ringkasan
- Peluncuran boneka Labubu mini sangat menguntungkan Pop Mart karena memperluas pasar aksesori ponsel, mendorong peningkatan laba, dan menjaga momentum pertumbuhan perusahaan.
- Seniman Kasing Lung juga diuntungkan melalui peningkatan popularitas dan nilai kekayaan intelektual karakternya, sementara kolektor mendapatkan variasi baru yang lebih terjangkau.
- Produk ini juga memberikan keuntungan bagi pengecer dan distributor melalui peningkatan volume penjualan, serta selebriti yang dapat mempertahankan relevansi dengan audiens mereka.
Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, peluncuran boneka Labubu mini oleh Pop Mart pada akhir Agustus 2025 menandai langkah strategis yang ambisius. Produk baru ini, yang dirancang khusus sebagai aksesori ponsel, diharapkan mampu memperluas jangkauan pasar dan mengukuhkan dominasi merek di industri mainan koleksi global. Inovasi ini datang setelah Pop Mart mencatat lonjakan laba signifikan, menjadikannya sorotan utama di kalangan kolektor dan investor.
Keputusan untuk merilis Labubu versi mini ini bukan tanpa alasan kuat. Dengan popularitas karakter Labubu yang sudah mendunia berkat dukungan selebritas seperti Lisa Blackpink, Pop Mart berupaya menjaga momentum pertumbuhan perusahaan. Langkah ini juga bertujuan untuk menjangkau segmen konsumen yang lebih luas, terutama mereka yang mencari aksesori unik dan trendi untuk perangkat seluler mereka.
Lantas, siapa saja pihak-pihak yang akan meraup keuntungan terbesar dari fenomena boneka Labubu mini ini? Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana peluncuran ini memberikan dampak positif bagi berbagai pihak, mulai dari perusahaan hingga para kolektor.
Mengenal Fenomena Labubu dan Pop Mart
Labubu adalah karakter ikonik bergigi lebar yang merupakan bagian dari seri “The Monsters,” diciptakan oleh seniman Kasing Lung. Karakter ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2015 dan mendapatkan popularitas luas setelah berkolaborasi dengan Pop Mart pada tahun 2019. Labubu digambarkan sebagai peri zoomorfik dengan ekspresi wajah yang berlebihan, memiliki telinga runcing, gigi tajam, dan penampilan yang acak-acakan namun menggemaskan.
Pop Mart, perusahaan mainan koleksi asal Tiongkok, dikenal dengan strategi penjualan “blind box” yang menciptakan rasa penasaran dan adrenalin bagi kolektor. Popularitas Labubu melonjak berkat dukungan selebritas dunia seperti Lisa Blackpink dan David Beckham, yang kerap terlihat membawa atau memamerkan figur ini. Boneka Labubu kerap terjual habis dalam hitungan menit, bahkan menyebabkan antrean panjang dan penghentian penjualan fisik di beberapa negara karena animo yang terlalu tinggi.
Strategi Peluncuran Boneka Labubu Mini sebagai Aksesori Ponsel
Pop Mart mengumumkan perilisan boneka Labubu mini yang dapat ditempelkan ke ponsel pada akhir Agustus 2025. Boneka berukuran sekitar 4 inci ini hadir dalam 30 warna berbeda dan dijual seharga US$22,99. Sebelumnya, Labubu populer sebagai gantungan tas tangan, namun kini Pop Mart mengincar ceruk pasar baru dengan menghadirkan versi mini untuk aksesori ponsel.
Peluncuran boneka Labubu mini ini dinilai sangat tepat waktu mengingat tren aksesori ponsel yang sedang berkembang pesat di kalangan konsumen. Dengan harga yang lebih terjangkau dan fungsi yang relevan dengan gaya hidup modern, Labubu mini diharapkan dapat menarik minat lebih banyak pembeli, baik kolektor lama maupun konsumen baru yang ingin tampil beda dengan aksesori ponsel mereka.
Pihak-Pihak yang Meraup Keuntungan Besar dari Labubu Mini
Peluncuran boneka Labubu mini memberikan keuntungan signifikan bagi beberapa pihak, dengan Pop Mart sebagai penerima manfaat utama.
-
Pop Mart (Perusahaan)
Pop Mart mencatat lonjakan laba bersih hampir 400% dan pendapatan naik 204% pada semester pertama 2025. Seri “The Monsters” yang mencakup Labubu, menyumbang 4,81 miliar yuan (sekitar Rp11 triliun) atau sekitar sepertiga dari total penjualan Pop Mart. Peluncuran boneka Labubu mini diharapkan dapat mendorong peningkatan laba lebih lanjut di semester kedua, serta memperluas target pasarnya ke kalangan pengguna smartphone. Saham Pop Mart bahkan melonjak 11,9% hingga 12,5% setelah pengumuman ini, mencapai level penutupan tertinggi sejak IPO di Hong Kong pada tahun 2020. CEO Pop Mart, Wang Ning, optimis dapat mencapai target pendapatan 20 miliar yuan pada tahun 2025, bahkan memperkirakan bisa mencapai 30 miliar yuan, dengan ambisi membangun “kerajaan” hiburan ala Disney.
-
Kasing Lung (Seniman)
Sebagai pencipta karakter Labubu, Kasing Lung diuntungkan dari peningkatan popularitas dan nilai kekayaan intelektual (IP) karyanya. Kesuksesan komersial boneka Labubu mini secara langsung meningkatkan pengakuan terhadap seniman dan karyanya di kancah global.
-
Kolektor dan Konsumen
Ukuran mini dan harga yang lebih terjangkau (US$22,99) dibandingkan figur Labubu yang lebih besar membuat boneka Labubu mini lebih mudah diakses oleh segmen konsumen yang lebih luas. Peluncuran ini menawarkan variasi baru bagi para kolektor yang ingin memperluas koleksi Labubu mereka, terutama dengan desain yang dapat digantung di ponsel, memungkinkan mereka untuk lebih mudah menunjukkan kecintaan terhadap karakter Labubu sebagai aksesori sehari-hari.
-
Pengecer dan Distributor
Pengecer dan distributor produk Pop Mart akan mendapatkan keuntungan dari peningkatan volume penjualan dan permintaan yang tinggi terhadap boneka Labubu mini, yang merupakan produk sangat diminati di pasar.
-
Selebritas dan Influencer
Selebritas dan influencer yang sebelumnya telah mempopulerkan Labubu (seperti Lisa Blackpink) akan terus mendapatkan relevansi dan interaksi dengan audiens mereka dengan menampilkan produk baru ini, memperkuat status mereka sebagai trendsetter.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.