Sering Merasa Tidak Bahagia? Mungkin Kebiasaan Ini Penyebabnya!

1 week ago 13

Fimela.com, Jakarta Banyak orang berpikir bahwa kebahagiaan berasal dari faktor eksternal seperti pencapaian besar, hubungan sosial, atau keberuntungan dalam hidup. Namun, tanpa disadari, kebiasaan kecil yang dilakukan sehari-hari justru bisa menjadi penghalang utama dalam mencapai kebahagiaan. Hal-hal yang tampaknya sepele, seperti sering menunda pekerjaan atau terlalu keras pada diri sendiri, ternyata memiliki dampak besar terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan emosional.

Dilansir dari El Camino Health, ada beberapa kebiasaan yang dapat membuat seseorang sulit merasa bahagia. Beberapa di antaranya adalah kurang tidur, tidak berolahraga, membandingkan diri dengan orang lain, hingga terjebak dalam pola pikir negatif. Jika dibiarkan terus-menerus, kebiasaan ini dapat memicu stres berkepanjangan dan bahkan berdampak pada kesehatan fisik.

Menyadari kebiasaan yang menghambat kebahagiaan adalah langkah pertama untuk memperbaikinya. Dengan mengubah pola hidup sedikit demi sedikit, seseorang bisa mulai menjalani hidup yang lebih seimbang dan penuh makna. Lantas, kebiasaan apa saja yang perlu dihindari agar bisa lebih bahagia?

Kurang Tidur dan Tidak Berolahraga

Tidur yang cukup dan rutin berolahraga memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan emosional. Kurang tidur dapat menyebabkan kelelahan, menurunkan konsentrasi, serta meningkatkan risiko gangguan kecemasan dan depresi. Saat seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup, tubuh juga kesulitan memproduksi hormon yang berperan dalam mengatur suasana hati, seperti serotonin dan dopamin. Akibatnya, emosi menjadi lebih labil dan rentan mengalami stres.

Sementara itu, kurangnya aktivitas fisik dapat memperburuk suasana hati karena tubuh tidak mendapatkan pelepasan endorfin yang dibutuhkan untuk meningkatkan perasaan bahagia. Olahraga tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik tetapi juga dapat membantu mengurangi ketegangan mental.

Aktivitas fisik seperti jalan kaki, yoga, atau bersepeda terbukti efektif dalam meningkatkan energi dan mengurangi kecemasan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga pola tidur yang teratur dan memasukkan olahraga ke dalam rutinitas harian agar tubuh dan pikiran tetap sehat.

Kebiasaan Menunda dan Tidak Memiliki Rutinitas

Menunda pekerjaan atau procrastination bisa menjadi salah satu penyebab utama stres yang tidak disadari. Ketika tugas semakin menumpuk, seseorang cenderung merasa kewalahan dan sulit menikmati waktu luang dengan tenang. Selain itu, tidak memiliki rutinitas harian yang jelas juga dapat membuat seseorang kehilangan arah, merasa kurang produktif, dan akhirnya menurunkan tingkat kebahagiaan.

Ketika seseorang terus-menerus menunda pekerjaan, beban mental semakin berat karena ada rasa bersalah dan kecemasan yang muncul akibat tugas yang belum terselesaikan. Hal ini dapat memicu tekanan psikologis yang berujung pada stres berkepanjangan. Tidak memiliki rutinitas juga bisa menyebabkan perasaan tidak stabil, seolah-olah hidup berjalan tanpa arah yang jelas.

Untuk mengatasinya, Sahabat Fimela bisa mulai membuat jadwal harian dan membagi tugas dalam langkah-langkah kecil agar lebih mudah dikerjakan. Dengan memiliki rutinitas yang terstruktur, seseorang bisa lebih mudah mengelola waktu dan merasa lebih puas dengan pencapaiannya setiap hari.

