Cinta Batik Semarang, Jejak Klasik yang Menghidupkan Kembali Warisan Semarangan

13 hours ago 2

Fimela.com, Jakarta Siapa sangka di balik hiruk pikuk Kota Semarang yang modern, tersimpan jejak tradisi yang begitu kaya warna dan makna. Kota yang dikenal dengan Lawang Sewu dan Lumpia ini juga menyimpan pesona budaya yang tak kalah memikat, yaitu batik. Setiap goresan motifnya seakan mengisahkan perjalanan panjang kota pesisir ini, dari masa kolonial hingga kini.

Di tengah kampung batik Semarang, berdirilah Cinta Batik Semarang, rumah bagi kain-kain indah yang dikerjakan dengan cinta dan ketelatenan. Berdiri sejak tahun 2006, usaha ini dipimpin oleh Eko Hariyanto dan Iin Windhi Indah Tjahjani, dua sosok yang mendedikasikan diri untuk melestarikan warisan budaya melalui batik cap dan batik tulis dengan pewarnaan alam maupun sintetis.

Ciri khas batik dari Cinta Batik Semarang terletak pada motif-motif Semarangan dan ikon-ikon khas kota Semarang yang dibuat khusus sesuai pesanan. Tak hanya itu, mereka juga menghidupkan kembali motif-motif batik Semarang lama dari tahun 1800–1940-an dengan menggunakan bahan pewarna alami di atas kain mori, menciptakan karya yang tak hanya indah dipandang, tapi juga sarat nilai sejarah.

Filosofi Bangau: Tentang Keteguhan dan Ketenangan Hidup

Sahabat Fimela, setiap helai batik menyimpan makna yang jauh lebih dalam dari sekadar keindahan visualnya. Begitu pula dengan batik bermotif bangau, yang merupakan salah satu koleksi dari Cinta Batik Semarang, yang sarat akan filosofi kehidupan. Dalam dunia perbatikan, bangau digambarkan sebagai hewan yang mampu hidup di dua alam, darat dan air. Dari sana, kita diajarkan untuk mampu beradaptasi di segala situasi, baik dalam kesulitan maupun kelimpahan, dalam suka maupun duka. Seperti bangau yang tenang dan anggun di mana pun ia berada, manusia pun diingatkan untuk tetap teguh dan bijak menghadapi perubahan hidup.

Nilai filosofi tersebut dituangkan secara apik dalam batik tulis halus dengan warna alam karya Cinta Batik Semarang. Menggunakan pewarna alami Stabilantes Fuchia, batik ini menghadirkan gradasi warna yang lembut namun berkarakter, mencerminkan keseimbangan antara keindahan dan makna.

Dikerjakan di atas kain primisima, setiap detail garis dan titik pada batik ini dibuat dengan ketelatenan tinggi. Tak hanya menjadi karya seni, tetapi juga simbol dari kebijaksanaan hidup, bahwa di mana pun kita berpijak, kita tetap bisa tumbuh, beradaptasi, dan menemukan keindahan dalam setiap perjalanan.

Balungan Gajah: Kekuatan dan Kebijaksanaan dalam Satu Motif

Koleksi kain batik lainnya dari Cinta Batik Semarang juga menyimpan kisah yang begitu menarik untuk disimak. Sahabat Fimela, setiap motif batik memiliki cerita dan simbol yang menuntun kita memahami nilai-nilai kehidupan. Salah satunya adalah Balungan Gajah, istilah dalam bahasa Jawa yang bermakna “orang yang kuat atau kaya.” Filosofi ini menggambarkan kekokohan, kebijaksanaan, dan kemampuan untuk berdiri teguh dalam menghadapi tantangan hidup.

Motif Balungan Gajah merupakan salah satu batik Semarangan klasik dari tahun 1940, hasil karya seorang perajin batik yang pada masanya dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Semarang. Tak hanya sekadar lambang kemakmuran, motif ini juga menjadi cerminan status sosial dan keteguhan karakter masyarakat Semarang tempo dulu, bahwa kekuatan sejati tak hanya diukur dari harta, tetapi juga dari ketulusan hati dan kebijaksanaan dalam melangkah.

Kini, makna mendalam tersebut dihidupkan kembali oleh Cinta Batik Semarang melalui batik tulis warna alam yang elegan. Menggunakan pewarna alami Stabilantes Fuchia di atas kain mori primisima, setiap guratan dan pola dalam batik ini dikerjakan dengan penuh ketelatenan. Warna lembutnya berpadu dengan filosofi yang kuat, menciptakan harmoni antara keindahan dan makna yang abadi, seperti sosok Balungan Gajah yang tetap menjadi sumber inspirasi hingga kini.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|