Belajar dari Kasus Ayah Raline Shah yang Tertipu Ratusan juta, Begini Tips Terhindar dari Scam Online

1 day ago 9

ringkasan

  • Kasus ayah Raline Shah yang merugi ratusan juta akibat penipuan WhatsApp menunjukkan betapa rentannya masyarakat terhadap scam online, bahkan keluarga figur publik.
  • Fenomena penipuan online di Indonesia sangat marak, menyebabkan kerugian triliunan rupiah, didorong oleh rendahnya literasi digital dan kecenderungan mudah percaya masyarakat.
  • Kewaspadaan tinggi, pengenalan modus penipuan, serta penerapan tips keamanan digital seperti verifikasi dua langkah dan tidak mudah percaya tawaran menggiurkan adalah kunci utama untuk terhindar dari scam online.

Fimela.com, Jakarta Kasus penipuan daring kembali menjadi sorotan publik setelah Rahmat Shah, ayah dari aktris Raline Shah, menjadi korban kejahatan siber. Insiden ini terjadi melalui aplikasi pesan WhatsApp, menyoroti betapa rentannya masyarakat terhadap modus penipuan yang semakin canggih.

Peristiwa ini bukan hanya menimpa individu biasa, melainkan juga keluarga figur publik, yang menunjukkan bahwa tidak ada yang kebal dari ancaman kejahatan digital. Kerugian yang dialami mencapai ratusan juta rupiah, memicu keprihatinan serius akan keamanan data pribadi dan transaksi online.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk meningkatkan kewaspadaan dan memahami cara kerja para penipu. Mari kita belajar dari kasus ayah Raline Shah, Begini tips terhindar dari scam online yang efektif untuk melindungi diri dari ancaman yang terus berkembang ini.

Modus Penipuan Ayah Raline Shah dan Kerugiannya

Rahmat Shah mengalami kerugian fantastis mencapai Rp254 juta akibat penipuan yang dilakukan oleh empat pelaku. Dua di antaranya adalah narapidana dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjung Gusta, Medan, menunjukkan jaringan kejahatan yang terorganisir.

Modus operandi penipuan ini dimulai ketika pelaku menggunakan aplikasi GetContact untuk mencari nomor telepon yang berlabel nama "Raline Shah". Setelah menemukan data yang cocok, pelaku memastikan identitas korban melalui akun Instagram asli Raline Shah, kemudian mengambil tangkapan layar foto Raline Shah agar terlihat meyakinkan saat berkomunikasi dengan korban.

Pelaku, yang berpura-pura menjadi Raline Shah, meminta uang secara bertahap kepada Rahmat Shah dengan berbagai alasan. Permintaan pertama sebesar Rp24 juta untuk membeli emas, kemudian Rp42 juta untuk emas Antam, berlanjut dengan Rp48 juta, dan keesokan harinya Rp100 juta, hingga total kerugian mencapai Rp254 juta. Direktur Reserse Siber Polda Sumut Kombes Doni Satria Sembiring menjelaskan kejahatan ini sebagai "scamming dengan memanipulasi data" yang menggunakan "serangkaian kata bohong untuk menipu korban dan mengelabui keluarganya".

Maraknya Fenomena Scam Online di Indonesia

Fenomena penipuan online atau scam semakin marak di Indonesia dan menjadi ancaman serius di era digital. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat lebih dari 200 ribu aduan terkait penipuan dalam setahun terakhir, dengan total kerugian masyarakat mencapai lebih dari Rp6 triliun. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyatakan bahwa mayoritas korban adalah ibu-ibu.

Modus penipuan online sangat beragam, mulai dari phishing, penipuan transaksi belanja, hingga pihak-pihak yang mengaku sebagai seseorang yang dikenal, yang seringkali menyerang psikologi korban melalui teknik social engineering. Kerentanan masyarakat Indonesia terhadap penipuan digital disebabkan oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut meliputi tingkat literasi digital yang masih rendah dan budaya sosial yang mudah percaya pada otoritas atau informasi yang diterima. Banyak orang yang tanpa pikir panjang mengklik tautan tidak jelas, mengunduh aplikasi dari sumber tidak resmi, atau memberikan data pribadi secara sembarangan, sehingga sangat rentan terhadap scam online.

