Antara Shapewear dan Statement Sosial, Menelusuri Produk-Produk Kontroversial SKIMS Milik Kim Kardashian

1 month ago 16

Fimela.com, Jakarta Saat pertama kali meluncurkan SKIMS pada tahun 2019, Kim Kardashian menyebutnya sebagai jawaban dari kegelisahannya terhadap shapewear yang ada di pasaran: terlalu sempit, tak nyaman, dan minim representasi untuk warna kulit maupun bentuk tubuh yang beragam. Namun seiring berkembangnya waktu, SKIMS bukan hanya soal kenyamanan berpakaian. Merek ini tumbuh menjadi simbol budaya baru, yang membaurkan antara fashion, citra tubuh, dan kritik sosial.

Kini, SKIMS bukan cuma menjual bodysuit dan bra. SKIMS menjual narasi tentang tubuh perempuan di era media sosial: serba estetis, selalu dikurasi, dan nyaris mustahil dicapai. Dari bra dengan puting buatan hingga “shapewear” untuk wajah, berikut deretan produk paling kontroversial SKIMS yang membelah opini publik.

Filosofi SKIMS: “Solutionwear”, Bukan Sekadar Shapewear

Dibangun dengan filosofi “solutionwear,” SKIMS sejak awal menjanjikan pakaian dalam yang inklusif dari warna kulit, ukuran tubuh, hingga kebutuhan kenyamanan sehari-hari. Kim Kardashian menyatakan bahwa SKIMS adalah solusi dari pengalaman personalnya sebagai perempuan yang kesulitan menemukan shapewear yang tidak menyiksa tubuh, serta tetap estetis di depan kamera.

Kampanye visualnya pun dipenuhi representasi perempuan dari berbagai latar: kulit gelap, tubuh curvy, lansia, bahkan penyandang disabilitas. Tapi pertanyaannya kemudian: apakah inklusivitas ini tulus, atau sekadar kemasan strategis?

Seamless Sculpt Face Wrap: Shapewear untuk Wajah?

Rilis terbaru dari SKIMS di tahun 2025 ini benar-benar memancing perdebatan. Produk bernama Seamless Sculpt Face Wrap ini dijual seharga USD 48 dan dipromosikan sebagai penyangga rahang untuk pemakaian sehari-hari. Bahan utamanya diklaim mengandung “collagen yarn” dengan daya kompresi tinggi yang bisa “membentuk kontur wajah”.

Namun respons publik tidak seindah klaimnya. Di Reddit, seorang pengguna menulis tajam: “Kim selalu tahu cara menjual rasa tidak aman perempuan.” Lainnya bertanya, “Kenapa sih semua bagian tubuh perempuan harus ‘diperbaiki’?”

Sementara beberapa pihak menganggap face wrap ini potensial membantu penderita TMJ atau gangguan rahang lainnya, banyak yang menilai SKIMS terlalu menormalkan standar kecantikan tak realistis, padahal keluarga Kardashian sendiri kerap mendapat sorotan karena transformasi wajah lewat prosedur estetika.

Ultimate Nipple Bra: Dari Satire hingga Simbol

Diluncurkan pada Oktober 2023, Ultimate Nipple Bra adalah push-up bra dengan puting buatan. Dalam kampanye promosinya, Kim menyindir: “Sekalipun krisis iklim memanas, kamu akan selalu terlihat dingin.”

Meski terdengar jenaka, pesan ini ternyata menggugah diskusi lebih dalam. Apakah ini bentuk perlawanan terhadap sensorisasi puting perempuan di media sosial? Atau hanya strategi pemasaran provokatif demi viralitas?

SKIMS menyebut bra ini sebagai perayaan tubuh perempuan yang “apa adanya.” Tapi sebagian publik melihatnya sebagai bentuk lain dari tekanan sosial: bahwa bahkan puting pun kini harus “dipalsukan” agar terlihat seksi secara pasaran.

Nude Outdoor Collection: Antara Estetika dan Keamanan

Koleksi warna kulit SKIMS untuk kegiatan outdoor seperti hiking menuai komentar yang tak kalah panas. Bayangkan naik gunung dengan set legging dan bra yang nyaris menyatu dengan warna kulitmu, praktis “telanjang” secara visual. Ada yang menyebutnya revolusioner. Ada pula yang mengkritik: terlalu berisiko di alam terbuka, dan sekali lagi, menjual estetika di atas fungsi.

SKIMS Maternity Shapewear: Tekanan pada Ibu Hamil?

Salah satu produk awal yang sempat menuai kontroversi adalah shapewear untuk ibu hamil. Dituding mendorong perempuan hamil untuk tetap “berbentuk ideal,” Kim menepis tuduhan itu. Ia mengklaim produk ini justru membantu menopang punggung dan perut bagian bawah selama kehamilan.

Sebelum dikenal sebagai SKIMS, lini ini sempat diberi nama “Kimono.” Namun reaksi keras dari komunitas Jepang atas dugaan apropriasi budaya membuat Kim mengubah namanya hanya beberapa minggu setelah peluncuran.

Strategi Bisnis yang Tak Pernah Gagal Viral

SKIMS mungkin penuh kontroversi, tapi dari sisi bisnis, ia adalah kisah sukses luar biasa. Dalam waktu 4 tahun saja, merek ini telah menjadi perusahaan senilai USD 4 miliar. Kemitraannya dengan NBA, WNBA, dan USA Basketball menjadikannya bukan hanya merek fashion, tapi juga kekuatan budaya.

Pop-up store SKIMS hadir di kota-kota mode dunia seperti Paris dan New York, dengan desain space yang membaurkan antara lekuk tubuh dan elemen futuristik. Tak hanya menjual pakaian dalam, SKIMS menjual pengalaman: body positivity, empowerment, dan estetika Instagram-ready.

Mencintai tubuh sendiri bukanlah hal yang mudah di dunia yang terus menerus menuntut perubahan. SKIMS masuk ke dalam ruang abu-abu: apakah ia membebaskan perempuan, atau justru menambah tekanan?

Apapun jawabannya, satu hal yang pasti: SKIMS telah mendobrak norma busana dan membentuk ulang bagaimana kita memaknai shapewear, bukan sekadar untuk menyembunyikan, tetapi untuk menyampaikan sesuatu.

Entah itu pernyataan gaya, satir sosial, atau hanya strategi dagang cerdas, SKIMS adalah wajah baru dari dunia fashion yang terus berubah dan Kim Kardashian, entah disukai atau tidak, tahu persis bagaimana cara membuat dunia memperhatikannya.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|