Mudah Dirawat, 7 Tanaman Bumbu Dapur Praktis Ditanam di Halaman Rumahmu

5 days ago 9

Fimela.com, Jakarta Memiliki kebun bumbu dapur di halaman rumah kini bukan lagi sekadar impian. Tren ini semakin populer di kalangan banyak orang. Selain menyediakan pasokan bumbu segar yang siap digunakan kapan saja, menanam bumbu dapur sendiri juga bisa mengurangi pengeluaran harian Anda.

Bumbu segar yang langsung dipetik dari halaman rumah juga menjamin kualitas dan kebersihan bahan masakan Anda. Proses menanamnya pun tidak selalu sulit. Bahkan, beberapa jenis tanaman bumbu sangat mudah tumbuh dan cocok bagi pemula.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tujuh jenis tanaman bumbu dapur yang sangat praktis untuk ditanam di halaman rumah Anda. Dilengkapi dengan panduan perawatan dan cara panennya, Anda bisa menikmati hidangan lezat dengan kesegaran alami dari kebun pribadi Anda.

Jadi, tanaman bumbu dapur apa saja yang praktis untuk ditanam sendiri di halaman? Dilansir dari berbagai sumber, Rabu (27/8), berikut ini ulasan informasinya.

Bawang putih merupakan bumbu dapur yang wajib ada dalam setiap masakan. Tanaman dengan nama latin Allium sativum ini memang bermanfaat untuk memberi rasa sedap masakan dan aroma yang menggiurkan. Dan, selain manfaatnya bagi masakan, bawang putih pun ...

1. Daun Bawang (Scallions/Green Onions)

Daun bawang merupakan salah satu bumbu dapur yang paling sering digunakan, memberikan sentuhan aroma dan rasa bawang yang lembut pada berbagai hidangan. Tanaman serbaguna ini sering dimanfaatkan sebagai taburan atau bahan utama dalam aneka masakan, mulai dari sup yang hangat, tumisan yang lezat, omelet yang menggugah selera, hingga martabak yang nikmat.

Menurut Meghan Splawn dari The Kitchn pada tahun 2018, setiap bagian daun bawang menawarkan sensasi rasa yang berbeda. Bagian putihnya memiliki rasa bawang yang lebih intens, sementara bagian hijaunya memberikan rasa yang lebih ringan dan segar. Fleksibilitas ini menjadikan daun bawang sebagai pelengkap sempurna untuk berbagai jenis masakan.

Menanam daun bawang sangatlah mudah, bahkan bisa dilakukan dari sisa akarnya. Tanaman ini memerlukan sinar matahari penuh dan tanah yang lembab dengan drainase yang baik. Daun bawang dapat ditanam di pot atau di kebun, dan cukup toleran terhadap berbagai kondisi tanah.

Perawatan daun bawang tidak memerlukan usaha yang rumit. Penyiraman yang teratur diperlukan untuk menjaga kelembaban tanah. Untuk memanen, cukup potong daunnya sekitar 2-3 cm di atas permukaan tanah. Daun bawang akan tumbuh kembali, memungkinkan Anda untuk memanen berkali-kali.

2. Daun Mint (Mint)

Daun mint adalah tanaman aromatik yang sangat digemari karena kesegarannya yang memikat. Tanaman ini sering menjadi bintang dalam berbagai hidangan, minuman, dan bahkan pengobatan tradisional. Dengan aroma yang khas dan rasa yang menyegarkan, daun mint kerap menjadi pilihan untuk memperkaya rasa minuman seperti teh dan mojito, serta menambah cita rasa pada salad, saus, dan hidangan penutup.

Tak hanya di dapur, mint juga dikenal memiliki efek menenangkan. Menurut Healthline.com (2018), mint kerap digunakan dalam aromaterapi atau sebagai obat herbal untuk meredakan masalah pencernaan. Menanam mint di halaman rumah Anda bisa memberikan manfaat ganda, baik untuk masakan maupun kesehatan Anda.

Dalam hal pertumbuhan, Jon VanZile dari The Spruce pada tahun 2023 menjelaskan bahwa mint tumbuh subur di tempat yang mendapatkan sinar matahari sebagian hingga penuh, namun lebih menyukai tanah yang lembab dan kaya nutrisi. Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik di pot maupun langsung di tanah. Namun, perlu diperhatikan bahwa mint cenderung menyebar dengan cepat dan bisa menjadi invasif jika tidak diawasi dengan baik.