Terlalu Keras pada Diri Sendiri dan Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Sikap perfeksionis yang berlebihan dapat membuat seseorang sulit merasa puas dengan dirinya sendiri. Mengkritik diri sendiri secara terus-menerus hanya akan menambah tekanan dan mengurangi rasa percaya diri. Sering kali, seseorang menetapkan standar yang terlalu tinggi dan merasa gagal ketika tidak bisa mencapainya, padahal setiap pencapaian, sekecil apa pun, tetap memiliki nilai.

Selain itu, kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain, terutama di era media sosial, sering kali memicu perasaan tidak cukup baik atau tidak cukup sukses. Media sosial menampilkan kehidupan orang lain dalam bentuk yang sudah dikurasi, sehingga sulit untuk melihat realitas sebenarnya. Perbandingan ini bisa menyebabkan rasa rendah diri, kecemasan, dan bahkan depresi jika tidak dikendalikan dengan baik.

Alih-alih terus membandingkan diri dengan orang lain, cobalah untuk lebih fokus pada perkembangan pribadi. Apresiasi setiap usaha yang sudah dilakukan, dan ingat bahwa setiap orang memiliki perjalanan hidup yang berbeda. Menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna dan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses pertumbuhan dapat membantu seseorang merasa lebih damai dan bahagia.

Memendam Dendam dan Mengabaikan Kesehatan Mental

Menyimpan amarah atau dendam hanya akan menambah beban emosional. Ketika seseorang terus-menerus menyimpan perasaan negatif terhadap orang lain, hal itu bisa memicu stres berkepanjangan dan bahkan berdampak pada kesehatan fisik. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang sulit memaafkan cenderung mengalami tekanan darah tinggi, gangguan tidur, dan peningkatan risiko penyakit jantung.

Melepaskan perasaan negatif dan belajar memaafkan bukan berarti melupakan, tetapi lebih kepada memberi ruang bagi diri sendiri untuk merasa lebih tenang. Memaafkan bisa menjadi cara untuk membebaskan diri dari rasa sakit emosional yang berkepanjangan.

Selain itu, mengabaikan kesehatan mental juga menjadi faktor yang dapat menghambat kebahagiaan. Jika merasa stres, cemas, atau tertekan dalam jangka waktu yang lama, jangan ragu untuk mencari bantuan, baik dari teman dekat maupun profesional. Banyak orang enggan membicarakan kesehatan mental karena takut dianggap lemah, padahal mengakui dan menangani masalah emosional adalah tanda keberanian. Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik.

Stagnasi Kreatif dan Kurangnya Waktu untuk Diri Sendiri

Melakukan aktivitas yang sama berulang kali tanpa adanya tantangan baru dapat membuat seseorang merasa jenuh dan kehilangan motivasi. Stagnasi kreatif terjadi ketika seseorang tidak memberikan dirinya ruang untuk berkembang, baik dalam hal keterampilan, hobi, atau pengalaman baru. Ketika seseorang merasa tidak berkembang, hal ini bisa menyebabkan perasaan tidak puas terhadap hidup dan menurunkan kebahagiaan secara keseluruhan.

Untuk menghindari hal ini, cobalah untuk mengeksplorasi minat baru, belajar keterampilan baru, atau bahkan sekadar mencoba rutinitas yang berbeda. Misalnya, mencoba menulis jurnal, mengambil kelas online, atau bahkan melakukan perjalanan ke tempat baru dapat memberikan perspektif segar dan meningkatkan kreativitas. Selain itu, luangkan waktu untuk diri sendiri, seperti membaca buku, meditasi, atau sekadar bersantai tanpa gangguan.

Memberikan waktu untuk diri sendiri bukanlah bentuk kemalasan, melainkan cara untuk mengisi kembali energi dan menjaga keseimbangan hidup. Dengan terus menantang diri dan memberi ruang bagi kreativitas, seseorang bisa menjalani hidup dengan lebih bersemangat dan bahagia.

Penulis: Rianti Fitri Wulandari

#UnlockingTheLimitless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Rianti Fitri Wulandari

    Author

    Rianti Fitri Wulandari
  • Adinda Tri Wardhani

    Editor

    Adinda Tri Wardhani
Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|