Balenciaga Tampilkan Model dengan Parkinson Disease di Balenciaga 54th Couture, Final Collection Demna

1 month ago 19

Fimela.com, Jakarta Balenciaga mencatat sejarah baru dalam dunia mode lewat Balenciaga 54th Couture Show Fall/Winter 2025, yang sekaligus menjadi koleksi haute couture terakhir Demna sebagai direktur kreatif rumah mode tersebut. Di tengah gemerlap gaun couture dan siluet arsitektural yang khas, momen paling menyentuh terjadi saat seorang model yang hidup dengan Parkinson disease melangkah di runway, membawa serta pesan tentang keberanian, inklusivitas, dan redefinisi keindahan di industri fashion.

Langkah ini tak hanya menjadi representasi penting bagi komunitas difabel, tetapi juga mencerminkan komitmen Demna untuk terus memperluas siapa yang dianggap “layak” tampil di panggung couture.

Tampilan Ikonik Bernuansa Kekuatan dan Empati

Model tersebut mengenakan rangkaian look penuh detail dan makna, yakni Mink Faux-Fur Embroidered Coat in Brown Feathers, mantel bulu cokelat yang terbuat dari sulaman bulu etis sesuai kebijakan kesejahteraan hewan Kering. Kemudian, Gloved Dress in Black Silk Mousseline with Light Beige Satin Scuba Lining, gaun panjang dengan lapisan satin scuba berwarna krem yang lembut.

Tak ketinggalan Corset in Faille Fabric, Covered with Skin-Tone Silk Satin, menciptakan siluet jam pasir yang menggabungkan kekakuan struktural dengan kenyamanan.

Gaya sang model dilengkapi dengan tas Danielle Bag in Used Spazzolato Black Leather dan sepatu Concerto Pumps in Black Calf Brushed Leather, perpaduan antara keanggunan klasik dan kekuatan kontemporer.

Perpisahan Emosional Sang Desainer

Dalam catatan resminya, Demna menyebut show ini sebagai bentuk “pencapaian paling dekat terhadap kepuasan dalam pengejaran kesempurnaan yang mustahil”, sebuah refleksi mendalam akan dedikasinya selama satu dekade memimpin Balenciaga. Koleksi ini banyak meminjam elemen dari warisan Cristóbal Balenciaga dan memadukannya dengan narasi personal: mulai dari inspirasi Elizabeth Taylor, siluet bourgeoisie yang tegas, hingga detail bordir yang mengingatkannya pada masa kecil.

Tentu saja, kehadiran model dengan Parkinson disease bukan hanya simbol keberagaman tubuh, melainkan juga bentuk penghormatan terhadap kemanusiaan dalam mode, bahwa keindahan sejati tak selalu datang dari kesempurnaan fisik, melainkan dari cerita yang dibawa oleh mereka yang memakainya.

Dengan berakhirnya 54th Couture Show, Demna resmi mengakhiri perjalanannya di Balenciaga dan bersiap melanjutkan kariernya di Gucci. Posisi kreatif di Balenciaga kini diserahkan kepada Pierpaolo Piccioli, yang dikenal lewat karya-karyanya di Valentino.

Balenciaga 54th Couture bukan hanya menjadi penanda akhir dari satu era penting dalam sejarah rumah mode ini, tetapi juga menjadi pernyataan kuat bahwa panggung couture bisa dan seharusnya menjadi ruang untuk semua.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Lifestyle | Fashion|