Fimela.com, Malang Setiap orang memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda dalam menghadapi situasi, baik dalam hubungan, pekerjaan, maupun kehidupan sehari-hari. Dalam kerangka MBTI (Myers-Briggs Type Indicator), ada tipe-tipe kepribadian tertentu yang dikenal lebih peka dibanding yang lain. Mereka biasanya mudah merasakan perubahan suasana hati orang lain, lebih empatik, dan sering kali memikirkan hal-hal kecil yang terlewatkan oleh kebanyakan orang.
Menjadi sensitif tentu bukan kelemahan, justru bisa menjadi kekuatan jika dimanfaatkan dengan tepat. Rasa peka membuat mereka lebih mampu memahami orang lain, menjaga hubungan, dan menciptakan lingkungan yang harmonis. Namun, sensitivitas juga bisa membuat mereka lebih rentan merasa lelah atau terbebani oleh emosi yang terlalu dalam.
Artikel ini akan membahas lima MBTI yang dikenal paling sensitif, sekaligus memberikan gambaran bagaimana sifat tersebut bisa menjadi kelebihan maupun tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
INFP (The Mediator)
INFP dikenal sebagai pribadi idealis yang menjunjung tinggi nilai dan perasaan. Mereka bisa sangat tersentuh oleh kritik atau ketidakadilan. Karena empatinya tinggi, INFP sering merasa terluka jika ada konflik, tapi sisi ini juga membuat mereka tulus dan hangat.
INFJ (The Advocate)
Sebagai “advokat” yang peduli pada orang lain, INFJ sangat sensitif terhadap emosi di sekitarnya. Mereka bisa langsung menangkap perubahan suasana hati orang lain, bahkan tanpa kata-kata. Saking sensitifnya, INFJ kadang merasa kelelahan karena terlalu menyerap energi emosional dari sekitar.
ISFJ (The Nurturer)
ISFJ punya hati yang lembut dan cenderung mengutamakan orang lain dibanding dirinya. Mereka sangat mudah merasa bersalah jika ada yang kecewa dengan mereka. Sifat sensitif ini membuat ISFJ jadi sosok yang penuh perhatian, tapi juga rentan merasa overthinking.
ENFP (The Campaigner)
Meski terlihat ceria dan penuh energi, ENFP sebenarnya cukup sensitif. Mereka bisa cepat down saat merasa tidak dihargai atau diabaikan. ENFP butuh validasi dari orang terdekat, dan ketika tersakiti, mereka bisa lama memikirkannya.
ESFP (The Entertainer)
ESFP yang biasanya jadi pusat perhatian ternyata juga punya sisi sensitif. Mereka mudah tersentuh dengan pujian maupun kritik. Di balik sikap outgoing, ESFP sering menyembunyikan perasaan rentannya agar tetap terlihat ceria di depan orang lain.
Sensitivitas bukan kelemahan, tapi justru kekuatan yang bisa membuat seseorang lebih empatik, tulus, dan peka terhadap orang lain. Kalau kamu termasuk salah satu MBTI di atas, jangan khawatir, yang penting adalah belajar mengelola perasaan agar tetap seimbang dan tidak terlalu terbawa suasana.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.