BVLGARI Serpentine Top Handle, Wearable Art Elegan dengan Sentuhan Teknik Perhiasan

Fimela.com, Jakarta Ada sesuatu yang istimewa ketika dunia high jewelry bertemu dengan fashion. Kala kilau batu mulia dan presisi logam bertransformasi menjadi karya yang bisa dikenakan, hasilnya bukan sekadar aksesori, melainkan wearable art yang menyatu antara estetika dan teknik.

Di sinilah BVLGARI kembali membuktikan warisannya lewat Serpentine Top Handle Bag, bagian dari koleksi Spring-Summer 2026 “High Craft”, yang membawa ikon legendaris Serpenti ke ranah baru: dari perhiasan menjadi tas tangan.

Sejak pertama kali muncul dalam bentuk jam tangan Tubogas pada era 1940-an, Serpenti telah menjadi simbol dari transformasi, keabadian, dan kekuatan feminin. Motif ular yang melingkar lembut ini merepresentasikan perubahan dan pembaruan tanpa akhir, sebuah filosofi yang kini dihidupkan kembali dalam bentuk yang berbeda namun tetap berjiwa sama.

Kini, di bawah arahan Mary Katrantzou sebagai Creative Director Leather Goods & Accessories, Serpenti berevolusi menjadi Serpentine Top Handle, tas yang tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap gaya, tetapi juga menampilkan keindahan craftsmanship ala perhiasan BVLGARI (wearaKini, di bawah arahan Mary Katrantzou sebagai Creative Director Leather Goods & Accessories, Serpenti berevolusi menjadi Serpentine Top Handle, tas yang tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap gaya, tetapi juga menampilkan keindahan craftsmanship ala perhiasan BVLGARIble art). Transformasi ini menandai babak baru perjalanan ikon tersebut: melintasi batas antara fine jewelry dan fashion accessories.

Lewat proyek “Serpenti in Conversation”, Mary Katrantzou membuka ruang kolaborasi lintas disiplin. Untuk edisi perdana, ia menggandeng Géraldine Guyot, Creative Director dari brand Parisian DESTREE, yang dikenal lewat gaya arsitektural dan artsy silhouette-nya.

Keduanya menciptakan interpretasi baru Serpenti, sebuah dialog kreatif antara warisan Romawi BVLGARI dan semangat kontemporer DESTREE. “Saya ingin menjadikan kolaborasi ini bukan sekadar reinterpretasi, tapi percakapan terbuka antara Serpenti dan para kreator yang saya kagumi,” ungkap Katrantzou.

Guyot sendiri membawa sentuhan khasnya lewat passementerie metalik, inspirasi dari teknik hias bordir tradisional yang diubah menjadi detail logam artistik. Hasilnya: top handle berlekuk seperti tubuh ular, dipahat menggunakan teknik elektroforming, proses mutakhir dari dunia perhiasan yang membuat logam terasa ringan, presisi, dan berkilau seperti karya seni.

Dibuat dari nubuck leather dan satin yang lembut, Serpentine Top Handle memadukan tekstur sensual dengan kemewahan struktur metaliknya. Gagang tasnya tak sekadar hiasan, tetapi perwujudan dari filosofi BVLGARI: beauty through craftsmanship.

Melalui proses elektroforming, logam dibentuk dengan ketelitian layaknya pembuatan cincin atau gelang, membuktikan bahwa keahlian perhiasan BVLGARI kini hidup di medium baru. Setiap detailnya, dari bentuk S-handle hingga kurva lembut di permukaan tas, terasa seperti serpihan dari dunia high jewelry yang “menjelma” menjadi aksesori mode.

Koleksi ini ditawarkan dengan harga berkisar antara €15.500 hingga €21.000, tergantung pada versi dan material yang digunakan, menjadikannya bukan sekadar tas, melainkan investasi seni dalam wujud fungsional.

Peluncuran koleksi “High Craft” digelar di Paris dalam atmosfer yang memadukan elemen klasik dan modern. Instalasi berhiaskan kristal dan pencahayaan dinamis menciptakan pengalaman multisensorial, menggabungkan tekstur kulit, pantulan logam, dan kilau cahaya.

Dari antara tamu yang hadir, sorotan juga tertuju pada Raisa Andriana, yang tampil menawan mengenakan Serpenti Cuore Bag berwarna Light Amethyst. Kehadirannya menjadi simbol bagaimana Serpenti tak hanya milik runway, tapi juga hidup dalam gaya pribadi perempuan masa kini.

Kolaborasi antara Mary Katrantzou dan Géraldine Guyot bukan sekadar menyatukan dua nama besar, tetapi juga dua visi tentang keindahan. Keduanya melihat tas bukan sekadar objek fungsional, melainkan ekspresi emosi dan kekuatan perempuan.

“Bagi kami, tas bukan hanya aksesori. Ia adalah perpanjangan dari diri, sesuatu yang memberi rasa percaya diri,” ujar Mary. Dan itulah esensi dari Serpentine Top Handle, sebuah karya yang memadukan keberanian desain, kemewahan teknik, dan makna simbolis dari seekor ular yang tak pernah berhenti bertransformasi.

Dengan Serpenti in Conversation, BVLGARI menunjukkan bahwa warisan bisa terus hidup melalui dialog lintas generasi dan disiplin. Serpentine Top Handle bukan hanya tas mewah, tapi bukti bahwa high craft di abad ke-21 adalah tentang emotion, evolution, and empowerment.

Di tangan dua perempuan visioner, BVLGARI tak hanya melanjutkan tradisi, tapi juga menciptakan masa depan di mana perhiasan dan mode berpadu menjadi karya seni yang bisa dikenakan, sebuah wearable art sejati.