Review Buku Novel Vera Wong: Nasihat-Nasihat untuk Para Pembunuh

6 days ago 16

Penulis: Jesse Q. Susanto

Alih bahasa: Dharmawati, Siska Yuanita

Desain sampul: Martin Dima

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

***

Vera Wong Zhuzhu, umur enam puluh, adalah babi, tapi ia seharusnya terlahir sebagai ayam. Tentu saja, yang dimaksud adalah shio. (hlm. 7)

Ia membaca notesnya. "Kedai Teh Vera Wang Yang Tersohor Di Seantero Dunia." "Kenapa perancang busana punya kedai teh?" (hlm. 31)

Ya ampun, kalian anak muda menginginkan segala sesuatunya cepat, tapi kalau menyangkut pekerjaan, kalian melakukan segala sesuatunya dengan sangat lambat.(hlm. 88)

Investigasi pembunuhan yang dilakukan Vera berjalan sangat lancar hingga ia bertanya-tanya kenapa tidak lebih banyak orang yang langsung meninggalkan pekerjaan kantoran yang membosankan dan melakukan pekerjaan detektif. (hlm. 98)

Vera tidak ingat kali terakhir ia begitu bersenang-senang. Orang selalu berkata hari pernikahanmu adalah hari paling membahagiakan dalam hidupmu, tapi sejujurnya, orang harus lebih sering mencoba memecahkan pembunuhan. (hlm. 129)

Vera bukan tipe orang yang menyerah setelah satu langkah mundur. (hlm. 155)

***

Suatu hari, Vera mendapati ada sesosok mayat yang tergeletak di dalam kedainya. Vera pun segera menghubungi polisi. Namun, dia pun memilih untuk bertindak sendiri. Dia malah bersemangat untuk menyelidiki kasus itu sendiri.

Vera berinisiatif untuk membuat garis sendiri di sekitar mayat. Padahal sebenarnya itu adalah tugas polisi. Serta, dia mengambil sesuatu dari genggaman tangan mayat tersebut. Tindakannya memang tidak bisa dibenarkan tetapi dia membuat pilihannya sendiri.

Vera meyakini bahwa jika mayat itu memang korban pembunuhan, maka pastinya pelaku akan kembali datang ke TKP. Maka, dia pun dengan sengaja mengekspos kejadian tersebut dan berharap bisa "mengundang" pelakunya.

Ada empat orang yang akhirnya diyakini Vera sebagai "kandidat pembunuh". Riki, Sana, Julia, dan Oliver, mereka berempat merupakan orang-orang yang kenal dengan Marshall (sosok mayat yang ditemukan meninggal di kedai Vera). Masing-masing dari mereka bila dirunut lebih lanjut punya motif untuk membunuh Marshall. Di antara mereka, ada yang masih sebentar tapi ada juga yang sudah kenal lama dengan Marshall. Bahkan Oliver adalah saudara kembar Marshall.

Ketika penyebab meninggalnya Marshall akhirnya diketahui, Vera tak lantas menghentikan penyelidikannya. Dia pun menjalankan rencananya sendiri, sampai kemudian kejadian demi kejadian dialaminya dengan cara yang tak terduga. Kehidupannya pun ikut berubah seiring dengan investigasi yang dilakukannya, terlebih ada tindakan nekat yang ia lakukan seorang diri dan sangat mengejutkan bagi semuanya.

Membaca novel ini kita akan diajak untuk menebak-nebak tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Marshall. Bahkan ketika sudah ada sebuah titik terang, kita masih akan terus diburu rasa penasaran. Kita mungkin akan memiliki teori sendiri soal apa yang menimpa dan terjadi pada Marshall. Apalagi ketika mengetahui seperti apa sosok Marshall yang sebenarnya, kita akan menemukan semacam pembenaran apabila kematiannya disebabkan oleh tindakannya sendiri. Tapi, jawaban atas semua teka-teki dan penyelidikan akan membuat kita sangat terkejut, bahkan tercengang.

Benarkah Marshall dibunuh? Atau jangan-jangan bunuh diri? Kenapa mayatnya ditemukan di kedai Vera? Seperti apa kejadian yang sebenarnya? Semua pertanyaan itu akan kita temukan jawabannya satu demi satu dengan jalinan cerita yang apik di novel ini.

Yang menarik dari novel ini adalah terjalinnya interaksi yang begitu unik antara Vera dan empat orang baru yang dikenalnya. Bagi Vera, mereka semua adalah orang asing. Tapi itu tak menahan Vera untuk menyajikan masakan dan hidangan terbaik. Tiap kali mengadakan pertemuan, Vera akan menghidangkan ragam sajian yang menggugah selera. Siapa pun yang melihat masakan Vera pasti tak tahan untuk langsung mencobanya.

Vera mungkin merasa kesepian di usia senjanya. Sehingga ketika ada sebuah hal baru terjadi di hidupnya, dia menyambutnya dengan antusias walaupun hal baru tersebut tidak bisa dibilang sesuatu yang menyenangkan. Ada kesedihan yang sepertinya ia tutupi, tetapi kita ikut tertawa dengan hal-hal menarik yang ia lakukan selama penyelidikan.

Kehadiran Vera pun ternyata mengubah perspektif dan aspek kehidupan Riki, Sana, Julia, dan Oliver. Mereka berempat memiliki masalah dan sikap rendah diri masing-masing. Vera hadir dalam hidup mereka dengan cara yang unik, tapi juga memberi harapan baru untuk bisa bangkit dan membuka lembaran baru. Walaupun ikatan mereka terbentuk karena kejadian yang tak menyenangkan, tapi sebuah hubungan baru terjalin dengan menghadirkan kehangatan tersendiri.

Novel ini memberi pengalaman membaca yang begitu berkesan. Ada nuansa kocak sekaligus mengharukan dalam jalinan ceritanya. Plot twist yang dihadirkan pun memberi kejutan tersendiri. Dari sebuah kejadian nahas, ada banyak sisi humanis yang dikupas dan terkupas di dalamnya. Tema tentang kesepian, harapan hidup, hingga makna cinta dan kasih sayang diangkat dalam novel ini dengan narasi yang menarik.

Bagi Sahabat Fimela yang sedang mencari bacaan bertema unik dan memberi pengalaman membaca yang memicu rasa penasaran hingga akhir, Vera Wong: Nasihat-Nasihat untuk Para Pembunuh bisa menjadi rekomendasi yang menarik. Kita akan berkenalan dengan sosok nenek Vera yang nyentrik sekaligus memancarkan kehangatannya sendiri.

Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|