Merawat daun mint sebenarnya cukup mudah. Mary H. Dyer dari GardeningKnowHow.com pada tahun 2023 menyarankan untuk rutin menyiram tanaman guna menjaga kelembaban tanah, terutama saat cuaca panas. Pemangkasan secara teratur akan mendorong pertumbuhan tunas baru dan menjaga bentuk tanaman tetap rapi. Anda bisa memanen daun mint kapan saja setelah tanaman cukup besar, cukup petik daun yang diperlukan atau potong batang untuk mendorong percabangan.

3. Seledri (Celery)

Seledri adalah sayuran serbaguna yang sering kali digunakan dalam masakan untuk menambahkan aroma dan cita rasa yang gurih. Tanaman ini, yang dikenal dengan nama ilmiah Apium graveolens, memanfaatkan seluruh bagiannya, mulai dari daun, batang, hingga akar. Daun seledri biasanya ditaburkan pada sup, salad, atau tumisan, sementara batangnya dapat dinikmati mentah ataupun dimasak.

Seledri memberikan sentuhan aroma segar dan sedikit pahit yang khas pada hidangan, menjadikannya bahan esensial dalam berbagai masakan Asia dan Barat. Keunikan rasa dan aromanya membuat seledri menjadi bumbu yang wajib ada di banyak resep.

Menurut The Editors of The Old Farmer's Almanac pada tahun 2023, seledri memerlukan paparan sinar matahari penuh hingga teduh sebagian serta tanah yang kaya bahan organik, lembab, dan memiliki drainase yang baik. Tanaman ini lebih menyukai suhu yang sejuk dan stabil, sehingga lebih cocok ditanam pada musim hujan atau di tempat yang tidak terlalu panas.

Penyiraman yang konsisten sangat penting bagi seledri, karena tanah yang kering dapat membuat batangnya menjadi pahit dan berserat. Pemupukan secara teratur juga mendukung pertumbuhan yang optimal. Daun seledri dapat dipanen secara bertahap dengan memetik daun terluar saat tanaman sudah cukup besar, sedangkan batangnya bisa dipanen sepenuhnya setelah 3-4 bulan masa tanam.

4. Cabai (Chili)

Cabai, buah dari tanaman genus Capsicum, dikenal luas karena rasa pedasnya yang khas dan menjadi bumbu esensial dalam berbagai hidangan di seluruh dunia, terutama di Indonesia. Buah ini adalah kunci untuk memberikan sensasi pedas dalam masakan, dan dapat digunakan dalam berbagai bentuk seperti segar, kering, atau bubuk. Jenis cabai sangat bervariasi, mulai dari yang hanya sedikit pedas hingga yang sangat menyengat.

Selain menambah cita rasa pedas, cabai mengandung capsaicin yang diketahui memiliki sejumlah manfaat kesehatan. Capsaicin dapat membantu meredakan nyeri dan meningkatkan metabolisme tubuh. Untuk tumbuh optimal, cabai memerlukan paparan sinar matahari penuh selama 6-8 jam sehari serta tanah yang subur, memiliki drainase yang baik, dan sedikit asam dengan pH antara 6.0 hingga 6.8.

Tanaman cabai menyukai iklim hangat dan tidak tahan terhadap suhu beku. Penanaman bisa dimulai dari biji atau bibit, baik di dalam pot maupun langsung di tanah. Penyiraman yang konsisten sangat penting, terutama saat tanaman berbunga dan berbuah. Pemupukan secara rutin dengan pupuk yang kaya fosfor dan kalium akan membantu pembentukan buah yang optimal. Cabai dapat dipanen setelah mencapai ukuran dan warna yang diinginkan, biasanya dalam rentang waktu 60-90 hari setelah penanaman, tergantung pada varietas yang ditanam.

5. Jahe (Ginger)

Jahe, dengan nama ilmiah Zingiber officinale, adalah rimpang yang sangat populer karena aroma dan rasa pedas yang khas. Tak hanya menjadi bumbu favorit dalam masakan Asia, jahe juga sering digunakan untuk menghilangkan bau amis, memberikan rasa hangat, dan diolah menjadi minuman herbal yang menyegarkan.