Tips Jitu Terhindar dari Scam Online

Untuk melindungi diri dari ancaman penipuan online, Sahabat Fimela perlu meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan langkah-langkah pencegahan. Berikut adalah beberapa tips terhindar dari scam online yang bisa Anda terapkan:

  • Kenali Jenis Penipuan Online: Penipuan dapat berupa phishing (pesan palsu untuk mencuri informasi), scam jual beli (barang tidak ada atau tidak sesuai), penipuan investasi (janji keuntungan besar palsu), atau penipuan lotere/hadiah (meminta uang untuk "klaim" hadiah).
  • Jaga Informasi Pribadi: Jangan pernah membagikan informasi sensitif seperti nomor KTP, nomor kartu kredit, kata sandi, PIN ATM, atau data pribadi lainnya melalui email atau pesan yang tidak terpercaya.
  • Gunakan Kata Sandi yang Kuat dan Verifikasi Dua Langkah: Buat kata sandi yang unik dan kuat (kombinasi huruf besar, kecil, angka, simbol) untuk setiap akun online. Aktifkan verifikasi dua langkah (Two-Factor Authentication) pada akun-akun penting seperti email dan perbankan.
  • Waspada Tautan dan Lampiran Mencurigakan: Hindari mengklik tautan atau lampiran yang mencurigakan dalam email atau pesan, karena bisa mengarahkan ke situs phishing atau mengunduh malware. Selalu verifikasi sumber informasi sebelum memberikan data pribadi.
  • Gunakan Perangkat Lunak Keamanan: Pastikan perangkat dilengkapi dengan antivirus, anti-malware, dan firewall yang selalu diperbarui untuk perlindungan maksimal.
  • Periksa Keamanan Situs Sebelum Transaksi: Saat berbelanja online, pastikan situs web aman (cari ikon gembok dan "https") dan gunakan metode pembayaran terpercaya yang menawarkan perlindungan konsumen.
  • Jangan Percaya Penawaran Menggiurkan: Penawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan seringkali merupakan umpan penipuan yang harus diwaspadai.
  • Hati-hati dengan Kontak Asing: Waspadai telepon atau pesan dari nomor tidak dikenal, terutama jika meminta data pribadi atau mengirimkan tautan yang tidak jelas.

Mengenali Ciri Scammer dan Teknik Manipulasinya

Para ahli menyarankan untuk mengenali ciri-ciri scammer dan teknik manipulasi yang mereka gunakan agar kita dapat lebih sigap. Ciri-ciri umum scammer meliputi penggunaan identitas palsu atau mencurigakan, menawarkan keuntungan yang terlalu menggiurkan atau tidak realistis, serta mendesak korban untuk bertindak cepat atau memberikan tenggat waktu singkat.

Selain itu, mereka sering meminta informasi pribadi atau keuangan yang sensitif, menggunakan bahasa yang tidak profesional atau penuh kesalahan ejaan, dan menghindari pertemuan tatap muka atau panggilan video. Scammer juga kerap meminta pembayaran melalui metode yang tidak biasa, seperti kartu hadiah atau mata uang kripto, dan mengaku dari instansi atau seseorang yang dikenal untuk membangun kepercayaan palsu.

Teknik manipulasi yang sering digunakan scammer termasuk social engineering, yaitu memanfaatkan psikologi seseorang untuk menggerakkan mereka agar menjadi korban penipuan. Mereka juga menggunakan tekanan waktu untuk membuat korban terburu-buru, otoritas palsu dengan menyamar sebagai figur berwenang, dan eksploitasi emosi seperti keserakahan atau ketakutan. Penting untuk selalu memverifikasi sumber informasi dan tidak mengandalkan tautan dari pihak yang mencurigakan. Jika ada email yang membuat Anda merasa tertekan untuk melakukan sesuatu, itu adalah tanda peringatan. Selalu pantau akun Anda dan aktifkan notifikasi untuk aktivitas tidak biasa.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Vinsensia Dianawanti

    Author

    Vinsensia Dianawanti
Batik Raya Indonesia

Batik Raya Indonesia

Lihat Selengkapnya

Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|