Pillar Mempersembahkan, Tanah Le Saé “Chapter X” di PIFW 2025

Fimela.com, Jakarta Sebagai bagian dari Plaza Indonesia Fashion Week (PIFW) tahun ini, PILLAR dengan bangga mempersembahkan "Chapter X: Love, Loss, Memory" dari Tanah Le Saé. Tanah Le Saé secara konsisten telah menjadi merek andalan bagi komunitas dan konsumen PILLAR, dengan gaya desainnya yang khas yang menarik minat pembeli dan penggemar mode dari berbagai demografi. Wajar saja bagi peritel multi-merek ini untuk merayakan pencapaian terbaru merek tersebut – koleksi kesepuluh mereka – sebagai bagian dari rangkaian PIFW mereka.

Sebagai brand yang telah menjadi bagian dari PILLAR sejak awal, Tanah Le Sae terus mewujudkan nilai-nilai peritel tersebut, yaitu kreativitas inovatif dan individualitas yang tak tergoyahkan. "Kolaborasi kami dengan Tanah le Saé mencerminkan visi Pillar untuk menyoroti merek-merek dengan visi yang berani di mana gaya klasik bertemu dengan romansa modern, sekaligus memperjuangkan teknik pengerjaan ulang tekstil dan inklusivitas," jelas Riza Agrimayani, manajer merek PILLAR. “Dalam koleksi ini, kami tidak merefleksikan tren, melainkan elemen-elemen yang telah membentuk kami,” ujar Denniel Richard, salah satu pendiri merek tersebut, “Cinta diwujudkan dalam keanggunan bentuk, dengan balutan kain yang terinspirasi kain dan struktur lembut siluet kebaya dan beskap. 

Pelapisan yang mudah selaras dengan lipatan kain. Kami memberi penghormatan kepada gestur pakaian tradisional Indonesia, menatanya kembali dengan potongan kontemporer dan kain modern.”

Pelapisan yang mudah selaras dengan lipatan kain. Kami memberi penghormatan kepada gestur pakaian tradisional Indonesia, menatanya kembali dengan potongan kontemporer dan kain modern.” Mengeksplorasi tema kehilangan, duka, dan kenangan, koleksi Tanah Le Sae menyoroti bagaimana semua manusia mengalami fenomena tersebut. Dengan nostalgia dan sentimentalitas yang memainkan peran penting dalam memproses perasaan tersebut, mereka mengenang kembali siluet dari masa lalu mereka.

Gaya-gaya ini menyampaikan ritual, identitas, dan rasa memiliki – jenis tampilan dan nuansa yang dialami seseorang ketika mengenang foto dan upacara yang penuh nostalgia. “Kenangan berfungsi sebagai jembatan, menghubungkan cinta dan kehilangan,” Richards menjelaskan, “Hal itu dapat ditemukan dalam cara selempang diletakkan di pinggul, drama sederhana dari lapisan luar yang panjang, dan garis-garis cair yang membawa esensi tradisi tanpa mereplikasinya secara langsung. Setiap detail menjadi penghubung antar era, memungkinkan semangat warisan untuk berevolusi menjadi bentuk-bentuk baru.”