terdapat pertunjukan cabaret show. Setiap jumat dan sabtu mulai pukul 19.00.
Selain menikmati sajian makanan khas, suasana jawa yang kental, dan pertunjukan cabaret show tentu menjadi pengalaman yang berbeda dan menyenangkan.
Bisnis di Balik House of Raminten
Kesuksesan House of Raminten tidak berhenti di satu restoran saja. Di baliknya, terdapat jaringan usaha yang lebih luas yang dibangun oleh Hamzah Sulaiman melalui kelompok bisnisnya. Melalui PT Hamzah HS, ia mengembangkan beberapa jenis bisnisnya.
Tak hanya kuliner tapi juga merambah fashion hingga penginapan. Hamzah Batik yang menghadirkan batik premium, dari bisnis kuliner ada The House of Raminten & The Waroeng of Raminten, Amurwa Coffee, Ibaia Coffee, & The Praja Coffee & Resto dan Bakpia Raminten.
Dan yang terbaru adalah Dhipa Kinanthi penginapan modern di tengah kota Yogyakarta, Dhipa Kinanti menjadi destinasi yang pas untuk Anda yang mencari penginapan tengah kota dengan mobilitas yang dekat dengan berbagai objek wisata di kota Yogyakarta.
Jadi, apakah Sahabat Fimela ada yang pernah ke House of Raminten?
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.