Dikenal dengan sifat anti-inflamasi dan antioksidannya, jahe sering dimanfaatkan untuk meredakan mual dan gangguan pencernaan. Manfaat kesehatan yang melimpah ini menjadikan jahe pilihan yang bijak untuk dibudidayakan di rumah.

Tanaman jahe tumbuh optimal di lokasi yang teduh sebagian atau terkena sinar matahari tidak langsung, dengan tanah yang kaya bahan organik, lembab, dan memiliki drainase baik. Jahe menyukai iklim tropis dan subtropis yang hangat dan lembab. Untuk menanamnya, Anda dapat menggunakan rimpang yang sudah memiliki 'mata' atau tunas.

Penyiraman secara teratur sangat penting untuk menjaga kelembaban tanah, namun pastikan tidak ada genangan air yang bisa menyebabkan rimpang membusuk. Pemupukan dengan kompos atau pupuk organik akan mendukung pertumbuhan jahe. Umumnya, jahe siap dipanen setelah 8-10 bulan, ditandai dengan daun yang mulai menguning dan mati. Anda dapat menggali rimpang sepenuhnya atau sebagian untuk panen yang berkelanjutan.

6. Kunyit (Turmeric)

Kunyit, dengan warna kuning oranye yang memikat, adalah rimpang yang sangat berharga dalam kuliner Asia, terutama di Indonesia. Selain berfungsi sebagai pewarna alami, kunyit juga dikenal sebagai bumbu dengan aroma yang unik. Dalam dunia kuliner, kunyit (Curcuma longa) memberikan sentuhan warna kuning cerah yang menggugah selera dan aroma khas yang sulit dilupakan. Selain perannya di dapur, kunyit juga sering dimanfaatkan dalam pembuatan jamu tradisional dan produk kosmetik.

Kandungan utama dalam kunyit, yaitu kurkumin, terkenal akan sifat anti-inflamasi dan antioksidannya yang sangat kuat. Hal ini menjadikan kunyit tidak hanya sekadar bumbu masakan, tetapi juga tanaman yang kaya manfaat kesehatan.

Untuk tumbuh dengan optimal, kunyit memerlukan paparan sinar matahari penuh hingga teduh sebagian, serta tanah yang gembur, subur, dan memiliki sistem drainase yang baik. Tanaman ini menyukai iklim yang hangat dan lembab. Proses penanaman dapat dimulai dengan rimpang kunyit yang sudah bertunas, mirip dengan cara menanam jahe.

Penyiraman secara teratur sangat penting untuk menjaga kelembapan tanah, terutama selama musim kemarau. Namun, pastikan tanah tidak terlalu basah untuk menghindari rimpang busuk. Kunyit umumnya siap dipanen setelah 8-10 bulan, ketika daunnya mulai menguning dan mengering. Rimpang kunyit kemudian dapat digali, dibersihkan, dan siap untuk dimanfaatkan.

7. Serai (Lemongrass)

Serai, tanaman aromatik yang memikat ini, kerap menjadi bintang dalam masakan Asia Tenggara. Dengan sentuhan aroma lemon yang segar dan sensasi pedas yang lembut, serai atau Cymbopogon citratus adalah pilihan sempurna untuk menyempurnakan cita rasa sup, kari, tumisan, hingga minuman. Keunikan aroma lemonnya sangat ideal untuk masakan berkuah dan hidangan laut. Lebih dari sekadar bumbu dapur, serai juga populer dalam teh herbal dan minyak esensial berkat aroma khas dan potensi manfaat kesehatannya, menjadikannya tanaman serbaguna yang tak tergantikan.

Untuk tumbuh optimal, serai memerlukan paparan sinar matahari penuh setidaknya selama 6 jam setiap hari serta tanah yang subur, lembab, dan memiliki drainase yang baik. Tanaman ini sangat menyukai iklim hangat dan tropis. Serai dapat ditanam dari batang yang sudah berakar atau bibit, dan biasanya tumbuh dalam rumpun yang cukup besar.

Penyiraman secara teratur sangatlah penting, terutama di saat cuaca kering, dan penggunaan pupuk dengan kandungan nitrogen tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan daun yang lebat. Batang serai dapat dipanen kapan saja setelah tanaman cukup matang, biasanya dengan memotong batang di dekat pangkal tanah. Tanaman ini akan terus memproduksi batang baru, memastikan pasokan bumbu segar yang berkesinambungan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Ricka Milla Suatin
Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|