Cara Sehat Mengatasi Burnout tanpa Harus Resign dari Pekerjaan

7 hours ago 3

Fimela.com, Jakarta Di balik padatnya rutinitas harian yang tak kunjung usai, ada kalanya tubuh dan pikiran mulai memberi sinyal lelah. Bangun pagi, menatap layar berjam-jam, menghadapi tekanan demi tekanan yang membuat mental semakin terkikis. Jika dibiarkan terlalu lama tanpa mendapat penanganan yang tepat, kondisi ini bisa berkembang menjadi burnout.

Burnout bukan sekadar rasa lelah biasa. Menurut World Health Organization (WHO), burnout merupakan kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental akibat stres berkepanjangan, yang berhubungan langsung dengan tekanan di tempat kerja. Sayangnya, banyak orang merasa bahwa satu-satunya cara keluar dari kondisi ini adalah dengan resign. Padahal, ada lho, cara yang lebih sehat untuk mengatasinya, tanpa harus mengorbankan pekerjaan yang kamu bangun dengan susah payah. Yuk, simak langkah-langkahnya!

1. Kenali dan Akui Emosi yang Kamu Rasakan

Langkah pertama yang paling penting adalah menyadari bahwa kamu sedang tidak baik-baik saja. Jika kamu merasa mudah tersinggung, kehilangan motivasi, atau selalu kelelahan meskipun sudah tidur cukup, itu bisa jadi tanda awal burnout.

Solusinya, cobalah untuk  menuliskan perasaanmu di jurnal atau luangkan waktu untuk berbicara dengan orang terpercaya agar hati terasa lebih ringan.

2. Atur Ulang Batasan antara Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi

Burnout sering kali muncul saat batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mulai kabur. Terutama jika kamu bekerja dari rumah, mungkin sulit untuk benar-benar 'clock out' dari tanggung jawab kerja. 

Salah satu cara efektif mengatasinya adalah membuat rutinitas penutup kerja, seperti merapikan meja, stretching ringan, atau menulis to-do list untuk esok hari. Kamu juga bisa mulai menetapkan batas waktu profesional. Misalnya, tidak menjawab pesan seputar pekerjaan di atas pukul 8 malam atau tidak membuka dokumen kerja saat akhir pekan.

3. Sisihkan Waktu untuk Recharge Energimu

Mulailah meluangkan waktu untuk dirimu sendiri. Tidak harus mewah. Cukup lakukan aktivitas yang membuatmu tenang dan kembali terhubung dengan dirimu sendiri. Entah itu membaca, menulis, menggambar, atau jalan sore tanpa tujuan. 

Yang terpenting adalah, lakukan ini dengan niat penuh dan hati yang ringan, tanpa merasa bersalah karena 'tidak produktif.'

4. Bicarakan Beban Kerjamu Secara Terbuka

Jika beban kerja terasa tidak masuk akal, jangan menyimpannya sendiri. Kamu berhak mengomunikasikan kondisimu kepada atasan atau tim HR. Sampaikan dengan jelas apa yang kamu rasakan, tantangan yang kamu hadapi, dan saran solusi yang memungkinkan. Lingkungan kerja yang sehat seharusnya bisa menerima masukan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap kualitas kerja, bukan hanya keluhan karyawan semata.

5. Pertimbangkan Dukungan Profesional

Jika rasa lelah pada dirimu mulai berdampak pada kesehatan mental secara signifikan, seperti mengalami gangguan tidur, cemas berlebih, atau hilang minat pada hal-hal yang dulu kamu sukai, tidak ada salahnya berkonsultasi pada psikolog agar kamu mendapatkan penangan yang tepat. Terapi bukan hanya untuk orang yang mengalami gangguan berat, tapi juga bagi siapa saja yang butuh ruang aman untuk memahami diri dan mencari solusi.

Sahabat Fimela, memilih untuk bertahan dengan pekerjaan bukan berarti kamu harus menanggung segalanya sendiri. Kuncinya adalah mengenali sinyal tubuhmu dan memberi ruang untuk kembali bernafas sejenak!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|