7 Sikap agar Hidup Lebih Tenang di Usia Sekarang

1 month ago 16

Fimela.com, Jakarta Ada momen di hidup ketika kita sadar bahwa mengejar segalanya hanya membuat napas semakin pendek. Di titik ini, ketenangan menjadi pencapaian yang lebih berharga daripada pencitraan atau validasi publik. Hanya saja, ketenangan bukan hadiah yang jatuh dari langit. Ketenangan batin bisa lahir dari sikap-sikap kecil yang kita latih setiap hari, meski di tengah jadwal yang padat dan tuntutan hidup yang mungkin makin bertambah seiring waktu berjalan.

Di usiamu yang sekarang ini mungkin merupakan waktu untuk berdamai dengan diri sendiri. Alih-alih berfokus pada "siapa yang menang" atau "siapa yang lebih unggul", kita bisa mengarahkan energi pada hal-hal yang membuat batin lapang. Bukan karena kita menyerah, tapi karena kita memilih untuk hidup dengan kepala dingin dan hati yang ringan.

1. Mengatur Batas Energi Sosial dengan Lebih Baik

Ketenangan sering berkurang bukan karena masalah besar, melainkan karena energi terkuras untuk hal yang tidak perlu. Di usia sekarang, penting untuk mengenali sejauh mana kapasitas interaksi sosial yang sehat untuk kita. Tidak semua undangan harus dihadiri, dan tidak semua obrolan perlu ditanggapi.

Membatasi energi sosial bukan berarti menjadi anti-sosial. Justru, ini adalah cara menjaga kualitas hubungan. Ketika kita hadir hanya pada momen yang penting, kita bisa memberi perhatian penuh dan meninggalkan kesan yang tulus.

Latihan sederhananya adalah memilih satu hari dalam seminggu untuk menepi dan meluangkan waktu untuk diri sendiri. Gunakan waktu itu untuk membaca, menata rumah, atau sekadar duduk di taman tanpa interupsi. Perlahan, kita akan merasakan ruang batin yang lebih luas.

2. Memilih Fokus Harian yang Sadar Tujuan

Hidup yang berisik sering datang dari pikiran yang bercabang ke banyak arah. Setiap pagi, coba tentukan satu fokus utama yang benar-benar penting untuk diselesaikan hari itu. Sisanya, biarkan berjalan alami. Cara ini mencegah kita merasa kelelahan oleh hal-hal yang tidak memberi dampak berarti.

Fokus harian membuat kita terlatih untuk berkata "tidak" pada distraksi. Dan menariknya, otak akan lebih rileks ketika tahu apa yang harus dicapai tanpa membebani diri dengan daftar yang panjang.

Tuliskan fokus itu di buku kecil atau catatan ponsel. Saat malam tiba, periksa kembali. Rasa puas akan muncul karena kita menyelesaikan hal yang memang bernilai, bukan sekadar mencentang daftar yang penuh hal acak.

3. Melepaskan Kendali atas Hal yang Tak Bisa Diatur

Salah satu sumber kegelisahan terbesar adalah keinginan untuk mengatur segala sesuatu sesuai rencana. Sayangnya, hidup terlalu kompleks untuk tunduk pada kendali penuh kita. Di titik ini, melepaskan bukan berarti mengabaikan, melainkan menerima bahwa ada hal yang berada di luar jangkauan tangan.

Kita bisa mulai dengan membedakan mana yang benar-benar bisa diubah dan mana yang hanya bisa direspons. Misalnya, cuaca buruk bukan hal yang bisa kita atur, tapi kita bisa memutuskan untuk membawa payung atau mengubah jadwal.

Saat kita berhenti melawan hal-hal yang tak bisa diubah, energi yang biasanya terkuras untuk protes akan berubah menjadi ketenangan yang solid.

4. Mengurangi Konsumsi Informasi yang Tidak Perlu

Ketenangan mental sering hilang karena kita menelan terlalu banyak informasi yang tidak memberi nilai. Notifikasi media sosial, gosip daring, atau berita yang memancing emosi negatif bisa membuat pikiran kita penuh sesak. Di usia sekarang, seleksi informasi menjadi langkah bijak yang tak bisa diabaikan.

Bukan berarti kita menutup mata pada realitas, tapi kita memilih sumber yang sehat dan memberi manfaat nyata. Batasi waktu scroll, hapus akun yang hanya menambah stres, dan gunakan momen senggang untuk membaca hal-hal yang memperkaya wawasan.

Kebiasaan ini tidak hanya menenangkan pikiran, tapi juga memberi ruang untuk ide baru dan perspektif yang lebih jernih.

5. Menjaga Kualitas Tidur sebagai Prioritas

Ketenangan emosional berbanding lurus dengan kualitas istirahat. Begadang demi menyelesaikan pekerjaan atau menonton serial maraton mungkin terasa produktif atau menyenangkan sesaat, tetapi efeknya pada mental akan terasa lama. Tubuh dan pikiran yang kurang tidur lebih mudah cemas dan sensitif.

Kita bisa mulai dari hal kecil: mematikan layar gadget satu jam sebelum tidur, memilih pencahayaan hangat, atau membuat rutinitas malam yang menenangkan seperti membaca buku ringan.

Saat tidur cukup, masalah yang kemarin terasa berat akan terlihat lebih ringan di pagi hari. Pikiran yang segar membantu kita mengambil keputusan dengan kepala dingin.

6. Mempraktikkan Jeda sebelum Merespons

Di usia yang semakin matang, reaksi spontan sering kali membawa penyesalan. Ketenangan lahir dari kemampuan memberi jeda sebelum berbicara atau bertindak. Beberapa detik diam bisa membuat perbedaan besar dalam kualitas respon kita terhadap situasi yang memancing emosi.

Latihan ini sangat berguna dalam percakapan sensitif atau saat menerima kabar buruk. Dengan jeda, kita memberi ruang bagi otak untuk memproses dan hati untuk meredakan amarah.

Kita akan merasakan bahwa hubungan lebih harmonis ketika kita tidak membalas dengan reaksi instan, melainkan dengan kata-kata yang sudah disaring oleh kesadaran.

7. Merawat Ruang Fisik agar Sejalan dengan Ketenangan Batin

Lingkungan yang rapi dan tertata memberi efek langsung pada kondisi mental. Ruang yang berantakan memicu stres tanpa disadari, sementara ruang yang teratur memberi rasa aman dan nyaman. Tidak perlu rumah besar atau dekorasi mahal, yang penting adalah keteraturan.

Mulailah dengan area kecil seperti meja kerja atau sudut baca. Singkirkan barang yang tidak terpakai, pilih pencahayaan yang lembut, dan tambahkan elemen yang memberi rasa damai seperti tanaman hijau atau aroma terapi.

Saat ruang fisik mendukung ketenangan, pikiran pun akan lebih mudah menjaga ritme yang stabil dan rileks.

Ketenangan bukan hadiah dari orang lain, melainkan hasil dari sikap yang kita pilih setiap hari.

Mengatur energi sosial, fokus pada tujuan yang jelas, melepaskan hal yang tak bisa diatur, menyaring informasi, menjaga tidur, memberi jeda sebelum merespons, dan menata ruang fisik adalah langkah aplikatif yang bisa mulai diterapkan sekarang juga.

Hidup akan tetap penuh kejutan, tetapi dengan fondasi ini, kita bisa menyambutnya dengan hati yang jauh lebih tenang.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Endah Wijayanti
Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|