Judul: Hari Ini Aku Datang Kembali ke Toko Buku Kobayashi
Penulis: Tetsuya Kawakami
Penerjemah: Faira Ammadea
Penyunting: Trian Lesmana
Pembaca pruf: Herna Selvia
Desainer sampul: Ebing Doelano Nahara
Penata sampul: Clara Ajeng
Penata isi: Hani Fauziyah
Cetakan kedua: Agustus 2025
Penerbit: Grasindo
***
Entah itu tentang pekerjaan, perusahaan, maupun orang-orang di sekitar, carilah sesuatu darinya yang bisa membuatmu jatuh cinta, satu demi satu. Secara alamiah, kau akan semakin penasaran. Kau bisa menerapkannya pada apa pun.- hlm. 64
Jika kamu terus menggunakan kata-kata yang merendahkan diri sendiri, nanti kamu benar-benar jadi cetek, lho.- hlm. 81
Dalam acara kencan buta, biasanya dimulai dari kesan pertama, bukan? Nah, dalam acara kencan buta ini dimulai dari buku. Kita memilih pasangan berdasarkan buku yang dibaca, lalu obrolan dimulai dari sana.- hlm. 153
***
Cerita dalam novel ini dimulai dari sosok Oomori Rika, seorang perempuan muda yang baru saja lulus kuliah dan diterima bekerja di sebuah perusahaan besar bernama Daihan, distributor buku yang cukup ternama di Jepang.
Tapi lucunya, Rika sendiri tidak terlalu suka membaca buku. Ia menerima pekerjaan itu bukan karena panggilan jiwa, melainkan karena Daihan adalah perusahaan terbesar yang menawarinya posisi. Seperti banyak anak muda di usia awal karier, Rika hanya ingin punya pekerjaan yang “aman”, tanpa benar-benar tahu ke mana arah hidupnya.
Hanya saja, hidup bisa punya cara unik untuk mengajari seseorang tentang makna sebenarnya dari bekerja. Rika justru ditempatkan di cabang Osaka, yaitu kota yang asing baginya, jauh dari rumah dan teman-teman di Tokyo.
Ia merasa kecewa, canggung, bahkan tertekan. Lingkungan barunya terasa dingin, para seniornya tidak ramah, dan pekerjaan pertamanya di dunia distribusi buku ternyata jauh lebih sulit dari yang ia bayangkan.
Hingga suatu hari, setelah melakukan kesalahan dan dimarahi atasan, Rika akhirnya tak sanggup lagi menahan air mata. Ia merasa gagal, tidak cocok, dan ingin menyerah. Tapi dari titik terendah itulah kisah hangat ini dimulai.
Sang kepala unit membawanya ke Toko Buku Kobayashi, sebuah toko kecil di Amagasaki yang menjadi mitra Daihan. Di sanalah Rika bertemu Yumiko Kobayashi, pemilik toko buku sekaligus sosok yang mengubah cara pandangnya terhadap pekerjaan dan kehidupan.
Yumiko-san bukan tipe orang yang menasihati dengan kata-kata besar. Cara bicaranya tenang, sering kali sambil menata buku atau membuat teh. Tapi dari obrolan sederhana itulah Rika belajar banyak hal.
Rika belajar bahwa pekerjaan tidak hanya soal target dan prestasi, tapi juga tentang hubungan manusia. Bahwa pelanggan bukan sekadar angka penjualan, melainkan orang yang perlu dihargai. Dan bahwa setiap orang, sekecil apa pun perannya, punya makna tersendiri dalam rantai kehidupan ini.
Setiap kali Rika datang ke Toko Buku Kobayashi, selalu ada hal baru yang ia pelajari. Tentang kesabaran, tentang pentingnya mendengarkan, dan tentang menerima perubahan dengan hati terbuka.
Yumiko-san juga menceritakan kisah hidupnya sendiri, seperti tentang bagaimana ia mempertahankan toko buku kecil warisan keluarganya di tengah gempuran toko modern, tentang cintanya pada pelanggan, dan tentang kehilangan yang pernah ia alami. Semua kisah itu menuntun Rika menemukan kembali semangat yang sempat ia hilangkan.
Buku ini terasa seperti secangkir teh hangat di sore yang tenang. Tidak ada adegan penuh drama, tidak ada konflik besar, tapi setiap halamannya membawa ketenangan dan kehangatan yang menenangkan hati.
Ceritanya sederhana, tapi sarat makna. Membaca buku ini membuat kita tersenyum kecil sambil mengangguk, karena rasanya begitu dekat dengan kehidupan nyata, terutama bagi siapa pun yang sedang berjuang menyesuaikan diri di dunia kerja.
Rika mungkin tidak memulai perjalanannya dengan semangat besar, tapi ia berakhir dengan pemahaman baru bahwa setiap pekerjaan punya arti jika dijalani dengan hati. Kelemahan diri bukan sesuatu yang harus disembunyikan, melainkan titik awal untuk belajar dan tumbuh.
Terjemahan bahasa Indonesianya juga sangat nyaman dibaca. Nuansa Jepang tetap terasa lembut, tapi tetap mudah dipahami.
Beberapa bagian buku bahkan dibedakan warna halamannya, yaitu cerita Rika di masa kini dan kisah masa lalu Yumiko-san, membuat kita sebagai pembaca mudah mengikuti alurnya tanpa bingung. Buku ini tidak tebal, tapi justru karena ringkas itulah ia terasa ringan dan mudah dicerna, cocok untuk dibaca di sela-sela kesibukan.
Yang paling menarik, buku ini ternyata terinspirasi dari kisah nyata. Toko Buku Kobayashi benar-benar ada di Jepang. Mengetahui hal itu membuat kita semakin menghargai setiap detail yang diceritakan. Rasanya seperti melihat kehidupan nyata seseorang yang dengan sabar menjaga mimpinya, bahkan saat dunia berubah cepat di sekitarnya.
Sahabat Fimela, buku ini mungkin bukan jenis bacaan yang memicu adrenalin, tapi ia akan membuat hati terasa penuh dan hangat. Cocok sekali untuk kamu yang sedang merasa lelah, kehilangan arah, atau mempertanyakan makna dari pekerjaan yang sedang dijalani.
Melalui kisah Rika dan Yumiko-san, kita diajak untuk melihat bahwa setiap langkah kecil tetap punya arti, bahwa setiap pertemuan punya alasan, dan bahwa perjalanan menemukan makna hidup kadang dimulai dari hal-hal yang tak kita duga.
Bagi kamu yang sedang berada di persimpangan antara bertahan atau menyerah, buku ini bisa menjadi teman yang lembut namun kuat. Buku ini bisa mengajakmu untuk istirahat sejenak, menatap kembali ke dalam diri, lalu perlahan berjalan lagi dengan tenang.
Hari Ini Aku Datang Kembali ke Toko Buku Kobayashi bagaikan buku kecil dengan hati yang besar. Bacalah perlahan, resapi setiap kalimatnya, dan biarkan kehangatan ceritanya menuntunmu menemukan semangat baru dalam hal-hal kecil yang kamu jalani setiap hari.
Bagi siapa pun yang sedang mencari ketenangan, motivasi lembut, dan makna baru dalam bekerja maupun menjalani hidup, novel ini bisa jadi pilihan yang tepat.