Trophy Wife vs Tradwife, Dua Konsep Istri Modern yang Bertolak Belakang

8 hours ago 3

Fimela.com, Jakarta Dalam era digital seperti sekarang, istilah-istilah baru sering kali muncul dan menjadi tren di media sosial, termasuk yang berkaitan dengan peran gender dan hubungan pernikahan. Dua istilah yang belakangan ini kerap diperbincangkan adalah "Trophy Wife" dan "Tradwife". Meskipun keduanya merujuk pada peran seorang istri, namun filosofi dan gaya hidup yang diusung sangatlah berbeda, bahkan bisa dibilang bertolak belakang.

Mengenal Trophy Wife: Simbol Status dan Kemewahan

Secara harfiah, "trophy wife" berarti "istri piala". Istilah ini merujuk pada seorang istri yang dianggap sebagai simbol kesuksesan, kekayaan, dan status sosial bagi suaminya. Seringkali, Trophy Wife adalah wanita muda yang menarik, menikah dengan pria yang jauh lebih tua, lebih kaya, atau memiliki posisi sosial yang tinggi.

Karakteristik Utama Trophy Wife:

Fokus pada Penampilan Fisik: Penampilan adalah aset utama bagi seorang Trophy Wife. Mereka cenderung sangat menjaga penampilan, mengenakan pakaian desainer, dan memiliki gaya hidup mewah yang didukung oleh kekayaan pasangan.

Peran sebagai "Aksesori": Dalam pandangan yang stereotip, peran utama Trophy Wife adalah untuk "dipamerkan" di acara-acara sosial, pesta, atau pertemuan bisnis. Keberadaannya memperkuat citra publik suaminya sebagai pria yang sukses dan berkuasa.

Ketergantungan Finansial: Umumnya, Trophy Wife tidak memiliki peran besar dalam pengambilan keputusan finansial keluarga dan cenderung bergantung sepenuhnya pada penghasilan suaminya.

Hubungan yang Dangkal: Hubungan antara Trophy Wife dan suaminya sering kali dianggap lebih berfokus pada penampilan dan citra sosial daripada kedalaman emosional atau intelektual. Namun, penting untuk dicatat bahwa istilah ini seringkali memiliki konotasi negatif dan merendahkan.

Banyak yang mengkritik konsep Trophy Wife karena dianggap mereduksi nilai perempuan hanya sebatas objek fisik dan mengabaikan kecerdasan, bakat, serta ambisi pribadi mereka.

Mengenal Tradwife: Kembali ke Peran Tradisional

"Tradwife" adalah kependekan dari "Traditional Wife" atau "istri tradisional". Gerakan Tradwife belakangan menjadi populer di media sosial, terutama TikTok, di mana para wanita membagikan konten tentang kehidupan mereka yang berfokus pada peran rumah tangga. Konsep ini mempromosikan kembalinya pembagian peran gender yang lebih tradisional dalam pernikahan.

Karakteristik Utama Tradwife:

Fokus pada Rumah Tangga: Seorang Tradwife meyakini bahwa peran utamanya adalah mengurus rumah tangga dan keluarga. Mereka mendedikasikan waktu untuk memasak, membersihkan rumah, mengasuh anak, dan menciptakan suasana rumah yang nyaman.

Suami sebagai Pencari Nafkah Utama: Dalam model Tradwife, suami memiliki peran sebagai pencari nafkah (provider) utama. Istri memilih untuk tidak bekerja di luar rumah dan fokus pada pekerjaan domestik.

Pembagian Peran yang Jelas: Gerakan ini menganut nilai-nilai konservatif di mana ada pembagian tugas yang jelas antara laki-laki dan perempuan. Ini seringkali didasari oleh keyakinan agama atau nilai-nilai keluarga yang kuat.

Pilihan Hidup yang Disengaja: Banyak penganut Tradwife menekankan bahwa pilihan ini adalah keputusan sadar dan bahagia, bukan keterpaksaan. Mereka merasa menemukan kepuasan dan tujuan hidup dengan kembali ke peran tradisional yang dianggap lebih autentik dan bermakna.

Cara perempuan memilih perannya

Gerakan Tradwife juga tidak lepas dari kontroversi. Para kritikus berpendapat bahwa konsep ini dapat mengikis kesetaraan gender yang sudah diperjuangkan, menciptakan ketergantungan finansial yang rentan, dan bahkan berpotensi melanggengkan sistem patriarki di mana perempuan ditempatkan dalam posisi subordinat.

Pada dasarnya, Trophy Wife dan Tradwife mewakili dua spektrum yang berbeda dalam cara perempuan memilih perannya dalam pernikahan. Trophy Wife berpusat pada citra dan kemewahan, sedangkan Tradwife berfokus pada nilai-nilai tradisional dan peran domestik.

Meskipun kedua pilihan ini seringkali dianggap kontroversial dan menuai kritik, pada akhirnya, setiap individu memiliki hak untuk memilih jalan hidup yang mereka yakini, selama itu didasarkan pada kesepakatan, rasa saling menghargai, dan kebahagiaan bersama pasangan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Nabila Mecadinisa
Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|