60 Tahun Inovasi Seiko Diver’s Watch, Dari Lautan Dalam ke Jantung Kota

Fimela.com, Jakarta Enam dekade lalu, ketika jam tangan selam masih menjadi barang langka, Seiko menghadirkan terobosan yang mengubah arah sejarah horologi dunia. Pada 1965, Seiko meluncurkan jam selam pertama buatan Jepang dengan ketahanan air hingga 150 meter. Sejak saat itu, kisah Seiko Diver’s Watch terus bertumbuh menjadi legenda, dari laut terdalam hingga pusat kota metropolitan.

Melansir dari arsip resmi Seiko, tahun 1975 menjadi tonggak penting ketika Seiko memperkenalkan Professional Diver’s 600m berbahan titanium, material yang belum pernah dipakai pada jam tangan selam sebelumnya. Tak berhenti di situ, Seiko kembali mengguncang dunia horologi dengan merilis Ceramic Saturation Diver’s Watch pada 1986 yang sanggup bertahan hingga kedalaman ekstrem 1000 meter.

Rangkaian inovasi ini bukan hanya sekadar pencapaian teknis, melainkan simbol ketangguhan dan keberanian. Tak heran jika jam tangan Seiko menjadi pilihan ekspedisi Jepang ke Antartika dan sejumlah penjelajah dunia yang menantang batas.

Seiring perkembangan waktu, jam tangan selam tidak lagi hanya berfungsi sebagai alat eksplorasi laut. Melansir dari Vogue, filosofi “From the Sea to the City” yang diusung Seiko menunjukkan bagaimana Diver’s Watch kini menjelma menjadi fashion statement urban. Daya tahan ekstremnya tetap dipertahankan, namun desain modernnya mampu melengkapi gaya hidup perkotaan yang dinamis.

Inilah esensi lini Seiko Prospex, perpaduan performa profesional dengan estetika elegan yang disukai kolektor maupun generasi muda yang ingin tampil berkarakter.

Untuk merayakan warisan enam dekade ini, Seiko menghadirkan pameran Seiko Prospex 60th Anniversary of Diver’s Watch di Plaza Senayan, Jakarta, pada 25–31 Agustus 2025. Pameran ini memamerkan empat model bersejarah sekaligus tiga koleksi edisi terbatas terbaru.

Salah satu highlight yang paling mencuri perhatian adalah Seiko Prospex Marinemaster Professional 600m (SLA081J1). Model ini diproduksi hanya 600 unit di seluruh dunia dan dibanderol sekitar Rp63 juta-an. Dengan case titanium satu bagian, mesin Caliber 8L45, serta dial bermotif gelombang laut dalam, jam ini menjadi representasi tertinggi dari semangat Seiko: presisi, daya tahan, dan estetika yang menyatu.

Tak hanya itu, Seiko juga menghadirkan dua model edisi terbatas lain yang melanjutkan warisan sejarahnya. Seiko Prospex 1968 Heritage Diver’s GMT (SPB509J1) hadir dengan diameter 42 mm, automatic movement with manual winding, case berbahan stainless steel, serta ketahanan air hingga 300 meter untuk air diving. Diproduksi 6.000 unit di seluruh dunia, jam ini menawarkan kombinasi keandalan teknis dengan estetika modern.

Sementara itu, Seiko Prospex 1965 Heritage Diver’s Re-interpretation (SPB511J1) tampil dengan diameter 40 mm, mesin automatic movement with manual winding, case berbahan stainless steel, serta ketahanan air hingga 400 meter. Sama seperti SPB509J1, model ini juga diproduksi terbatas hanya 6.000 unit di seluruh dunia, menjadikannya collectible item yang semakin diburu para kolektor.

Pameran ini juga terasa lebih personal berkat kehadiran Kirana Larasati, aktris sekaligus penyelam aktif. Ia menuturkan bahwa jam tangan selam baginya bukan sekadar aksesori, melainkan partner setia dalam menyelami dunia bawah laut yang penuh tantangan. Kehadirannya menjadi representasi nyata filosofi Seiko: jam tangan yang menyatukan ketangguhan, presisi, dan gaya hidup modern.

“Selama 60 tahun terakhir, Seiko Diver’s Watch telah menjadi simbol perpaduan antara teknologi mutakhir dan desain abadi. Pameran ini tidak hanya merayakan sejarah, tetapi juga memperlihatkan masa depan inovasi Seiko,” ujar Kevin Lie, Direktur PT Asia Jaya Indah, distributor resmi Seiko di Indonesia.

Melihat konsistensinya dalam menciptakan inovasi dunia, tak berlebihan jika Seiko Diver’s Watch disebut sebagai ikon horologi yang berhasil menjembatani dua dunia: lautan dalam yang misterius dan jantung kota yang modern.