Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, berada di ruangan dengan pencahayaan yang remang-remang memang bikin suasana hati jauh lebih tenang. Selain itu, membuat kita merasa lebih nyaman dan santai, seolah dunia di luar berhenti sejenak. Banyak orang sengaja memilih lampu lembut atau tirai yang menahan cahaya agar atmosfer rumah terasa cozy dan damai.
Kebiasaan ini juga sering dijadikan momen untuk melepaskan penat setelah aktivitas panjang. Duduk di sofa sambil membaca buku atau menonton film favorit di cahaya yang lembut bisa jadi cara sederhana untuk menenangkan pikiran.
Meski terasa nyaman, kebiasaan berlama-lama di pencahayaan redup juga mempengaruhi cara tubuh dan mata beradaptasi. Nah, hal-hal kecil inilah yang lama-kelamaan bisa memberi dampak tertentu bagi kesehatan, tanpa disadari. Apa saja? yuk cari tahu!
1. Mata akan Cepat Lelah
Berada terlalu lama di ruangan redup membuat mata harus bekerja ekstra untuk menangkap detail. Kondisi ini bisa membuat otot mata cepat lelah, terutama saat membaca atau menatap layar gadget.
Selain itu, ketegangan mata ini sering memicu rasa perih atau penglihatan kabur sementara. Untuk mencegahnya, penting menambahkan cahaya yang cukup saat melakukan aktivitas visual, sehingga bisa membantu mata tetap rileks dan mengurangi risiko cepat lelah.
2. Sakit Kepala
Ketegangan pada mata akibat pencahayaan redup juga sering memicu sakit kepala ringan hingga migrain. Hal ini disebabkan karena mata dan otot-otot sekitarnya bekerja lebih keras untuk menyesuaikan diri dengan cahaya yang minim.
Sakit kepala ini biasanya muncul setelah beberapa jam melakukan aktivitas di ruangan gelap, seperti membaca, menonton, atau bekerja di depan layar. Solusinya adalah rutin memberi jeda untuk mata seperti mengedipkan mata atau menatap jauh sejenak, dan menambahkan cahaya yang cukup.
3. Gangguan Kualitas Tidur
Cahaya berperan penting dalam mengatur ritme sirkadian tubuh, yaitu jam biologis yang mempengaruhi tidur dan energi sepanjang hari. Ruangan yang terlalu redup atau gelap bisa membuat tubuh kebingungan dalam menentukan waktu tidur dan bangun.
Tentu hal ini mengakibatkan seseorang sulit tidur di malam hari atau merasa lelah saat bangun. Gangguan kualitas tidur ini juga bisa mempengaruhi konsentrasi dan mood di hari berikutnya.
4. Gangguan pada Kesehatan Mental
Lingkungan yang minim cahaya dalam jangka panjang bisa mempengaruhi mood dan kesehatan mental. Beberapa orang mungkin merasa lebih mudah lesu, cemas, atau kurang termotivasi saat terlalu sering berada di ruangan redup.
Kurangnya cahaya alami juga dapat meningkatkan risiko depresi musiman, terutama di musim dingin atau daerah dengan sinar matahari terbatas. Untuk itu, perlu menambahkan sumber cahaya cukup, baik lampu putih atau paparan sinar matahari.
5. Menurunnya Kesehatan Mata
Paparan cahaya minim secara terus-menerus bisa mempengaruhi kesehatan mata jangka panjang. Mata harus bekerja ekstra, sehingga otot mata mudah tegang dan penglihatan bisa menurun.
Kebiasaan membaca atau menatap layar di ruangan gelap juga dapat menyebabkan iritasi, mata kering, dan rasa perih. Pencegahan yang mudah dilakukan adalah memastikan pencahayaan yang cukup saat beraktivitas, serta rutin memberi jeda untuk mata agar tetap rileks.
Sahabat Fimela, demikian resiko yang akan terjadi jika kamu suka berada di ruangan atau tempat dengan kondisi pencahayaan yang remang-remang. Mari ubah kebiasaan itu dengan menyeimbangkan pencahayaan agar kamu bisa tetap nyaman tanpa mengorbankan kesehatan.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.