14 Insiden Maut yang Bikin Indonesia Masuk Daftar Tempat Paling Berbahaya untuk Selfie

5 days ago 8

ringkasan

  • Indonesia menempati posisi keenam secara global dalam daftar negara paling berbahaya untuk selfie, dengan 14 insiden fatal atau cedera antara Maret 2014 hingga Mei 2025.
  • Penyebab paling umum dari insiden swafoto mematikan adalah jatuh dari ketinggian, yang menyumbang 46% dari seluruh kasus.
  • Tekanan untuk mendapatkan validasi di media sosial dan menciptakan konten viral seringkali mendorong individu mengambil risiko tidak perlu yang berujung tragis, padahal banyak insiden bisa dihindari dengan langkah sederhana.

Fimela.com, Jakarta Apa Sahabat Fimela tahu bahwa Indonesia kini menjadi sorotan global terkait aktivitas swafoto? Sebuah studi terbaru menempatkan negara kita dalam daftar yang mengkhawatirkan. Ini bukan tentang keindahan alamnya, melainkan risiko yang mengintai di baliknya.

Riset dari The Barber Law Firm mengungkapkan bahwa Indonesia masuk dalam daftar tempat paling berbahaya untuk selfie di dunia. Antara Maret 2014 hingga Mei 2025, tercatat 14 insiden terkait swafoto yang berujung pada cedera atau bahkan kematian. Angka ini menempatkan Indonesia di posisi keenam secara global.

Data ini tentu menjadi pengingat penting bagi kita semua, terutama para pencari konten viral. Mengapa sebuah foto yang sempurna bisa berujung pada tragedi? Mari kita selami lebih dalam fakta dan bahaya di balik fenomena swafoto ini.

Mengapa Swafoto Berbahaya di Indonesia?

Salah satu penyebab utama insiden fatal saat berswafoto adalah jatuh dari ketinggian. Studi menunjukkan bahwa 46 persen dari seluruh insiden swafoto mematikan di seluruh dunia disebabkan oleh kecelakaan jenis ini. Kejadian ini seringkali terjadi di lokasi-lokasi ekstrem seperti atap gedung, tebing curam, atau struktur tinggi lainnya.

Lokasi-lokasi tersebut, meskipun menawarkan pemandangan menakjubkan untuk latar belakang foto, juga menyimpan risiko yang sangat besar. Banyak individu yang terlalu fokus pada pengambilan gambar sempurna hingga melupakan keselamatan diri. Akibatnya, satu langkah yang salah dapat berujung pada konsekuensi yang fatal dan tidak terduga.

Kondisi geografis Indonesia yang kaya akan pegunungan, tebing pantai, serta bangunan-bangunan tinggi mungkin turut berkontribusi pada tingginya angka insiden ini. Keinginan untuk mendapatkan foto unik di tempat-tempat ikonik seringkali mendorong seseorang untuk mengambil risiko yang tidak perlu.

Validasi Media Sosial vs. Keselamatan Diri

Kris Barber, pendiri dan pengacara utama di The Barber Law Firm, menyoroti tren yang mengkhawatirkan ini. Menurutnya, upaya untuk mendapatkan validasi di media sosial justru seringkali merenggut nyawa. Ia menegaskan, "Foto yang sempurna tidak sebanding dengan risikonya."

Barber menambahkan bahwa sebagian besar tragedi ini sebenarnya bisa dihindari dengan langkah sederhana. Misalnya, hanya dengan mundur beberapa langkah dari tepi berbahaya atau mencari sudut foto yang lebih aman, banyak nyawa bisa terselamatkan. Kesadaran akan lingkungan sekitar adalah kunci utama.

Popularitas platform seperti Instagram dan TikTok telah meningkatkan tekanan bagi banyak orang untuk menciptakan konten yang memukau dan penuh petualangan. Hasrat akan konten viral ini seringkali mengesampingkan pertimbangan keselamatan dasar. Individu didorong untuk mengambil risiko yang tidak perlu, bahkan yang berpotensi fatal, demi sebuah "like" atau "share".

Studi Kasus Tragis: Pelajaran Berharga dari Insiden Selfie

Indonesia telah menyaksikan beberapa insiden tragis yang menjadi pengingat pahit akan bahaya swafoto. Kisah-kisah ini menunjukkan betapa fatalnya kebiasaan ini jika tidak dibarengi dengan kewaspadaan.

Salah satu contoh adalah kecelakaan di Lampung Selatan pada tahun 2019. Satu keluarga meninggal dunia setelah ditabrak truk saat sedang berswafoto di pinggir Jalan Lintas Sumatera. Mereka terlindas truk yang hilang kendali, menewaskan enam orang dalam kejadian nahas tersebut.

Insiden lain terjadi di Tulungagung pada akhir 2023, di mana seorang remaja ditemukan meninggal dunia usai tenggelam di Sungai Kedung Muko. Diduga, korban tergelincir dan jatuh setelah melakukan selfie. Kemudian, pada Oktober 2023, seorang wisatawan tewas di Banyumas akibat terjatuh saat kaca jembatan di objek wisata The Geong pecah, yang terjadi saat korban bersama tiga wisatawan lainnya tengah berswafoto.

Insiden-insiden ini menjadi pengingat yang kuat bagi Sahabat Fimela. Keinginan untuk mendapatkan foto yang sempurna tidak boleh mengorbankan keselamatan diri. Kesadaran akan potensi bahaya dan pengambilan keputusan yang bijak sangat diperlukan untuk mencegah tragedi serupa di masa mendatang.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Vinsensia Dianawanti

    Author

    Vinsensia Dianawanti
Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|