Motif Abadi, Gaya Masa Kini, Animal Print Makin Populer di 2025 Dikenakan Pevita Pearce, Kylie Jenner, hingga aespa

21 hours ago 5

Fimela.com, Jakarta Tahun 2025 menjadi panggung kembalinya animal print sebagai tren dalam dunia fashion. Setelah sempat meredup, motif-motif alam liar seperti leopard, zebra, dan snake print kini kembali merajai runway dan street style. 

Para desainer papan atas hingga brand high-street berlomba-lomba menyuguhkan interpretasi segar dari pola yang tak lekang oleh waktu ini. Beberapa artis luar negeri dan tanah air pun semakin mempopulerkan tren ini dengan mengenakan pakaian dengan motif animal print. 

Misalnya saja, motif macan tutul, zebra, harimau, ular, dan sapi muncul di fashion show SS25 di mana-mana dari Roberto Cavalli hingga Jacquemus. Sementara itu, Kylie Jenner saat berkunjung ke Italia mengenakan dress bodycon motif leopard, ia juga mengenakan bikini dengan motif yang sama dari brandnya KHY. 

Sementara itu, grup asal Korea Selatan, aespa pun tampil dengan motif animal print. Saat mempromosikan lagu terbaru mereka "Dirty Work". Penata gaya grup ini telah memasukkan motif leopard ke dalam pakaian mereka, termasuk gaun dan aksesori, yang telah menghasilkan sambutan positif di kalangan penggemar. 

Winter mengenakan long jaket leopard dipadukan inner tube hitam, Karina mengenakan unsur motif leopard di ikat pinggangnya. Giselle jug tampil dengan motif macan tutul untuk top straplessnya. Serta Ningning mengenakan crop top spaghetti strap leopard. 

Untuk artis Indonesia, Pevita Pearce terlihat  mengenakan swimsuit leopard saat liburan dengan suaminya menikmati lautan di yacht.

Asal Mula Animal Print hingga Kembali Tren di 2025

Motif hewan telah menjadi ciri khas mode yang berani dan glamor sejak awal abad ke-20, ketika motif ini pertama kali melambangkan kecanggihan dan daya tarik. Sebelum ramai dikenakan untuk item fashion dan dikenakan banyak orang ternyata motif hewan memiliki sejarah panjang.

Awalnya, kulit hewan digunakan untuk pakaian dan dekorasi, menandakan kekayaan dan kekuasaan di kalangan bangsawan dan kaum elit. Seiring berjalannya waktu, motif hewan, khususnya motif macan tutul, dikaitkan dengan kemewahan, kemewahan, dan bahkan pemberontakan, muncul dalam berbagai gerakan mode dan subkultur.

Melansir harpersbazzar.com.au, Motif hewan, terutama motif macan tutul, memiliki sejarah panjang dan bertingkat, yang berada di antara kemewahan dan kegaduhan. Tentu saja, beberapa penggunaan motif hewan pertama kali muncul melalui kulit hewan asli, dengan budaya dan peradaban kuno yang mengenakannya tidak hanya untuk kehangatan dan perlindungan, tetapi juga sebagai sarana untuk mengomunikasikan status seseorang. Dewa-dewa Mesir dan Yunani kuno juga sering digambarkan mengenakan kulit hewan, yang semakin meningkatkan keanggunan dan status bahan dan pemakainya.

Pada tahun 1700-an, bangsawan dan bangsawan mengenakan kulit dan bulu hewan, hingga motif hewan mulai ditiru pada bahan seperti sutra, yang sekali lagi menjadi simbol status bagi kaum elit. Namun, motif hewan baru menjadi tren umum pada abad ke-20.

Pada era 1920-an dan 1930-an, bintang-bintang memikat seperti Josephine Baker menarik perhatian dengan kecintaannya pada motif binatang, dan orang-orang seperti Eartha Kitt meneruskan tren tersebut hingga era 1950-an dan seterusnya.Motif hewan mulai menjadi tren mode ketika Christian Dior memberikan sentuhan mode kelas atas pada tahun 1940-an.

Dior menggunakan motif macan tutul dalam koleksi pertamanya, langsung menjadikannya sebagai motif pernyataan yang akan tetap menjadi ciri khas rumah mode tersebut melalui para direktur kreatif berikutnya. Pengenalan motif ini oleh Dior mengangkatnya dari sesuatu yang dulu dianggap norak menjadi simbol kecanggihan, kemewahan, dan kekayaan — sebuah status yang akan tetap dikaitkan dengan pola tersebut selama beberapa dekade.

