5 Cara Efektif Membantu Karyawan Gen Z Mengatasi Burnout di Tempat Kerja

1 month ago 17

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, Gen Z kini mulai mendominasi dunia kerja dengan cara pandang dan kebiasaan yang berbeda dari generasi sebelumnya. Generasi ini dikenal lebih tegas dalam menetapkan batasan, seperti berani mengambil cuti ketika diperlukan atau tidak membuka email sama sekali di luar jam kerja. Namun, di balik sikap yang tampak tegas itu, banyak karyawan muda ini justru sedang berjuang menghadapi tekanan besar dan gejala burnout sejak awal karier.

Data menunjukkan bahwa Gen Z lebih rentan mengalami kelelahan dibandingkan rekan-rekan yang lebih senior. Lebih dari separuh karyawan di bawah usia 30 tahun mengaku mengalami burnout pada tingkat yang sudah sangat mengganggu, bahkan sampai memengaruhi performa kerja atau membuat mereka harus mengambil cuti berulang kali. Hampir dua dari lima karyawan muda juga sudah pernah didiagnosis atau mengidentifikasi diri dengan depresi. Angka-angka ini juga menunjukkan bahwa tekanan yang dialami bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh.

Kelelahan di tempat kerja tidak datang secara tiba-tiba. Kondisi ini dapat muncul secara perlahan akibat tekanan yang terus-menerus, ekspektasi tinggi, dan seringkali ketidakmampuan untuk benar-benar beristirahat. Gen Z menghadapi tantangan unik, mulai dari ketidakstabilan finansial, budaya kerja yang serba cepat, hingga sulitnya menemukan keseimbangan hidup. Namun, kita percaya bahwa masih ada kabar baik diantara buruknya burnout, yaitu generasi ini cenderung lebih peka terhadap kesehatan mental dan lebih berani mencari bantuan ketika sudah merasa jenuh. Lalu, apa saja cara yang bisa dilakukan oleh kita selaku atasannya di kantor untuk membantu mengatasi situasi ini? Melansir dari laman palife.co.uk, berikut adalah cara yang bisa diterapkan. Yuk, simak selengkapnya di bawha ini!

1. Dorong Gaya Hidup Seimbang

Mengelola kelelahan bukan hanya tentang melakukan segalanya sekaligus, melainkan menemukan cara yang paling tepat dan realistis untuk dijalani sehari-hari. Sebagai atasan, penting untuk merekomendasikan dan mendorong karyawan mencoba aktivitas fisik ringan sebagai salah satu cara meredakan gejala burnout. Tidak harus berupa olahraga intens — cukup berjalan kaki, yoga, atau peregangan singkat di sela-sela hari kerja sudah bisa memberi dampak positif bagi tubuh dan pikiran.

2. Ambil Waktu Istirahat

Riset menunjukkan bahwa ada sebanyak 42% akuntan merasa mengambil cuti sangat membantu meredakan kelelahan. Baik melalui cuti tahunan maupun meluangkan beberapa hari untuk menyegarkan pikiran, istirahat juga memberi kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk pulih dari tekanan pekerjaan yang berat. Cara sederhana ini efektif untuk memulihkan energi dan menjaga keseimbangan mental.

3. Kurangi Beban atau Jam Kerja

Perusahaan memegang peran penting dalam mencegah burnout sekaligus mendukung karyawan yang sudah mengalaminya. Manajer perlu membuka ruang diskusi tentang beban kerja yang terasa berlebihan dan memberatkan. Melalui diskusi bersama inilah, dapat ditemukan solusi, seperti menyesuaikan jadwal atau membagi ulang tanggung jawab agar lebih realistis dan lebih mudah dikelola.

4. Bangun Budaya Dukungan

Burnout sering menimbulkan perasaan terisolasi di tempat kerja, apalagi dengan jarak usia antara Gen Z dan generasi lainnya yang cukup jauh. Dukungan dari rekan kerja dapat membantu mengurangi perasaan ini. Berbagi cerita tentang beban kerja yang berat atau masalah pribadi, lalu mendapatkan respons yang hangat, dapat menumbuhkan rasa dimengerti dan memperkuat ketahanan emosional.

5. Cari Bantuan Lebih Lanjut

Meskipun burnout bukan termasuk kondisi kesehatan mental yang resmi, dampaknya bisa sangat besar secara emosional. Berkonsultasi dengan manajer atau profesional kesehatan mental dapat membantu menemukan strategi dan teknik untuk mengelola stres dengan lebih baik. Sayangnya, rasa malu dan stigma masih sering menjadi penghalang bagi banyak orang untuk mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater. Di sinilah peran perusahaan sangat penting, dengan menyediakan sumber daya yang proaktif dan intervensi yang tepat untuk mendukung kesejahteraan semua generasi di tempat kerja.

Itulah 5 cara membantu karyawan Gen Z menghadapi burnout di tempat kerja. Dengan dukungan dan lingkungan yang sehat, mereka bisa kembali menemukan semangat dan keseimbangan dalam bekerja. 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • via indriyani
  • Adinda Tri Wardhani

    Editor

    Adinda Tri Wardhani
Membaca./Copyright Fimela/Adrian Putra

Lifestyle5 Cara Zodiak Menjaga Energi agar Tak Gampang Burnout

Setiap zodiak punya cara unik menjaga energi agar tak cepat burnout. Sahabat Fimela, kenali caramu mengelola energi lewat pendekatan karakter zodiak, tanpa mengabaikan pentingnya kesadaran diri dan kerja keras.

Ilustrasi Burnout (Photo by DC Studio on Freepik)

Lifestyle7 Ciri-ciri Tubuh Butuh Istirahat Total Bukan Cuma Liburan, Kenali Tanda Burnout demi Kesehatan Mental

Pahami tanda-tanda bahwa kamu memerlukan istirahat menyeluruh, bukan sekadar liburan, agar terhindar dari burnout yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental.

Ilustrasi Burn Out (Photo by Vasilis Caravitis on Unsplash)

LifestyleCiri-Ciri Burnout Meski Libur Sudah Cukup, Pahami Cara Mengatasinya demi Kesehatan Mental

Pahami tanda-tanda burnout meskipun sudah cukup berlibur, serta cara mengatasinya demi menjaga kesehatan mental Anda.

 Unsplash.com/Icons8 Team)

ParentingFakta: 80% Ibu Bekerja Rentan Burnout, Kenali Penyebabnya

Ketahui penyebab dan solusi untuk para ibu bekerja yang sering merasa lelah, stres, dan tertekan. Temukan cara efektif mengatasinya.

Ilustrasi sakit punggung akibat duduk terlalu lama/copyright freepik.com/stefamerpik

HealthOlahraga Simpel di Kantor yang Bantu Meredakan Stres dan Nyeri Punggung

Simak rekomendasi olahraga ringan di kantor yang ampuh atasi stres dan nyeri punggung, cocok untuk kamu yang kerja 9–5!

Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|