Bertumbuh di Era Media Sosial, EMTEK Rangkul Komunitas Kreator Konten Lewat Kolaborasi

23 hours ago 4

Fimela.com, Jakarta Kehadiran media sosial menjadi peluang bagi orang untuk bisa berkarya dan berekspresi dengan mudah. Namun di sisi lain, kehadiran media sosial menjadi tantangan sendiri bagi perusahaan media sebesar EMTEK.

"Sebagai konglomerat media, selama 35 tahun TV dominan di Indonesia dan hanya dimiliki oleh 5 orang. Itu situasi semi monopoli. Waktu itu sudah dapat margin yang cukup. Tapi itu 5 tahun lalu. Sekarang era digital turut berkembang, bahkan bisa lebih besar dari TV," kata Direktur PT SCM Tbk David Setiawan Suwarto saat menjadi pembicara National University Singapore (NUS) Innovation Forum di Pullman Hotel Jakarta, Jumat (24/10/2025) malam.

Meski demikian, EMTEK tidak antipati terhadap besarnya dunia digital. Alih-alih memandangnya sebagai kompetitor, EMTEK juga merangkul content creator untuk berkolaborasi menjadi bagian dari ekosistem industri. Beberapa nama besar di industri film misalnya, telah menjadi rekanan yang turut berkontribusi dalam industri. Seperti Joko Anwar higga Monti Tiwa.

Komunitas kreator konten pun turut bergabung dalam ekosistem EMTEK Media. Menciptakan konten di akun masing-masing untuk disiarkan secara kolaboratif.

"Sekarang kita melihat kalau di social media itu youtuber-youtuber ataupun tiktoker-tiktoker suka collab dan ya milik bersama. Nanti muncul di account-nya masing-masing dan misalnya main tenis bareng yuk, tapi disiarin nanti kita hasilnya bareng nanti kita bagi-bagi. Jadi kira-kira seperti itu banyak kolaborasi," jelas David.

Kolaborasi bersama komunitas

David melihat perkembangan industri digital yang cukup signifikan turut mendorong media konvensional untuk ikut bertumbuh. Dibarengi dengan upskilling SDM agar mereka yang terbiasa di belakang layar bisa lebih percaya diri berkreasi di depan layar.

"Sebetulnya kesempatannya luar biasa sekali. Jadi kalau kita lihat dari segi keseluruhan, media itu bertumbuh. Dan bertumbuhnya cukup besar. Memang pertumbuhannya banyak digital. Tapi konten kita kan juga muncul di digital. Mau sinetron, film, musik, dangdut, komedi, talent search, FTV, dan lain-lain, ada kok. Jadi ya dengan digital bertumbuh, kita ikutan bertumbuh juga," tambah David.

Sebagai perusahaan media, David pun menyadari tanggung jawab sosial tetap menjadi esensi utama. Terlebih media sosial turut memiliki potensi adanya konten negatif yang mempengaruhi perilaku masyarakat. Oleh karena itu, David menyebut EMTEK cukup selektif dalam menyiarkan berita dan membuat konten digital, meski konten terhadap berpotensi meraup rating tinggi. Memilih menampilkan konten-konten yang relevan namun bermanfaat bagi banyak orang.

NUS Innovation Forum 2025

David Setiawan Suwarto menjadi salah pembicara di NUS Innovation Forum 2025 di Jakarta. Salah satu sesinya mengangkat tema AI, Innovation and Economic Growth di berbagai industri. Dimulai dari diskusi panel bersama sejumlah universitas tenama di Indonesia, seperti UI, ITB, dan UGM yang memberikan pandangan bagaimana AI berkontribusi pada dunia pendidikan tinggi di dunia.

Di sesi kedua, David duduk bersama sejumlah narasumber lain seperti Adi Reza Nugroho selaku Co Founder & CEO MYCL, Pang Xue Kai selaku Co-Founder, ForuAl: CEO, ICEx yang mengulas topik Building Impactful Start-ups in An Uncertain World in the Age of Al. David sendiri merupakan lulus NUS dari program studi bisnis pada 2009 yang memberikan pandangannya terkait industri media di tengah gencaran AI.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|