ringkasan
- Kedai kopi lokal dapat mengurangi jejak karbon melalui sumber kopi berkelanjutan, pengelolaan limbah, efisiensi energi, penghematan air, serta edukasi pelanggan.
- Kopi Kenangan meluncurkan gerai coffee shop ramah lingkungan di Alam Sutera sebagai komitmen jangka panjang terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab industri F&B.
- Implementasi gerai ramah lingkungan Kopi Kenangan mencakup pemanfaatan cahaya alami, penggunaan material daur ulang, pemilahan sampah, dan edukasi interaktif bagi pelanggan.
Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, industri makanan dan minuman (F&B) memiliki peran krusial dalam upaya pelestarian lingkungan, terutama dalam mengurangi jejak karbon. Kedai kopi lokal, sebagai bagian integral dari industri ini, kini semakin gencar mengadopsi praktik-praktik berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan yang lebih hijau.
Salah satu inisiatif terdepan datang dari Kopi Kenangan, yang pada 31 Juli 2025, resmi meluncurkan gerai coffee shop ramah lingkungan pertamanya di Alam Sutera, Tangerang. Langkah ini bukan sekadar tren, melainkan manifestasi nyata dari komitmen jangka panjang mereka terhadap keberlanjutan, menjawab tantangan emisi global.
Peluncuran gerai inovatif ini menjadi sorotan penting karena menunjukkan bagaimana sebuah merek lokal besar dapat berkontribusi signifikan. Dengan berbagai strategi mulai dari efisiensi energi hingga pengelolaan limbah, Kopi Kenangan berupaya menjadi contoh bagi pelaku industri F&B lainnya di Indonesia.
Inisiatif Utama Coffee Shop dalam Mengurangi Jejak Karbon
Untuk menjadi sebuah coffee shop ramah lingkungan, berbagai upaya komprehensif perlu diterapkan. Dimulai dari hulu, pemilihan biji kopi yang berasal dari sumber berkelanjutan adalah fondasi penting. Ini termasuk mendukung petani fair trade dan memilih pemasok dengan sertifikasi hijau seperti Rainforest Alliance atau Organic, memastikan kopi ditanam tanpa pestisida berbahaya.
Selanjutnya, pengelolaan limbah menjadi area krusial. Kedai kopi dapat mengimplementasikan sistem daur ulang dan pengomposan untuk ampas kopi, mengubahnya menjadi kompos atau pakan ternak. Pengurangan penggunaan plastik sekali pakai juga vital, dengan beralih ke gelas yang dapat digunakan ulang, pengaduk kayu, atau sedotan kertas, serta mengolah limbah minyak jelantah menjadi produk bio.
Efisiensi energi dan penghematan air juga tidak kalah penting. Investasi pada peralatan bersertifikat ENERGY STAR, penggunaan pencahayaan alami dan lampu LED, serta pemasangan sensor gerak dapat mengurangi konsumsi listrik secara drastis. Sementara itu, perbaikan kebocoran dan penggunaan air secukupnya adalah langkah sederhana namun berdampak besar dalam konservasi air.
Terakhir, edukasi dan keterlibatan pelanggan adalah kunci keberhasilan. Mendorong pelanggan membawa tumbler sendiri dengan diskon, menyediakan Sustainability Corner, dan mendukung produk lokal untuk mengurangi emisi transportasi, semuanya berkontribusi pada ekosistem coffee shop ramah lingkungan yang holistik.
Komitmen Kopi Kenangan Wujudkan Gerai Berkelanjutan
Peluncuran gerai Kopi Kenangan di Alam Sutera bukan tanpa alasan mendalam. Edward Tirtanata, Co-Founder dan Group CEO Kenangan Brands, menegaskan bahwa ini adalah bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk menjadi bisnis yang berkelanjutan dan menguntungkan pada tahun 2030. Inisiatif ini merupakan implementasi nyata dari pilar "Protect Our Planet" dalam program "Kenangan Sustainability Journey" mereka.
Kopi Kenangan menyadari betul bahwa industri makanan dan minuman (F&B) memiliki kontribusi signifikan terhadap emisi global. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan bahwa industri F&B menyumbang sekitar 26% dari total emisi gas rumah kaca (GRK) pada tahun 2023. Di Indonesia sendiri, sampah kemasan kopi sekali pakai diperkirakan mencapai 1,2 juta ton per tahun, sebuah angka yang mengkhawatirkan.
Melihat urgensi ini, Kopi Kenangan mengambil langkah proaktif untuk menjawab harapan konsumen, khususnya generasi muda, yang semakin peduli terhadap isu lingkungan. Edward Tirtanata menyatakan bahwa keberlanjutan bukan lagi sekadar tren, melainkan sebuah keharusan. Gerai baru ini menjadi langkah awal yang konkret dalam perjalanan mereka menuju operasional yang lebih bertanggung jawab.
Desain dan Implementasi Inovatif Gerai Ramah Lingkungan Kopi Kenangan
Gerai coffee shop ramah lingkungan Kopi Kenangan di Alam Sutera dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan efisiensi energi. Desainnya memanfaatkan hingga 70% pencahayaan alami, dilengkapi dengan lampu LED, sensor gerak, dan pengaturan suhu AC yang efisien. Bahkan, mesin kopi dimatikan saat toko tidak ramai pengunjung untuk menghemat listrik, yang diperkirakan mampu menghemat 30.513 kWh listrik per tahun, setara penurunan emisi 26 ton CO2e.
Aspek pengelolaan sampah juga menjadi prioritas utama. Gerai ini menerapkan pemilahan dan daur ulang sampah organik, seperti ampas kopi yang diubah menjadi kompos dan pakan ternak, serta sampah anorganik seperti kemasan plastik dan tas spunbond. Inisiatif ini diproyeksikan dapat mengalihkan lebih dari 9,6 ton sampah dari TPA setiap tahun, bahkan pelanggan dapat mengambil kompos ampas kopi secara gratis.
Penggunaan material ramah lingkungan juga terlihat jelas dalam furnitur gerai. Beberapa bangku, meja, dan lampu dibuat dari 546 kg limbah plastik daur ulang, setara dengan 45.500 gelas plastik Kopi Kenangan Mantan. Selain itu, Kopi Kenangan memilih kemasan bersertifikat daur ulang dan mendukung produk lokal untuk mengurangi emisi karbon serta memastikan bahan baku bebas bahan kimia berbahaya.
Tidak hanya itu, Kopi Kenangan juga aktif mengedukasi pelanggan melalui Sustainability Corner interaktif dan promosi seperti diskon 20% bagi pengguna tumbler. Mereka juga mendorong penggunaan sip lid dan mengedukasi pelanggan untuk membuang sisa minuman sebelum membuang kemasan, menunjukkan komitmen menyeluruh terhadap keberlanjutan sebagai sebuah coffee shop ramah lingkungan.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.