Mengenal Tren Slow Living di Tengah Dunia yang Serba Cepat

2 days ago 7

Fimela.com, Jakarta Di era modern ini, semua serba cepat. Mulai dari pekerjaan, teknologi, hingga cara seseorang berinteraksi dengan sesamanya, seolah menuntut untuk selalu produktif tanpa henti. Fenomena ini membuat banyak orang merasa lelah secara fisik maupun mental. Mereka sulit menemukan waktu untuk benar-benar menikmati hidup dan bersenang-senang.

Konsep slow living hadir sebagai alternatif gaya hidup yang lebih menenangkan. Konsep ini menekankan pada melakukan sedikit hal dengan kualitas yang lebih tinggi. Banyak orang seringkali menganggap slow living sebagai hal yang negatif karena disamakan dengan lamban, malas, atau tidak produktif. Hidup lambat bukan tentang menjadi sempurna, dan jelas bukan tentang menjadi malas. 

Slow living tidak hanya untuk mereka yang tinggal di pedesaan, melainkan pola pikir untuk semua orang. Berikut ini FIMELA merangkum lebih dalam tentang tren slow living di tengah dunia yang serba cepat. Yuk, simak sahabat FIMELA!

Kesalahpahaman Umum Tentang Slow Living

Banyak orang menganggap bahwa tren slow living adalah hal yang negatif. Padahal ada perbedaan yang signifikan antara “lambat baik” dan “lambat buruk”. Lambat buruk mengacu pada hal-hal yang berada di luar kendali seseorang, seperti antrean panjang atau kemacetan lalu lintas. Sementara, lambat baik berarti memperlambat secara sadar dalam melakukan sesuatu untuk mencapai hasil yang lebih baik. Bukan berarti bergerak lambat seperti siput, namun tentang memperlambat langkah dan mematikan mode autopilot dalam hidup. Alhasil, seseorang dapat memprioritaskan dan mengalokasikan waktu untuk hal-hal yang lebih penting. Hidup lambat tidak bertentangan dengan kesuksesan atau produktivitas. Justru, slow living adalah salah satu aspek dalam mewujudkan konsep kesuksesan. 

Manfaat Mempraktikkan Slow Living

Dengan memilah prioritas dan menghilangkan aktivitas yang mengganggu, seperti deadline menumpuk atau waktu berlebih dalam sosial media, seseorang akan mendapatkan kembali waktu untuk merawat diri sendiri. Pikiran akan lebih tenang dan stres pun berkurang. Mereka akan menemukan integrasi kehidupan kerja yang lebih baik dan meluangkan waktu untuk hal yang terpenting, sehingga kehidupan mengarah pada tujuan. Selain waktu untuk diri sendiri, slow living juga akan membantu meningkatkan waktu berkualitas bersama orang-orang tersayang. 

Tips Memulai Slow Living

Ada beberapa tips yang dapat diterapkan dalam memulai slow living. Stres seringkali muncul karena beban kerja dan pikiran yang berlebih, sehingga penting untuk mengurangi multitasking. Usahakan untuk fokus pada satu hal terlebih dahulu sebelum beralih ke hal yang lain. Tentukan juga tugas-tugas yang menjadi prioritas dan belajarlah untuk berkata tidak pada hal-hal yang hanya membuang energi. Sahabat FIMELA juga dapat memulai slow living dengan rutinitas sederhana, seperti minum teh sore sambil membaca buku, berjalan santai, atau menulis jurnal. Penting juga untuk menyediakan waktu bebas layar setiap harinya agar lebih terhubung dengan diri sendiri maupun orang lain. 

Ingat, hidup bukan tentang perlombaan dengan garis start dan finish. Ini adalah tentang hidup yang lambat, tidak sempurna, dan terus berkembang. Selamat mencoba, sahabat FIMELA!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|