Rekomendasi Bahan Alami untuk Bumi yang Lebih Ramah Lingkungan

Fimela.com, Jakarta Industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG) selama ini identik dengan penggunaan plastik, mulai dari kemasan, alat makan sekali pakai, hingga proses distribusinya. Ketergantungan ini membuat industri FMCG kerap menjadi sorotan, mengingat dampak plastik terhadap lingkungan yang membutuhkan ratusan tahun untuk terurai.

Sahabat Fimela, Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) milik Kementerian Lingkungan Hidup menyebutkan jika total timbulan sampah di Indonesia pada tahun 2024 mencapai sekitar 46,63 juta ton. Angka ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah masih menjadi tantangan besar bagi berbagai daerah, terutama dengan meningkatnya volume limbah dari aktivitas rumah tangga dan industri setiap tahunnya. 

Berbagai upaya pun terus dilakukan untuk mengurangi penggunaan plastik, salah satunya dengan mengembangkan kemasan dan peralatan berbahan alami. Inovasi ini menjadi angin segar bagi konsumen yang semakin peduli terhadap kelestarian lingkungan.

Salah satu terobosan yang mulai populer adalah kantong plastik berbahan dasar ketela pohon. Dengan memanfaatkan sari ketela pohon, para peneliti berhasil menciptakan plastik ramah lingkungan yang dapat terurai lebih cepat. Teknologi ini bahkan sudah diaplikasikan untuk membuat sedotan yang aman bagi lingkungan.

Selain ketela pohon, bahan alami seperti nasi dan tepung beras juga digunakan untuk menciptakan pengganti sedotan plastik. Menariknya, sedotan ini tidak mempengaruhi rasa minuman, bahkan beberapa jenisnya dirancang dapat dimakan. Salah satu inovasi datang dari Universitas Surabaya melalui produk StrawBite, sedotan berbahan tepung beras yang terus dikembangkan oleh para peneliti dan mahasiswa. Mereka bereksperimen dengan berbagai inovasi, seperti menambahkan rasa atau membuat sedotan lebih tahan lama dalam minuman panas.

Kini, sejumlah pelaku usaha di industri F&B mulai beralih menggunakan kemasan dan alat makan berbahan alami. Perubahan ini tidak hanya menjadi langkah positif bagi kelestarian bumi, tetapi juga membuka peluang baru bagi industri kreatif untuk menciptakan produk ramah lingkungan yang inovatif dan bernilai jual tinggi.