Mengenal Makna dan Filosofi Rabu Wekasan dari Tradisi Jawa

1 week ago 9

Fimela.com, Jakarta Rabu Wekasan adalah tradisi yang dilaksanakan pada hari Rabu terakhir bulan Safar. Tradisi ini memiliki makna yang dalam dalam konteks budaya dan spiritual masyarakat Jawa. Rabu Wekasan bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga merupakan bentuk ikhtiar untuk menolak bala dan mendekatkan diri kepada Allah.

Tradisi ini berasal dari keyakinan bahwa pada hari tersebut, Allah menurunkan berbagai macam bala ke bumi. Oleh karena itu, masyarakat melakukan berbagai amalan untuk memohon perlindungan. Rabu Wekasan menjadi simbol harapan dan rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan.

Dalam konteks filosofi Jawa, Rabu Wekasan memiliki makna yang sangat mendalam. Mari kita telusuri lebih lanjut tentang makna dan filosofi yang terkandung dalam tradisi ini.

1. Tolak Bala dan Ikhtiar Spiritual

Rabu Wekasan dianggap sebagai hari yang penuh dengan potensi penyakit dan marabahaya. Masyarakat Jawa percaya bahwa tujuan utama dari peringatan Rabu Wekasan adalah untuk menolak bencana dan sebagai wujud rasa syukur. Tradisi ini diyakini sebagai bentuk ikhtiar untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memohon perlindungan dari bala.

Selama bulan Safar, masyarakat merasa bahwa banyak musibah yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, mereka melaksanakan ritual dan doa untuk meminta perlindungan. Rabu Wekasan menjadi momen penting untuk mengingatkan diri akan pentingnya bersyukur dan berdoa.

2. Makna Spiritual dan Sosial

Rabu Wekasan tidak hanya memiliki makna keagamaan, tetapi juga menyimpan nilai sosial yang kuat. Salah satu simbol yang sering terlihat adalah kirab gunungan, yang berisi hasil bumi yang kemudian dibagikan kepada masyarakat. Kegiatan ini mencerminkan rasa syukur dan kebersamaan dalam merayakan berkah yang diperoleh dari alam.

Tradisi ini juga mengajarkan nilai gotong royong dan silaturahmi. Masyarakat berkumpul untuk melaksanakan ritual bersama, memperkuat ikatan sosial di antara mereka. Rabu Wekasan menjadi media pelestarian budaya Jawa yang berpadu harmonis dengan nilai-nilai Islam.

3. Akulturasi dan Kearifan Lokal

Rabu Wekasan merupakan contoh nyata akulturasi antara ajaran Islam dan kearifan lokal. Tradisi ini telah melekat selama berabad-abad, mencerminkan bagaimana nilai-nilai Islam dapat beradaptasi dengan budaya setempat. Nahdlatul Ulama (NU) melihat tradisi ini sebagai kearifan lokal yang bernilai positif, selama tidak diyakini wajib secara agama.

Dengan demikian, Rabu Wekasan menjadi simbol toleransi dan integrasi budaya. Masyarakat dapat merayakan tradisi ini tanpa mengesampingkan nilai-nilai agama yang dianut. Hal ini menunjukkan bahwa budaya dan agama dapat berjalan beriringan, saling melengkapi satu sama lain.

Bubur Sengkolo Sajian Khas saat Rabu Wengkasan

Bubur Sengkolo dibuat dari beras ketan hitam yang direbus dengan air sampai menjadi bubur pekat, lalu ditambahkan gula kelapa atau gula merah untuk memberi rasa manis. Makanan ini biasanya dibentuk menjadi bulatan atau lonjong dan disajikan dengan taburan kelapa parut.

Bahan-bahan:

  • 2 cup beras ketan hitam.
  • 6-8 cup air (untuk merendam dan merebus).
  • 1 ½ - 2 cup gula kelapa atau gula merah, serut halus.
  • Sejumput garam.
  • Daun pisang (untuk membungkus, opsional).

Cara Membuat:

  1. Rendam beras ketan hitam yang sudah dicuci bersih dalam air dingin selama 6-8 jam atau lebih baik semalaman.
  2. Buang air rendaman dan masak beras ketan hitam dalam panci dengan air mendidih hingga empuk dan berair.
  3. Aduk ketan secara berkala agar tidak menempel di dasar panci atau gosong.
  4. Masukkan gula kelapa atau gula merah yang sudah diparut ke dalam panci ketan dan aduk hingga tercampur merata.
  5. Biarkan gula meleleh dengan panas ketan. Tambahkan gula sesuai selera.Taburkan sedikit garam untuk menyeimbangkan rasa manis ketan.
  6. Jika kamu ingin menyajikan jenang dengan cara klasik, ambil daun pisang yang sudah dicuci dan diolesi minyak, lalu bungkus ketan di dalamnya.
  7. Angkat jenang dari panci dan dinginkan sebentar. Bentuk jenang menjadi bola-bola atau sesuai keinginan.Sajikan jenang sengkol yang manis dan legit!

Tak ada salahnya mengenal filosofi dari Rabu Wekasan. Semoga infiormasi ini bermanfaat.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|