Pada tahun 60-an, motif hewan telah menjadi ciri khas keanggunan, berkat Jackie Kennedy, yang mengenakan mantel bulu macan tutul yang menjadi salah satu momen mode paling ikoniknya. Mantel tersebut melambangkan gaya chic dan elegannya, serta mengukuhkan posisi motif hewan di kalangan atas. Namun, popularitas baru ini datang dengan konsekuensi yang tidak diinginkan.

Permintaan bulu macan tutul meroket, yang menyebabkan penurunan populasi hewan secara signifikan. Hal ini mendorong para konservasionis untuk mengambil tindakan, dan pada tahun 1973, perburuan macan tutul secara resmi dilarang. Mantel ikonik Kennedy tidak hanya menjadi pernyataan gaya — mantel ini juga menyoroti meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan dari mode dan perlunya praktik yang lebih berkelanjutan.

Menjadi Tren di Tahun 2025

Tren motif hewan sedang menjadi tren serius di tahun 2025, diperkuat bukan hanya oleh para desainer tetapi juga oleh gaya selebritas. Tahun ini dimulai dengan meriah ketika Elle Fanning mengenakan bukan hanya satu, melainkan dua tampilan motif macan tutul di Golden Globes awal Januari, sementara Hailey Bieber mengunggah foto yang kini viral mengenakan mantel motif macan tutul yang berani, memberikan tren ini ciri khasnya sebagai gadis keren.

Data pasar mendukung tren ini, dengan peningkatan 104% year-on-year dalam jumlah koleksi motif hewan untuk Musim Semi/Panas 2025, menurut data EDITED (LEIVIP).

Beberapa Brand yang Meluncurkan Animal Print

Kolaborasi antara Havaianas dan Dolce & Gabbana kembali hadir dengan koleksi terbaru di tahun 2025. Kali ini, kedua brand ternama tersebut menyuguhkan inovasi yang lebih berani dengan material-material unik dan motif animal print yang lebih menawan.Koleksi Havaianas x Dolce & Gabbana 2025 menggunakan beberapa material inovatif yang meningkatkan kenyamanan dan daya tahan sandal.

Salah satu yang paling menonjol adalah penggunaan tali bulu sintetis pada beberapa model dengan motif animal print seperti motif leopard atau zebra. Material ini memberikan tekstur yang unik dan sentuhan mewah, sekaligus tetap nyaman di kulit dan tahan lama. Sandal ini dijual seharga seharga Rp2.8 jutaan.

Lewat brandnya, Jessica Simpson meluncurkan koleksi sandal heels untuk koleksi summer dengan motif leopard dan ular. Sandal heels ini dijual seharga Rp1,3 Jutaan. Dior juga meluncurkan pakaian dengan motif leopard yang dijual puluhan juta. Mulai dari kemeja lengan pendek seharga Rp55 jutaan dan celana seharga Rp38 jutaan. 

Roberto Cavalli dan Jacquemus animal print

Tahun ini, Roberto Cavalli berkolaborasi dengan brand Skims milik Kim Kardashian. Kolaborasi ini menampilkan tema wild & Sculpted dengan menggabungkan print khas Cavalli seperti tiger face, light zebra, dan floral Fagianella dengan siluet swimwear klasik SKIMS—triangle top, halter, one-piece, cover-up, dan aksesori.

Koleksi ini di-design demi body positivity dan inklusif, tersedia dalam ukuran XXS hingga 4X. Fausto Puglisi Creative Director Roberto Cavalli menyebut Kim sebagai “modern Marilyn Monroe”, dan kolaborasi ini memadu estetika Italia mewah dengan desain modern yang sculpting. Harganya mulai dari Rp1.5 jutaan-Rp3.6 jutaan.

Jacquemus juga meluncurkan beberapa tas dengan motif animal print misalnya saja, Tas bahu motif zebra Jacquemus dengan esainnya yang ringkas memiliki dua kompartemen, satu saku dengan resleting, dan penutup tekan — fungsional sekaligus memukau seharga Rp25 jutaan. Atau Jacquemus menghadirkan tas Long Handbag dalam balutan leopard print berstruktur yang siap menjadikan setiap penampilan kamu penuh karakter dan keanggunan modern. 

Dibuat dari material premium bertekstur, tas ini mengusung kulit bermotif leopard yang mencuri perhatian. Desainnya panjang dan ramping dengan struktur yang kokoh, cocok untuk menyempurnakan tampilan siang maupun malam. Gagang kontras yang diperkuat memberikan sentuhan artistik sekaligus fungsional. Penutup flap magnetik menjaga isi tetap aman dengan bukaan praktis.  

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|